Oleh : Dara Millati Hanifah, S.Pd
.
Tahun ajaran baru 2022/2023 enam bulan lagi akan dimulai. Berbagai persiapan dilakukan pemerintah maupun sekolah. Saat ini pemerintah sedang menggarap kurikulum darurat yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru nanti. Adapun nama kurikulumnya adalah kurikulum prototipe.
.
Kurikulum prototipe merupakan lanjutan dari kurikulum khusus pandemi Covid 19 atau kurikulum darurat yang diluncurkan pada Agustus 2020 lalu. Rencananya, kurikulum prototipe ini akan diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak.
.
Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, mengungkapkan bahwa penerapan kurikulum prototipe ini tujuannya untuk pengembangan karakter dan kompetensi dasar siswa yang lebih luas lagi.
Ada tiga karakteristik utama dalam kurikulum prototipe ini:
1. Pengembangan kemampuan non-teknis (soft skills)
Pada kurikulum prototipe, tidak hanya keterampilan yang berkaitan dengan bidang yang ditekuni siswa yang diajarkan, tetapi bisa lintas minat. Artinya, guru bisa memberikan tugas atau proyek kepada siswa yang sifatnya bisa lintas mata pelajaran bahkan lintas peminatan.
Untuk siswa Sekolah Dasar (SD) setidaknya bisa melakukan dua kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Sedangkan siswa SMP, SMA/SMK dapat melaksanakan tiga kali penilaian proyek.
2. Berfokus pada materi esensial. Dengan pembelajaran yang difokuskan pada materi esensial, maka ada waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. Dengan begitu, para siswa tidak tertinggal dalam kemampuan dasar tersebut.
Tak hanya itu, siswa bebas memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Hal ini didasarkan pada kurikulum prototipe yang mengedepankan pengembangan karakter dan kompetensi esensial siswa.
3. Memberikan fleksibilitas bagi guru
Dalam hal ini, guru dapat mengajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh murid. Selain itu, perencanaan kurikulum bagi sekolah dapat diatur dengan cara yang lebih fleksibel. Karena tujuan belajar yang ditetapkan dalam kurikulum prototipe ini adalah per fase, yakni dua sampai tiga tahun, untuk memberi fleksibilitas bagi guru dan sekolah. (Tempo.co, 01/01/2022)
Adapun penerapan kurikulum prototipe bersamaan dengan kurikulum darurat, yakni pada tahun ajaran 2022. Kedua kurikulum tersebut menjadi opsi yang bisa dipilih untuk diterapkan sesuai kapasitas sekolah.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomo menjelaskan, pada tingkat SMA, penerapan kurikulum protipe tidak akan memetakan siswa berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Melalui kurikulum ini, siswa kelas XI dan XII bisa memilih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya. (Kompas.com, 24/12/2021)
.
Pemangku kepentingan pendidikan Provinsi Sulawesi Barat menyambut baik opsi penerapan kurikulum baru ini. Kurikulum ini diharapkan mampu memulihkan pendidikan akibat pandemi dan membantu sekolah mengatasi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) akibat tidak optimalnya pembelajaran selama dua tahun terakhir ini.
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ratih Megasari Singkaru menyambut baik adanya opsi Kurikulum Prototipe yang dinilainya dapat mengurangi beban siswa dan guru, karena materi yang lebih sederhana dan fleksibel. (Medcom.id, 07/01/2022)
.
Zaman terus berganti, berbagai inovasi baru hadir, baik di bidang ekonomi, politik dan lain sebagainya. Tak terkecuali dunia pendidikan. Saat ini, pendidikan sudah diganti oleh teknologi. Apalagi selama dua tahun kemarin, dimana seluruh pembelajaran dilakukan melalui daring atau online. Tentu, banyak hal yang berbeda dari proses pembelajaran tersebut, terutama dalam hal kurikulum.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, Kemendikbud berencana untuk menerapkan kurikulum baru di dunia pendidikan. Kurikulum ini digadang-gadang dapat memulihkan pembelajaran yang hilang dua tahun kebelakang.
Namun sebenarnya apakah benar kurikulum tersebut mampu membuat pendidikan ini menjadi lebih baik dari sebelumnya? Mengingat, kurikulum yang terus-menerus berubah, dengan output yang tidak terukur, juga tidak menjamin siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Mengapa? Lagi dan lagi karena sistem yang digunakan saat ini masih Kapitalis. Dimana, para pemangku jabatan tertinggi terus saja mengkomersilkan pendidikan, baik di pusat maupun daerah. Berbeda halnya dengan sistem Islam.
Islam sangat mengutamakan pendidikan, terutama dalam hal kurikulum. Seperti yang terjadi di masa Abbasiyah, hampir seluruh wilayahnya berdiri berbagai lembaga pendidikan. Kemajuan lembaga pendidikan Abbasiyah tak lepas dari penataan kurikulum yang baik.
Dilansir dari Ensiklopedia Peradaban Islam karya Dr. Syafii Antonio, ada dua jenis kurikulum di madrasah saat itu yaitu kurikulum pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. Adapun materi yang diajarkan pada kurikulum pendidikan rendah adalah membaca, menulis, tata bahasa, hadis, prinsip dasar matematika, dan syair. Ada juga kurikulum yang menambahkan ilmu nahwu dan cerita kepahlawanan Islam. Kurikulum berfokus untuk menghapal Alquran dan mengkaji dasar ajaran Islam.
Sementara itu, kurikulum pendidikan tinggi dibagi menjadi dua jurusan, yakni ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Adapun, kurikulum agama terdiri dari fikih, nahwu, kalam, kitabah, dan lain-lain. Sementara itu, matematika, logika, ilmu angka, geometri, astronomi, musik, aritmatika, hukum geometri, dan sebagainya termasuk dalam jurusan ilmu pengetahuan.
Lembaga sekolah di Abbasiyah pun dibagi menjadi beberapa tingkatan. Pertama, sekolah tingkat rendah, sekolah tingkat menengah, dan perguruan tinggi. Sekolah tingkat rendah berlangsung di Kuttab. Sekolah tingkat menengah diadakan di masjid. Kemudian, pendidikan tinggi dilakukan di tempat tertentu, seperti di Baitul Hikmah di Baghdad dan Dar al-Ilm di Kairo, Mesir.
Para pelajar pada masa Abbasiyah memiliki perpustakaan besar yang bernama Baitul Hikmah. Dimana selain membaca buku, para pelajar dan masyarakat menjadikan perpustakaan sebagai tempat belajar mengajar, bertukar informasi, dan berdiskusi. (Republika, 30/01/2019)
Dari fakta diatas, kita bisa membayangkan bagaimana pendidikan di masa Abbasiyah begitu sukses menciptakan generasi yang cemerlang, bukan hanya pandai di ilmu pengetahuan umum tetapi juga pandai dalam hal ilmu agama. Semua pengaturan kurikulum yang sangat baik ini didukung oleh negara. Dimana, saat itu negara menjamin secara langsung proses pembelajaran yang terjadi di setiap lembaga pendidikan, baik dari sisi kurikulum, fasilitas hingga kesejahteraan guru.
Semua hal diatas akan mampu terulang dan tercapai, jika dan hanya jika negara mau menggunakan sistem Islam dalam segala aspek kehidupan. Karena hanya dengan sistem Islam-lah, pendidikan akan menjadi lebih baik dan mampu menciptakan generasi terbaik yang ber-akhlakul karimah serta berfikir cemerlang sesuai dengan Alqur'an dan hadits.
Wallahu a'lam bi shawab.
Tags
Opini
Betway Casino Bonus Code is MAXBONUS | ᐈ 30 Free Spins
BalasHapusCasino Review, Bonuses, septcasino.com FAQ gri-go.com & More! aprcasino New players welcome bonus $10 no casino-roll.com deposit bonus + 100% up to $1000 in Betway Casino Bonuses! sol.edu.kg