Oleh : Afrin Azizah
Semakin menganga bentuk asli dari sistem kapitalis yang dibalut dengan nama demokrasi. Penguasa semakin menumpuk hartanya dan masyarakat kecil semakin mengecil perutnya. Pandemi Covid-19 yang masih menjadi momok dari setiap kalangan masyarakat. Orang miskin yang masih belum bisa memenuhi rasa laparnya dihari itu, ditambah lagi masih diharuskan membeli masker dan dikenanya denda bagi yang tidak menggunakan masker. Masyarakat harus bagaimana lagi untuk suaranya bisa didengar oleh penguasa?
Penguasa yang masih bisa makan dengan tenang tanpa menghiraukan diluar sana ada rakyatnya masih banyak yang kelaparan, kehujanan, bahkan dimusim penghujan yang berakibat banjir dimana-mana. Kebijakan – kebijakan para penguasa yang masih memikirkan keuntungan bagi para pemilik modal dan selalu merugikan bagi para rakyat kecil.
Kebijakan pemerintah yang seakan mengayomi masyarakat malah sebaliknya, membuat masyarakat jauh dari agamanya jauh dari Tuhannya. Moderasi yang seolah menjadi solusi akan tetapi memiliki tujuan khusus demi semakin liarnya sistem sekuler liberal. Maka semakin jauhlah kesejahteraan umat yang pernah bernaung di Bumi selama berabad-abad dalam naungan khilafah.
Toleransi yang digadang-gadang menjadi sangat sensitive dalam masyarakat muslim dalam naungan sistem khilafah yang mengharuskan memeluk Islam bagi non muslim. Sangat tidak masuk akal.
Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 256 :
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ
“Tidak ada paksaan dalam memeluk agama (Islam).”
Dan ada juga berbagai opini yang mengusung bahwa dalam sistem khilafah tidak ada agama lain selain Islam, tentu itu tidak benar adanya.
Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al Khafirun ayat 1-5 :
قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ ١ لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ ٢ وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ ٣ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٞ مَّا عَبَدتُّمۡ ٤ وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ ٥ لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ ٦
(1)Katakanlah, “Hai orang-orang kafir. (2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. (5) Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (6) Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.”
Banyak sekali opini buruk dalam diterapkannya syariat Islam dalam naungan khilafah, akan tetapi semua itu terbantahkan dengan bukti dari kesejahteraan yang dihadirkan dan masih dimanfaatkan sampai dengan saat ini. Seperti penemu angka “0” yakni Al Khawarizmi yang hidup pada masa khalifah Abbasiyah Al-Ma'mun, Al-Mu'tashim dan Al-Watsiq yang dikenal sebagai masa keemasan ilmu pengetahuan di daerah Arab. Dan ada juga khalifah Umar ibn Abdul Aziz terkenal sangat perhatian dengan rakyatnya yang ketika itu tidak ada lagi orang yang mau menerima zakat karena rakyatnya yang sejahtera. Khalifah Ummar bin Khattab yang memanggul sendiri makanan untuk rakyatnya yang sedang kelaparan.
Tidak seperti sistem kapitalis saat ini yang masih berpihak pada pemilik modal dan mengenyangkan perutnya sendiri. Tentu kita merindukan sekali sistem yang benar-benar meri’ayah rakyatnya yakni tentu di tegakkannya syariat Islam dalam naungan Khilafah.