Oleh Yuli Juharini
Baru-baru ini beredar sebuah tayangan di We TV yang menceritakan sebuah perselingkuhan seorang suami. Tayangan itu begitu mengharu biru bagi siapa saja yang menyaksikannya, terutama kaum hawa. Bagi kaum hawa, tidak ada yang bisa ditolerir dari sebuah perselingkuhan, apapun bentuk dan motifnya. Tayangan itu diberi judul "Layangan Putus" dan menjadi viral di media sosial.
Bernama asli Eka Nur Prasetyawati, atau yang lebih dikenal dengan nama Mommy ASF, adalah penulis dari cerita "Layangan Putus" yang sempat viral pada tahun 2019 di Facebook. Kemudian kisah itu dibuat menjadi sebuah novel pada tahun 2020.
Novel "Layangan Putus" yang ditulis oleh Mommy ASF kemudian diangkat menjadi web series dengan judul yang sama yang tayang di platfrom We TV Original mulai tanggal 26 November 2021. Dan sukses menarik banyak penggemar dalam kurun waktu beberapa hari saja. Cerita yang ada pada serial tersebut ternyata berdasarkan kisah nyata yang dialami sendiri oleh sang penulis.
Bagaimana Islam memandang hal seperti itu?
Terkait cerita pada serial "Layangan Putus" yang ternyata berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh sang penulis, terkait perselingkuhan suaminya, hingga rumah tangganya kandas. Maka Islam punya pandangan tersendiri mengenai hal itu.
Dalam Islam, sangatlah jelas, bahwa menceritakan aib pasangan sendiri itu dilarang keras. Menceritakan aib orang lain saja dilarang, apalagi aib seseorang yang telah menjadi pasangan hidup. Fungsi suami istri sebagai pakaian yang harus saling menutupi, melindungi. Sebagaimana firman Allah Swt yang artinya, "Mereka, istri-istrimu merupakan pakaian bagimu dan kamu merupakan pakaian bagi mereka" ( QS Al- Baqarah 187 ).
Larangan membuka aib pasangan, juga terdapat pada hadis riwayat Muslim. "Tidaklah seorang hamba menutupi aib seorang hamba yang lain di dunia, melainkan Allah Swt akan menutup aibnya di hari kiamat kelak."
Seorang istri salihah tidak akan mengumbar aib pasangannya, baik di dunia maya mau pun di dunia nyata. Karena hal itu akan memperkeruh suasana, dan membuat orang-orang yang tidak menyukainya akan bersorak gambira.
Masih terkait dengan kisah pada serial " Layangan Putus" seorang suami hendaknya menjaga pandangannya terhadap wanita lain. Hai ini sesuai dengan hadist riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda, "Jika engkau melihat wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu."
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk urusan rumah tangga. Tidak mudah membina rumah tangga pada era saat ini, dimana godaan akan selalu datang silih berganti. Jangan biarkan urusan rumah tangga menjadi konsumsi publik, yang akan memberikan keuntungan pada sebagian orang.
Hidup berumah tangga di negara sekuler seperti saat ini, bila tidak berpegang pada aturan yang Allah Swt berikan, maka akan terjerumus pada ketidakharmonisan dan tidak jarang kasus perceraian terjadi karena masalah ekonomi, perselingkuhan, dll.
Dalam negara sekuler yang berlandaskan sistem demokrasi kapitalis, yang dipentingkan adalah keuntungan semata. Setiap persoalan umat tidak ada solusinya.
Di satu sisi, seorang istri terpuruk karena perselingkuhan suaminya, sementara di sisi lainnya ada banyak materi yang didapat karena kisah itu diangkat menjadi sebuah series di We TV, miris.
Sesungguhnya hanya Islam yang bisa memberi solusi bagi setiap permasalahan yang terjadi pada umat.
Dalam Islam, media di daulat untuk menebar kebaikan, sarana syiar dakwah, baik di dalam maupun di luar negeri.
Media punya peran politis dan strategis sebagai benteng penjaga umat. Sehingga ketaatan kepada Allah Swt senantiasa terjaga.
Dalam Islam, negara akan senantiasa menjaga umat dari sesuatu yang unfaedah yang akan menjerumuskan umat pada perbuatan dosa. Semua itu bisa terjadi bila negara memakai sistem buatan Allah Swt yaitu khilafah.
Belajar pada tayangan " Layangan Putus" jangan biarkan umat tergerus akidahnya dengan melihat pornoaksi yang dipertontonkan, yang bisa dengan mudah diakses oleh berbagai macam kalangan.
Sudah saatnya kembali pada aturan yang Allah Swt tetapkan, aturan Islam. Betapa rindu saat seperti itu terjadi. Ketika aturan Islam diterapkan, sesungguhnya itu untuk kemaslahatan umat manusia.
Wallahu a'lam bishawwab