Kecanggihan Teknologi Akankah Menjadi Sebuah Solusi?




Oleh : Rindoe Arrayah

            Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat. Seperti yang  diketahui bersama, telah banyak kemajuan teknologi yang muncul. Seperti adanya teknologi internet yang dapat dipergunakan oleh hampir setiap lapisan masyarakat dalam mengakses berbagai informasi dengan mudah. 

Merebaknya wacana Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan digantikan oleh robot kian ramai bergulir. PNS akan diganti dengan robot kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Hal ini dilakukan  dalam rangka percepatan reformasi birokrasi di era kemajuan teknologi yang sedang berlangsung saat ini. Artificial Intelligence adalah salah satu bagian dari Ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan manusia. Jika robot AI sudah cerdas dan canggih, bukan tak mungkin pekerjaan yang membuat pertimbangan emosional dan etis pun dapat digantikan oleh robot AI. Sehingga bisa jadi peran manusia tidak akan dibutuhkan lagi.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara (BKN), Satya Pratama mengatakan kepada detik.com, Minggu (28/11/2012), bahwa PNS akan digantikan robot dan ke depannya pemerintah akan menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Sehingga jumlah PNS tidak akan gemuk dan akan dikurangi secara bertahap.

Dengan digantikan robot maka jumlah PNS akan lebih dirampingkan. Jika dilihat dari buku statistik ASN per Juni 2021 jumlah pegawai  Abdi Negara memang mengalami penurunan sejak tahun 2016 silam. Jumlah PNS berstatus aktif per Juni 2021 adalah 4.081.824 atau mengalami penurunan 3.320% dibandingkan dengan 31 Desember 2021. (Dilansir detikfinance.com)

Pemerintah sibuk mengikuti perkembangan zaman dan melakukan berbagai pencapaian fisik dan kemajuan teknologi. Namun sejatinya, hal tersebut tidak memberi pengaruh besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Akankah persoalan kesejahteraan rakyat terjawab dengan memangkas jumlah pekerja dan menggantikannya dengan mesin atau robot?

Hal ini merupakan sebuah wacana yang sangat memilukan. Dikarenakan seolah mampu menjadi solusi bagi negeri. Namun, justru menimbulkan masalah baru. Sudah pasti angka pengangguran pun akan bertambah. Mengingat per Agustus 2021 saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 9,1 juta orang, di samping menjadi PNS pun adalah perkara yang sulit.

Tidak bisa dimungkiri, jika sistem kapitalis sekuler ini makin memperlihatkan kebobrokannya. Tentunya, sangat berbeda dengan sistem Islam yang memandang kemajuan suatu negara tidak hanya diukur oleh pencapaian fisik dan kemajuan teknologi. Namun, kemajuan hakiki menggunakan ukuran dasar sebagaimana yang diatur oleh Islam, yaitu berupa tujuan untuk menyejahterakan setiap individu guna terciptanya ketenangan dan stabilitas hidup, serta membuka pemikiran umat dalam mencapai kebangkitan dan peradaban mulia.

Islam adalah satu-satunya  risalah yang memberikan perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan  dan teknologi. Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Selama teknologi tersebut tidak bertentangan dengan syari’at-Nya. Dengan adanya kemudahan berupa teknologi, sepatutnya dijadikan fasilitas mempermudah beribadah untuk lebih mengenal dan mengagungkan Allah Swt. 

Kerusakan yang kian hari kian tampak dalam kehidupan masyarakat akibat diterapkannya kapitalisme-sekularisme seharusnya bisa dijadikan sebagai pelajaran bahwa perlu adanya pergantian sistem kehidupan yang shahih agar tercipta kesejahteraan dan keberkahan. Sistem kehidupan yang dimaksud adalah syari’at Islam yang terbukti dalam kurun waktu 13 abad lamanya mengantarkan umat pada peradaban mulia dengan fasilitas teknologi terbaik sesuai syari’at. 

Wallahu a’lam bishshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak