Oleh Waryati
(Ibu Rumah Tangga)
Harga kebutuhan pokok di pasaran terus merangkak naik. Mulai dari telur, minyak goreng dan cabai mengalami kenaikan harga di luar batas nalar. Betapa tidak, harga telur telah menembus 30.000 per kilogram, cabai 100.000 per kilogram, dan minyak curah mencapai lebih dari 18.000 per kilogram.
Sudah lazim dilakukan jika di awal tahun setiap orang memanjatkan do'a terbaik bagi kehidupannya. Termasuk do'a terpenuhi segala kebutuhan dan dimudahkan dalam banyak hal. Ironisnya, setiap awal tahun justru kado pahit yang didapat rakyat. Berbagai kesempitan hidup menimpa mereka dan yang rutin terjadi adalah melambungnya harga-harga kebutuhan pokok tanpa pernah tertangani. Hal ini menyebabkan kesulitan juga kekhawatiran bagi kalangan ekonomi bawah. Karena mereka merasa tidak sanggup memenuhi kebutuhan keluarganya secara maksimal.
Berbeda dengan pendapat Peneliti Caro Indonesia, Dwi Andreas. Menurut beliau, walaupun harga-harga komoditas telah melewati batas harga psikologis, namun rakyat tak perlu khawatir. Sebab, harga-harga tersebut akan kembali menurun di awal Februari.
Kendati demikian, bagi masyarakat bawah, menghadapi situasi semacam ini dalam waktu hampir dua bulan lamanya bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi pedagang kecil yang menggunakan komoditas barang tersebut. Alih-alih mendapatkan keuntungan, sekadar untuk balik modal saja sudah susah payah. Kondisi ini kian memperparah keadaan dan berdampak pada menurunnya kesejahteraan rakyat.
Kenaikan harga sembako di pasaran berulang terjadi. Seolah sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang awal tahun dan hari besar lainnya. Seharusnya, pihak pemerintah mampu membaca situasi dan melakukan antisipasi. Dengan memantau harga-harga supaya hal serupa tidak terjadi. Dengan demikian, harga komoditas tetap terjaga sekaligus meminimalisir pihak-pihak yang ingin bermain curang. Namun nyatanya, Hingga kini belum ada solusi yang dilakukan pemerintah guna menormalkan kembali harga-harga yang tak terkendali. Entah dengan alasan sebab cuaca atau pun permintaan pasar yang tinggi.
Dalam hal ini, hendaknya pemerintah melakukan upaya-upaya dan menurunkan harga komoditas kebutuhan di pasaran sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada rakyat. Sudah lah kondisi rakyat terhimpit karena pandemi, ditambah merangkaknya harga-harga membuat rakyat kian susah. Kendatipun dalam beberapa wilayah, pemerintah setempat telah melakukan kegiatan pasar murah. Namun itu belum menjangkau keseluruhan masyarakat yang membutuhkan dan solusinya hanya bersifat sementara.
Adapun para spekulan yang selalu memanfaatkan situasi dengan menaikkan harga-harga demi mendapat keuntungan pribadi, maka pemerintah harus bersikap tegas dan menindaknya. Mengawasi saja tanpa ada tindakan pasti, sama saja dengan melakukan pembiaran terhadap mereka. Padahal, perbuatan mereka berpotensi menambah angka kemiskinan dan merugikan banyak pihak.
Tak dipungkiri, saat negera menerapkan sistem kapitalisme yang tegak atas asas sekularisme, kepekaan terhadap sesama menjadi hal langka. Berbagai kesulitan yang dihadapi rakyat dianggap biasa. Untuk mengatasinya pun negara memasrahkan pada masing-masing individu. Inilah buah sistem kapitalisme yang menjunjung tinggi kebebasan dan menjadikan profit sebagai tujuannya. Absennya negara dalam menangani krisis pangan dan moral bukti ketidakseriusan pemerintah meriayah rakyat.
Di lain pihak, para pemilik modal diberikan keleluasaan melebarkan sayap bisnis, sekalipun berpotensi merugikan rakyat. Kenapa, karena korporasi dianggap teman sejati dan rakyat hanya sebagai lahan tuk meraih keuntungan sebanyak mungkin. Di sinilah salah satu letak kerusakan yang dimiliki sistem kapitalisme. Fungsi negara sebagai periayah ummat menjadi mandul karena kekuasaan sebatas meregulasi kepentingan pebisnis.
Sangat berbeda dengan sistem Islam yang tegak di atas paradigma kepemimpinan yang sahih. Kekuasaan dianggap amanah dan pemimpin harus menunaikan setiap kewajiban terhadap rakyat. Bertanggung jawab penuh atas segala problematika di tengah ummat. Menindak, mengadili dan menghukum siapa pun tanpa pandang bulu, saat mengetahui tindak kejahatan yang dilakukan oknum masyarakat.
Sejatinya, Islam adalah sistem sempurna yang memiliki beragam solusi atas setiap permasalahan yang terjadi. Jika diterapkan secara kafah niscaya memberikan kesejahteraan, perlindungan dan keadilan bagi setiap insan manusia.
Wallahu a'lam bishawwab