Oleh: Rosmini
(Muslimah Karawang)
Surga adalah tempat yang dijanjikanNya bagi orang- orang mukmin yang taat kepada Allah dan RosulNya. Tempat yang sangat dirindukan oleh umat muslim yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata keindahan dan kenikmatan di dalamnya. Sungguh hanya orang orang yang beruntunglah yang dapat menikmatinya kelak.
Sedang taqwa adalah perbuatan atau aktivitas yang secara fisik atau zohir taat kepada Allah dan semata hanya mengharapkan keridhaanNya. Ketika standar perbuatan kita mengharapkan keridhaan Allah maka bisa jadi kita adalah bagian dari orang-orang beruntung itu.
Namun, disaat sekarang sangatlah berat untuk bisa taat sepenuhnya kepada Allah. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor lingkungan, pergaulan dan yang lebih berpengaruh adalah sistem atau peran negara dalam membentuk benteng keimanan umat.
Kita hidup diera yang jauh dari sistem Islam setelah runtuhnya Khilafah perisai Umat, tidak ada jaminan fasilitasi untuk bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan padaNya. Kita justru dipaksa untuk berbaur atau hidup dalam kubangan lumpur dosa. Kemungkaran seperti hal biasa, kemaksiatan yang selalu dipertontonkan tanpa ada rasa malu. Sungguh sangat miris kehidupan dalam sistem kufur.
Mengapa permasalahan takwa ini menyentuh ke sistem? Bukankah ibadah hanya dilakukan di rumah? Karena sistem yang mengatur kehidupan masyarakat dan bernegara dan sistem juga mengatur segala aspek-aspek kehidupan. Bahkan sistem juga yang bisa membuat masyarakat taat untuk patuh terhadap aturan.
Bagaimana mungkin manusia bisa mengatur manusia yang lain jika dirinya saja lemah dan serba terbatas. Segudang bukti keterbatasan manusia, diantaranta adalah ketidaktahuan dia atas apa yang akan terjadi pada dirinya esok, manusia saling membutuhkan satu sama lain dan manusia juga belum bisa menuntaskan masalah sampai keakarnya.
Lantas, apakah bisa manusia membuat aturan dengan keterbatasannya tersebut? Sungguh aturan yang hakiki hanyalah aturan Dari Allah SWT saja.
Jika penerapan aturan Allah dilaksanakan maka mustahil seorang bisa melakukan kemaksiatan dengan leluasa mustahil bagi individu untuk melakukan penyimpangan dengan bebasnya. Dengan menerapkan aturan Allah juga Taqwah itu bisa mudah kita raih, mudah untuk kita bisa melaksanakan segala syariat Islam.
Tetapi kenyataan pahit yang harus kita alami sekarang adalah dijauhkannya sistem Islam dari umat. Banyak sendi-sendi kehidupan seperti pendidikan, sosial, ekonomi dan lainnya tidak diatur oleh syariat termasuk kepada “IBU". Ibu adalah sosok yang bisa mewujudkan ketaatan seorang anak kepadaNya.
Beratnya mendidik anak dalam sistem saat ini, beratnya menjaga anak agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan, benar-benar menjadi tantangan besar dalam mewujudkan generasi bertaqwah. Namun demikian, itu bukanlah alasan untuk kita agar jauh dari Allah. Dengan segala tantangannya kita tetap berusaha taat kepadanNya.
Semua permasalahan hidup kita anggap tantangan dan ujian dalam mencapai Ridho Allah, kewajiban manusia tetap harus bertakwa dengan tetap taat akan aturan Allah. Membuktikan cinta kita padaNya lewat perantara berbakti kepada kedua orangtua dan selalu melibatkan Allah dalam setiap aktivitas sehari-hari.
Lantas, apa yang perlu lakukan saat ini untuk membuktikan bahwa kita berikhiar dalam mewujudkan takwa, yaitu:
Pertama istiqomah, taat pada Allah dalam kondisi apapun dan dimanapun, melakukan ibadah dengan konsisten.
Kedua berteman, dengan siapa berteman bisa mempengaruhi ketaatan kita dengan demikian carilah teman yang bisa mengajak pada kebaikan dan saling mengingatkan pada keburukan.
Karena berteman dengan siapa berpengaruh dengan keimanan seseorang. Seperti sabda Rasulullah “jika ingin melihat keimanan seseorang maka lihatlah dengan siapa dia berteman” (HR. Muslim)
Dengan demikian ketakwaan tiap individu pun bisa diraih. Wallahua'lam.
Tags
Opini