Sistem Sekuler Tumbuh Suburkan Penista Agama




Oleh : Ummu Al-Khayr

Kembali terjadi, dugaan perbuatan menistakan agama oleh publik figur yaitu seorang politisi partai Ferdinan hutahaen. Namun anehnya, Menag Gus Yaqut mendadak bela Ferdinand Hutahaean. Warga diminta Tabayyun dan jangan melontarkan cacian.

Ucapan itu muncul terkait cuitan kontroversial Ferdinand Hutahaean di Twitter yang dianggap menghina agama.
Menurutnya, sangat mungkin karena Ferdinand mualaf dan belum memahami agama Islam secara mendalam, termasuk dalam hal akidah.

Gus Yaqut meminta semua cooling down. Masyarakat diajak menghormati proses hukum dan tidak buru-buru menghakimi Ferdinand Hutahaean.

"Saya mengajak masyarakat untuk tidak buru-buru menghakimi Ferdinand. Kita tidak tahu apa niat sebenarnya Ferdinand mem-posting tentang Allahmu Ternyata Lemah," ujar Gus Yaqut dalam keterangan di laman Kemenag, Jumat, 7 Januari 2022.

Jika ini ada ketidaktahuan, Gus Yaqut menilai Ferdinand butuh bimbingan keagamaan, bukan cacian.

Untuk itu, klarifikasi (tabayyun) pada kasus ini adalah hal yang mutlak. WartaEkonomi.co.id, (9/01/22)

*Akar Masalah*
Bukan kali ini saja terjadi.   Kasus menistakan agama bak tumbuh subur di negeri yang justru mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia.  
Tentu kita ingat dengan kasus al maidah (ahok), sari konde sukmawati, ungkapan "Tuhan bukan orang Arab" dan tentu masih banyak kasus  penistaan agama lainnya yang mirisnya lagi justru dilakukan oleh pejabat publik. 

Tak diragukan lagi. Penerapan sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Telah menjadi biang kerok tumbuh suburnya para penista agama. Tolok ukur perbuatan/ perkataan bukan disandarkan pada halal/ haram. Dengan dalih kebebasan berpendapat dan berekspresi serta penerapan hukum yang tidak tegas. Telah menjadikan munculnya kasus penistaan agama bak mati satu tumbuh seribu.  

Fatalnya lagi dengan kurikulum pendidikan sekuler dan gencarnya moderasi beragama oleh pemerintah hari ini. Seolah kita sedang mempersiapkan untuk memproduksi manusia-manusia sekuler yang berpotensi menjadi seorang penista agama. Tak melihat lagi apakah dia seseorang yang berpendidikan tinggi atau pintar dalam bidang akademik atau seorang pejabat publik. Demikian karena sistem sekuler hari ini menjadikan seseorang tak mampu memahami hakikatnya sebagai seorang hamba.

Pembelaan oleh Menag kepada Ferdinan Hutahaen. Terlebih lagi ini bisa menimbulkan kegaduhan yang lebih besar ditengah masyarakat. Bila dibiarkan terjadi, tentu akan terus muncul kasus serupa. Kita diminta untuk tabayyun lalu pelaku cukup mengaku khilaf dan minta maaf. Selesailah perkara.

*Solusi Islam*
Sistem sekuler hari ini telah gagal melahirkan manusia-manusia yang mampu memahami hakikatnya sebagai seorang hamba. cara pandang yang keliru mengenai kehidupan menjadikan manusia merasa bebas untuk berbuat/ bertindak tanpa memikirkan apakah itu sesuai dengan apa yang diturunkan oleh sang Khalik. Maraknya kasus penistaan agama tak serta merta ada begitu saja. Selama sistem Kapitalisme dengan cara pandang sekuler masih diterapkan di tengah-tengah umat. Selama itu pula kasus penistaan agama menjadi sebuah keniscayaan. 

Sudah saatnya mencampakkan sistem fasad kapitalisme-sekuler, lalu menggantinya dengan syariat Islam secara kaffah. Akidah umat akan dikuatkan bahkan sedari usia dini melalui penerapan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Hukum Islam yang tegas dan mampu memberi efek jera akan dijatuhkan bagi siapapun yang berani menistakan agama. Dengan demikian bukan hal mustahil kasus penistaan agama mampu ditumpas dengan tuntas.

Wallahu 'alam Bishshawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak