Menjadi Diri dan Umat Terbaik di Tahun 2022

Oleh :  Bunda Kayyisa Al Mahira

Menapaki tahun yang baru tentu beragam asa dan harapan baru pun dipancangkan.  Setiap orang  berharap menjadi orang yang lebih baik dalam semua hal.  Untuk mewujudkannya ada dua hal yang bisa dilakukan yaitu muhasabah/evaluasi yang telah dilakukan di masa lalu dan membuat perencanaan dan resolusi ke depan dengan lebih baik. 

Muhasabah secara bahasa bermakna perhitungan. Muhasabah bisa dilakukan baik untuk diri sendiri maupun untuk kondisi umat.  Muhasabah diri artinya melakukan perhitungan atas diri sendiri atau mengevaluasi diri sendiri atas apa yang telah dilakukan di tahun sebelumnya bisa terkait dengan penghambaannya kepada Allah dan keterikatan dengan syari'atnya,  hubungan dengan sesama manusia,  tanggung jawab/ amanah yang diembannya dalam kehidupan ini dll. 

Muhasabah atas kondisi umat yaitu melakukan evaluasi terhadap kondisi umat saat ini. Umat Islam sejatinya adalah umat yang terbaik. Allah sudah berfirman di Al Qur'an surat Al Imran : 110 yang artinya " Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik". Menurut Al Qur'an surat Al Imran ayat 110 ini, agar menjadi umat dan individu yang terbaik maka harus melakukan ketaatan pada Allah dan berhukum dengan aturan Allah,  serta beramar ma'ruf dan nahi munkar. 

Faktanya umat Islam hari ini tidak menjadi umat terbaik.  Alih-alih menjadi umat yang terbaik malahan semakin terpuruk, terjerumus ke dalam jurang kerusakan kemunduran dan kehancuran. Penyebab utama dari segala kerusakan ini adalah akibat pembangkangan kepada aturan Allah SWT, syariah Islam sering dilabel negatif/ distigmatisasi. Aktivitas dakwah untuk menegakkan agama-Nya dilabel radikal dan dianggap sebagai ancaman.

Allah SWT telah berfirman di QS Ar Rum : 40 yang artinya "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). " (TQS ar-Rum [30]: 41)

Kehidupan beragama pun hari ini diserang dengan proyek besar moderasi beragama. Moderasi beragama meracuni semua kalangan yang berakibat semakin jauh umat Islam dari Islam bahkan phobia/takut dengan Islam. Inti dari moderasi beragama adalah memoderatkan ajaran Islam agar menjadi ajaran yang ramah dan menerima nilai-nilai barat. Paham moderasi beragama ini murni dari Barat. 

Para pemangku negeri ini dengan arahan barat, menentukan ajaran Islam mana yang harus dibuang dan mana yang tetap dipertahankan. Hukum-hukum Islam yang bertentangan dengan prinsip sekularisme, pluralisme, liberalisme dan demokrasi ditiadakan. Kebebasan digembar gemborkan atas nama hak asasi manusia. 

Saat ini pun kondisi rakyat semakin terpuruk dalam kubangan kemiskinan,  setelah diterpa badai pandemi,  kini mereka menjerit dalam ketidakberdayaan karena harga-harga barang kebutuhan pokok naiknya selangit.  Disisi lain pendapatan tetap bahkan cenderung berkurang.  Pemerintah negeri ini  semakin terlilit dengan hutang ribawi.  Lebih dari 6000 Triliun, maka bayi yang baru lahir di negeri ini sudah menanggung hutang sekitar 24 juta rupiah. Inilah beberapa kondisi umat Islam hari ini yang masih jauh dari harapan. 

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk keluar dari keterpurukan ini kemudian bangkit menjadi diri dan umat yang terbaik diantaranya yaitu istiqomah dalam ketaatan dan menjalankan aturan Allah dalam semua lini kehidupan.  Meskipun hal ini berat tapi masih bisa diupayakan dengan sungguh-sungguh.  Umat Islam yang berpegang teguh pada Islam saat ini seperti menggenggam bara api. 

Selanjutnya mengemban dakwah di tengah masyarakat. Dakwah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar.  Allah telah berfirman di QS An Nahl 125 yang artinya "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."

Allah juga telah berfirman di QS At Taubah : 71 yang artinya "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya".

Allah SWT juga telah berfirman di QS Fushilat :33 artinya "Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”

Inilah jalan menuju kebangkitan diri dan umat Islam agar menjadi yang terbaik. Mengamalkan Islam dan mengembannya untuk melangsungkan Islam di tengah -tengah kehidupan. Kaum muslimin harus berani menyerukan kebenaran di tengah derasnya arus kebebasan dan kemaksiatan. Kemudian berjuang dengan sungguh -sungguh agar Islam bisa diterapkan secara keseluruhan.  Maka jika Islam diterapkan secara utuh di tengah kehidupan, menjadi diri dan umat terbaik di tahun 2022  ini menjadi sebuah keniscayaan. 

Wallahu'alam Bishawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak