Oleh : Pina Purnama, S.KM
Tes wawasan kebangsaan menyasar ASN berdalih Moderasi beragama memicu kontroversi diberbagai kalangan, Berikut ini sederet contoh soal TWK KPK yang memicu kontroversi: "pilih mana Al-Quran atau Pancasila mengingatkan saya pada pertanyaan tes wawasan kebangsaan KPK, "tulis Febri melalui akun Twitternya @,Febridiansyah, Selasa(1/6/2021) "sampai hari ini tidak ada penjelasan yang clear dari penyelenggara tes tentang pertanyaan-pertanyaan kontroversi tersebut. Wawasan kebangsaan apa yang dikehendaki? Sungguh menyedihkan, "ujarnya.
Seorang pegawai perempuan KPK yang menjadi sumber informasi detikcom menyampaikan salah satu contoh soal TWK KPK yang diujikan, ia ditanya perihal jilbab, bila enggan melepas jilbab, pegawai perempuan itu dianggap lebih mementingkan diri sendiri. Pegawai perempuan KPK lainnya mengaku ditanya urusan pribadi diapun heran atas ragam pertanyaan itu. (News.detik.com, 2/6/21)
TWK KPK menggambarkan profiling ASN sejalan arus moderasi yakni yang bisa menempatkan isu kebangsaan lebih tinggi dibanding prinsip agama.
Program moderasi beragama patut di kritisi sebagaimana Muslim moderat adalah orang yang menyebarluaskan dimensi-dimensi kunci peradaban demokrasi. Termasuk di dalamnya gagasan tentang HAM, kesetaraan gender, pluralisme, menerima sumber hukum non-sektarian serta melawan terorisme dan bentuk-bentuk legitimasi terhadap kekerasan (Angel Rabasa, Cherly Benard et all, Building Moderate muslim network, hlm. 66, RAND Corporation, 2007). Ada motif apa kah di balik program moderasi beragama?
Pada fenomena di dalam isi tes wawasan kebangsaan dihadapkan pada Al-Quran dibenturkan dengan Pancasila mana mungkin Kitab suci yang diciptakan sang maha pencipta untuk mengatur kehidupan disandingkan dengan ide buatan manusia ini sungguh di luar nalar, seharusnya mampu menempatkan posisi keimanan dengan metode berpikir disertai dalil aqli dan Dali Nash, halnya pekerjaan memakai metode ilmiah tidak apa karena hanya sarana memudahkan proses berjalan nya penyeleksian pekerja. Jika hal ini dibiarkan ada indikasi memisahkan agama dari kehidupan sehingga yang dihawatirkan islamophobia terjadi, apa salahnya jika seorang muslim ingin mengamalkan agama nya di seluruh aspek kehidupan?
Allah berfirman :" Dan sesungguhnya kami telah mendatangkan sebuah Kitab Al-Quran kepada mereka yang kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan kami menjadi petunjuk dan Rahmat bagi orang-orang yang beriman." (TQS.Al'araf : 52)
Soal sikap ASN terhadap jilbab dengan berdalih egois mementingkan diri sendiri itu tidak tepat seharus nya negara menjamin kebebasan individu dalam menjalankan perintah agama nya soal jilbab adalah perintah dari Allah landasan keimanan dalam konteks habluminannafsi ibadah hubungan nya dengan mengatur dirinya sendiri dalam hal makanan, minuman, pakaian dan akhlak Itu dijamin oleh agama, atas nama kebebasan berpendapat berdalih tuntutan pekerjaan tidak menghargai norma agama itulah bahaya nya jika diterapkan sistem kapitalisme yang akan menghasilkan krisis identitas seorang muslimah secara tidak sadar.
Dalam Islam sudah jelas wanita di muliakan dengan kehormatan nya terjaga oleh aturan syariah Islam yang mengharuskan muslimah mengenakan jilbab salah satu modal meraih tiket ke surga. Allah mengingatkan dalam firman-Nya : " wahai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha (TQS. Al ahzab [33] ;59)
Moderasi beragama yang mengancam kehidupan sosial umat islam, faktanya membahas isu LGBT berbaju toleransi kebablasan, sebagaimana tersirat dalam Permendikbud nomor 30/2021 yang jelas merusak tatanan sosial menjadi tidak sehat, betapa sejarah memberikan hikmah kepada kita atas perilaku penyuka sesama jenis yang terjadi pada kaum sodom, Allah berfirman: " Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya : "sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu ". (TQS. Al-Ankabut [29] : 28)
Sesungguhnya ini tidak relevan dengan tupoksi kerja ASN KPK namun dipaksakan untuk hadir mengingat inilah isu penting moderasi beragama yang merupakan bukti dari kerusakan menyeluruh di berbagai bidang akan sistem kapitalisme demokrasi yang disuntikan pada pemahaman umat Islam agar bisa menyuburkan pemahaman HAM, kesetaraan gender, pluralisme, sekulerisme yang mengkriminalisasi ajaran Islam bahkan simbol Islam, serta menjauhkan agama dari negara.
Kiat kiat membentengi aqidah Islam dari pengaruh Moderasi beragama diantaranya :
1. Menguatkan Aqidah Islam dengan menjadikan
Islam sebagai pedoman hidup sekaligus solusi atas berbagai problematika kehidupan.
2. Edukasi masyarakat untuk pahamkan syariat
Islam sebagai tolak ukur perbuatan
3. Budayakan amar makruf nahi Munkar di tengah kehidupan menjaga suasana keimanan.
4. Menjelaskan program moderasi beragama bukan solusi dari Islam akan tetapi bertolak belakang dari aturan Islam.
5. Menyadarkan umat akan Islam kaffahSebagai solusi hakiki agar terbentuk peraturan, pemikiran, perasaan di tengah individu, masyarakat bahkan negara.
Program moderasi beragama diberbagai bidang kehidupan muslim, bukan solusi untuk menyelesaikan masalah melainkan untuk menjegal kebangkitan umat Islam. Sudah saat nya umat sadar mengganti sistem kapitalisme buatan manusia beralih ke sistem maha karya sang pencipta yaitu sistem Islam dengan menerapkan hukum syariah secara totalitas dalam bingkai Khilafah 'alaminhaajinnubuwwah.
Wallahu'alambishawab.
Tags
Opini