Pendidikan Berbasis Islam Merupakan Pilihan



Oleh : Rindoe Arrayah

             Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini berlangsung hingga kini, di mana pendidikan yang nantinya juga bisa menjadikan sebuah bangsa berjaya. Dalam pendidikan inilah para generasi akan diajarkan tingginya sebuah peradaban.

Tanpa terasa, proses pendidikan telah memasuki pembelajaran semester 2. Pemerintah menghimbau agar pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Tentunya hal ini disambut baik oleh peserta didik, terutama orangtua mengingat selama ini pembelajaran dilakukan secara daring, dan tidak maksimal atau kurang kondusif. Akan tetapi, pemerintah menyodorkan kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum prototipe. Kurikulum prototipe, adalah kurikulum lanjutan yang dilakukan pasca pandemi. Hanya saja, masih banyak yang mempertanyakan dampak dari kurikulum yang disodorkan oleh Kemendikbud tersebut.

Kebijakan yang diambil pemerintah ini telah menimbulkan perdebatan tentang masalah kesenjangan, atau dampak dari kurikulum prototipe, mengingat banyaknya kesenjangan mutu antar sekolah dan daerah. Hal ini terjadi disebabkan oleh Kesenjangan sosial,ekonomi, wilayah dan kelompok. Dari hasil riset menunjukkan, pembelajaran literasi dan numerasi siswa yang tinggal di wilayah Indonesia timur, mengalami ketertinggalan 8 bulan dibanding dengan siswa yang tinggal di wilayah barat, bahkan siswa yang tidak memiliki fasilitas belajar seperti buku teks, tertinggal 14 sampai 20 bulan (detiknews.com, 27/12/2021).

Peristiwa ini semakin memperparah kesenjangan dengan adanya pandemi yang mengharuskan pembelajaran secara daring, terutama bagi mereka yang tidak memiliki perangkat digital dan akses internet. Dari data PISA menyebutkan sekolah yang melayani keluarga miskin tertinggal 3 sampai 4 tahun pembelajaran dibandingkan sekolah dari siswa kelas mampu atau sosial, ekonomi atas.

Kurikulum prototipe yang ditawarkan oleh Kemendikbud merupakan pilihan bagi sekolah dalam mengatasi kehilangan pembelajaran atau learning loss dan mengakselerasi transformasi pendidikan nasional. Hal tersebut diungkapkan oleh anggota komisi X DPR RI  Syaiful Huda, menurutnya Kurikulum prototipe memuat lebih sedikit materi, dilengkapi dengan perangkat yang memudahkan guru melakukan diferensiasi pembelajaran. Misalnya, Kemendikbudistek akan menyediakan alat asesmen diagnostik untuk literasi membaca dan matematika, serta membekali guru, dengan berbagai contoh modul, yang bisa diadopsi atau diadaptasi sesuai konteks  (Kompas.com, 30/12/2021).

Kebijakan yang ditawarkan pemerintah terkait dengan kurikulum di atas justru akan semakin memperburuk kesenjangan dan menunjukkan lepasnya negara dari penjaminan mutu dan kualitas pendidikan. Pemaparan fakta di atas, menunjukkan betapa buruknya sistem yang dihasilkan oleh sekularisme, sebuah paham yang memisahkankan agama dari kehidupan dan negara dan bertumpu pada materialistic serta kapitalistik. Kurikulum disusun hanya untuk membuka peluang dalam menghasilkan uang atau materi semata, sehingga kurikulum pun berubah-ubah seperti harga sembako. Minimnya peran negara pada sistem ini menunjukkan betapa negara berfungsi hanya sebagai penyambung bukan pengayom dan penanggung jawab. Karena itu, sudah semestinya negara mengambil solusi yang pasti kesahihannya, yaitu sistem Islam.

Dalam sistem pendidikan Islam, kurikulum pendidikan akan disusun berlandaskan pada akidah Islam. Pendidikan baik pengajaran dan metode penyampaian tidak akan ada penyimpangan dari asas akidah Islam. Tujuan pendidikan pada sistem ini memiliki asas penting; pertama, memiliki kepribadian yang Islam. Kedua,handal menguasai pemikiran Islam. Ketiga, handal menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Keempat, memiliki keterampilan dan daya guna. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta keterikatannya pada syariat Islam, sehingga peserta didik akan melaksanakan kewajiban, dan terhindar dari kemaksiatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, sistem Islam akan menghasilkan generasi yang berkepribadian islami dan mulia, serta akan paham dalam menjalani kehidupan, sehingga generasi yang dihasilkan adalah generasi yang cemerlang, berkualitas dan berkepribadian Islam dalam keilmuan. Allah Swt berfirman:

"Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)

Hanya saja, semua itu akan terwujud manakala syariat Islam yang dijadikan sebagai pemutus segala problematika, tak terkecuali terkait masalah kurikulum pendidikan bagi umat. Untuk itu, sudah selayaknya kita bersemangat dalam berdakwah demi mewujudkan penerapan syariat-Nya di muka bumi ini agar kesejahteraan dan keberkahan bisa dirasakan.

Wallahu a'lam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak