Oleh : Mauli Azzura
Ada dua kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat yang berukuran 6x6 meter. Kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin, di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sudah ada sejak 2012. Kerangkeng itu diketahui ketika operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) beberapa waktu lalu.
Kedua sel itu diisi 27 orang yang setiap hari bekerja di kebun sawit. Saat pulang bekerja, mereka akan dimasukkan ke dalam kerangkeng lagi. (Kompas.com 25/01/2022)
Penyelidikan dilakukan setelah adanya laporan temuan kerangkeng manusia di dalam rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin saat sang bupati terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). inisiatif pembangunan tersebut berasal dari Terbit Rencana Peranginangin sendiri.
Sungguh ironi, bila mendapati manusia dikurung, di bekerjakan tanpa di gaji dan kembali di kurung lagi demi kemanfaatan majikan, seolah perbudakan berlaku di dalamnya. Namun yang lebih ironis lagi ialah, dari 27 orang yang ditemukan, adalah mereka yang diantar oleh orang tua nya sendiri dengan alasan rehabilitasi dan kenakalan remaja.
Sungguh disayangkan bila di dunia ini saat pemeluk Islam kian menjadi mayoritas, tapi kedzoliman masih saja terus di pertontonkan. Tidak kah geram para umat Islam ketika mengetahui ada manusia yang hidup dalam kerangkeng, disuruh bekerja tanpa gaji dengan dikurung ? Layaknya perbudakan yang tidak manusiawi.
Islam datang secara bertahap menghapus perbudakan, seharusnya kita bangga kalau Islam telah menyadarkan bahwa derajat manusia semua sama. Manusia telah mendapatkan kemuliaan di antara para makhluk yang telah Allah ciptakan bertebaran di muka bumi. Sesuai Firman Allah,
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا
"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."
(QS. Al-Isra' 70)
Namun benar-benar kedzoliman yang nyata, dimana ketika hidup di era kemerdekaan yang dimana sebagai warga negara memiliki hak yang sama, namun dijadikan kemanfaatan untuk memperbudak manusia lain nya.
Inilah bukti nyata kehidupan di era kapitalis, dan ini baru yang terbongkar kesekian kali, masih kah kita percaya pada kekuasaan dan hukum manusia yang tidak manusiawi?. Lantas bagaimana bila diantara 27 orang tersebut adalah saudara dekat kita? Masihkah kita akan terus memaklumi kedzoliman yang menimpa sesama manusia?.
Sungguh tiada kemakmuran dan kenyamanan bagi seluruh rakyat bila kapitalisme masih berkuasa. Hukum dan aturan buatan manusia tidaklah menjadi solusi yang bahkan hanya dengan materi mampu membeli hukum dan aturan yang berlaku. Maka keadilan hanya akan mampu tercipta kala hukum syariat Islam ditegakkan, maka hukum Allah lah yang akan berlaku, yang akan memiliki kekuasan tertinggi memberikan hukuman pada kedzoliman yang terjadi.
Syariat Islam tidak akan bisa dijalankan dengan baik dan efektif (sempurna) tanpa adanya kekuasaan. Allah SWT sesungguhnya telah menciptakan manusia ini dengan karakter sosial artinya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa manusia yang lainnya. Oleh karena itu berjamaah adalah sebuah keniscayaan yang di wajibkan oleh Islam. Dan kekuatan tertinggi dari jamaah adalah negara.
Ketika manusia semakin bertambah dan semakin banyak maka butuh aturan agar manusia tetap dalam fitrahnya. Karena tanpa aturan, manusia akan berbuat sesukanya sesuai dengan keinginannya, meskipun keinginan itu buruk dan dzalim terhadap orang lain.
Bayangkan bila kemudian kekuasaan tanpa agama (sekuler)? Jelas sangat mengerikan. Bila seseorang tanpa agama akan terbatas kedzaliman yang ia lakukan, dan bila kekuasaan tanpa agama, bisa jadi kedzaliman yang diperbuat nyaris tanpa batas. Kita harus segera kembalikan fitrah manusia untuk bernegara yang baik dengan dasar agama yang benar (Islam)
Wallahu a'lam Bishowab