Oleh: Seikha Aulia Rahmawati
(Santriwati Al-Husna Cikampek Karawang)
Hai, sobat kalian pasti pernah melihat sungai?Kalau diperhatikan, ada banyak hal yang dijumpai ketika melihat sungai. Mulai dari warna airnya, kedalamannya, arusnya, benda-benda yang mengambang dan masih banyak lagi. Termasuk makhluk hidup dan benda mati. Misalnya, benda mati seperti sepotong kayu yang terapung di atas sungai. Maka kita bisa menyaksikan mereka mengikuti kemana aliran sungai membawanya.
Begitupun makhluk hidup seperti ikan yang hidup di sungai. Sekalipun ikan kecil, tapi mereka melakukan gerakan sekali pun terbawa arus sungai yang cukup deras. Tapi mereka bisa mempertahankan posisinya, bahkan melawan arus yang ada. Intinya ikan yang hidup punya arah tersendiri dalam gerakannya.
Lantas, bagaimana manusia menjalankan kehidupan ini? Apakah selama ini sudah punya arah tujuan? Ataukah selama ini cuman ngejalanin hidup dengan cara ngikutin orang lain? Gak ngerti apa tujuan hidup di dunia, mencari apa dan mau ngapain? mestinya manusia melakukan suatu perbuatan dalam dirinya, supaya hidup ada tujuannya. Dengan cara memahami terlebih dahulu "siapa sih sebenernya jati diri kita ini?"
Who Is Jati Diri?
Ketidaktahuan atau ketidakjelasan tentang jati diri ini memang ngak lepas dari kehidupan para remaja. Berbagai berita tentang remaja zaman sekarang ternyata masih banyak yang bingung dengan jati dirinya. Mulai dari maraknya tawuran antar pelajar, kebiasaan ngeceng di pinggir jalan, pacaran, aborsi dan masih banyak kemaksiatan lain yang dilakukan remaja. Dengan fakta-fakta di atas bisa disimpulkan banyak kalangan remaja yang gak ngerti dengan jati diri mereka sesungguhnya. Siapa, apa tujuan hidupnya, bagaimana cara meraih tujuan tersebut, dan apa yang mesti lakukan.
Ketika bicara tentang jati diri. Maka, harus tau dulu tentang diri kita dan kehidupan yang kita jalani. Menjalani hidup diibaratkan melakukan sebuah perjalanan. Seseorang yang mau berpergian haruslah tergambar dalam benaknya terlebih dahulu, kenapa harus berpergian, untuk apa, hendak menuju kemana, dan gimana caranya supaya dapat sampai tujuan tersebut.
Begitu pula gambaran tentang menjalani hidup, kalau manusia belum memahami siapa dirinya? Apa tujuan hidupnya? Dan belum tau juga gimana caranya sampai ke tujuannya tadi? Maka dia akan tampil seperti orang yang sedang kebingungan, ke sana kemari tapi tidak jelas mau kemana, hidupnya mengambang dan gampang banget kebawa arus orang-orang di sekitarnya, remaja sekarang bilang "udahlah ikutin aja alurnya".
Nah, Karena pencarian jati diri adalah satu langkah awal sebelum kita menentukan kapan kita harus melangkah. Dengan kata lain, kejelasan jati diri adalah langkah awal bagi kejelasan masa depan hidup kita.
Berfikir adalah sebuah proses awal, pertanyaan soal jati diri kita bahwa kita ini siapa? Di dunia ini mau ngapain? Habis itu mau kemana? Kalau kita mau melihat dan memikirkan tentang diri kita, alam semesta, dan kehidupan sekelilingnya. Karena, ketika manusia itu udah mencapai aqil baligh, yakni ketika kemampuan berfikir (akal) telah sempurna. Maka dengan kemampuan berfikir tersebut, dia akan terdorong untuk memikirkan berbagai macam fakta yang ada di depannya. Misalnya ketika melihat rambut di wajah dan tubuhnya, yang berbeda tingkatan pertumbuhannya, menujukkan betapa semua itu begitu teraturnya, itu semua tidak mungkin tidak ada yang menciptakannya dan mengaturnya. Lantas, siapa aku ini?
Kalau kita mau menggunakan akal yang udah dikarunia Allah SWT kepada kita. Bahwasannya segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak mungkin ada dengan sendirinya, pasti ada Dzat yang telah menciptakannya, dimana Dzat tersebut harus berbeda dengan makhluk buatan-Nya. Dialah Tuhan Yang Maha Pencipta
Kita bisa melihat betapa teraturnya makhluk-makhluk ciptaan Tuhan ini berjalan. Demikian pula manusia, kehidupannya akan kacau dan tidak berjalan jika tidak diatur dengan aturan-aturan Sang Pencipta.
Oleh karena itu, kenapa manusia butuh seseorang yang bisa menyampaikan aturan-Nya dan menujukkan kepada manusia bagaimana menyelesaikan masalah kehidupan. Dengan menggunakan aturan-aturan hidup tadi. Seorang Rasul yang telah diutus untuk membawa firman-Nya (Al-Qur'an) yang berisi perintah dan larangan-Nya, juga ancaman dan kabar gembira-Nya. Seperti firman -Nya yang artinya
"Diturunkan kitab ini dari Allah Yang Maha Penguasa lagi Maha Bijaksana" (TQ.S Al-Ahqaf: 02)
Jadi sudah jelas bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan ini adalah dari Allah SWT dan bukan ada dengan sendirinya atau diadakan oleh sesuatu selain Allah SWT. Ini berarti manusia baru disebut beriman kepada Allah SWT, bahwa Muhammad SAW utusan Allah SWT yang membawa risalah Al-Qur'an yang semata-mata merupakan kalam (perkataan) Allah SWT. Karena kita mengaku beriman, maka konsekuensinya kita harus mengambil seluruh aturan yang telah diturunkan Allah SWT melalui Rasul-Nya untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia. Hal ini dipertegas oleh Allah SWT. Q.S Adz-Dzariat:56 yang artinya:
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku".
Lantas, bagaimana cara untuk beribadah kepada Allah SWT?
Dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Dan perlu diingat Itu adalah konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya. Jadi, perbuatan harus sesuai hukum Syara. Apakah perbuatan yang dilakukan itu diperintahkan atau yang dilarang-Nya. Dan itu semua harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Dan perlu difahami juga bahwa apa yang ada pada diri manusia tidak ada yang bersifat abadi, pasti akan berakhir. Karena semuanya akan kembali kepada Allah SWT dan siap untuk mempertanggungjawabkan apa yang udah manusia lakukan. Apakah kita gunakan untuk mengkufuri-Nya ataukah dipergunakan untuk mentaati-Nya.
Jika manusia menyadari bahwa kelak akan ditanya tentang segala apa yang sudah dilakukan di dunia ini. Maka, ditentukan nasib manusia apakah mendapatkan surga-Nya ataukah neraka-Nya.
Maka, sudah semestinay menancapkan dalam pikiran kita, bahwa _"saya harus berubah"_ Saya adalah seorang Muslim yang dihidupkan untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan seluruh apa yang diperintahkan-Nya dan dengan cara itulah saya akan bisa meraih dan sampai pada tujuan akhir saya. Mendapatkan Ridho Allah SWT satu-satunya Dzat yang bisa memberikan kebahagiaan yang hakiki.
LET'S GO CHANGE. Wallahua'lam.
Tags
Opini