Oleh Yaurinda
Islam adalah agama indah dan paripurna. Banyak masyarakat dunia menganut agama ini. Islam diminati karena syarat masuk sangat mudah dan murah. Setiap negara pasti punya warga Muslim, bahkan negeri ini menduduki peringkat pertama populasi terbanyak Muslim di dunia.
Namun meski begitu Islam selalu kalah untuk angkat bicara dan selalu di adu domba antar umat beragama seolah tak punya daya.
Apa lagi Muslim sebagai minoritas mereka diasingkan. Tidak diberi hak sama, bahkan dianiaya sudah jadi hal yang biasa. Salah satunya adalah Muslim India yang baru-baru ini viral di media. Dikutip pada laman
CNBC Indonesia - India kembali diambang konflik sosial terkait ramainya isu kebencian terahadap salah satu agama. Bahkan ada seruan melakukan genosida umat Muslim di sana oleh kelompok ekstrimis Hindu. Sedang upaya pemerintah terkesan minim untuk melakukan pencegahan.
Seruan genosida umat Muslim terjadi pada satu konferensi di India bulan Desember lalu. Dimana ekstrimis Hindu menggunakan pakaian khas keagamaan menyerukan untuk membunuh Muslim dan melindungi negaranya. Jika 100 dari kita menjadi tentara dan siap untuk membunuh dua juta Muslim, maka kita akan menang. Melindungi India dan menjadikan negara Hindu," kata Anggota Senior Sayap Kanan Hindu. Partai Politik Mahasabha dalam sebuah video. (CNN, 15/1/2022).
Aksi kebencian umat Muslim sudah berulang kali terjadi di India. Ini bukan kasus pertama yang menimbulkan kehebohan soal agama. Sejak partai Nasional Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin perdana menteri Narendra Modi berkuasa, diskriminasi dan penganiayaan agama sudah dilaporkan sering terjadi. Serangan terhadap minoritas Muslim di India terjadi akibat tidak adanya hukuman segera dan keras membuat ekstrimis Hindu semakin berani. Seolah pemerintah mendukung perbuatannya.
Sesungguhnya umat Muslim dunia bisa bertindak dan menolong saudaranya. Karena bagi Islam sesama Muslim adalah saudara atau bisa dikatakan sebagai satu tubuh yang man sebagian sakit yang lainnya pasti akan merasa sakit. Penyebab utama kenapa Muslim dunia hanya terdiam bahkan negara berpenduduk Muslim terbesar juga ikut diam padahal memiliki kekuatan yang luar biasa. Ini terjadi akibat diterapkannya sistem kapitalis sekuler yang mengkotak-kotakkan umat Muslim pada kepentingan nasionalisme.
Nasionalisme membuat Muslim dunia tidak mampu menolong saudaranya tanpa izin pemerintah negara. Solusi dari masalah ini tidak lain adalah dikembalikannya kepemimpinan umum yang memimpin seluruh umat Muslim di dunia. Yang mana sistem yang diterapkan adalah syariat Islam yang sudah pasti adil dalam memperlakukan warga negaranya baik dia Muslim atau bukan. Negara ini memberikan perlindungan yang sama terhadap setiap warganya.
Ini satu kisah peristiwa pembebasan kota Yerusalem oleh Khalifah Umar bin Khathab. Pada tahun 637 M, pasukan Islam sudah mendekati wilayah Yerusalem, yang saat itu di bawah tanggung jawab Uskup Sophronius selaku perwakilan Bizantium sekaligus kepala Gereja Kristen Yerusalem. Waktu itu pasukan Muslim pimpinan Khalid bin Walid dan Amr bin Ash sudah mengepung kota itu, Sophronius tetap tidak bersedia menyerahkan Yerusalem kepada kaum Muslim. Pasalnya, sang uskup ingin langsung menyerahkannya kepada khalifah Umar bin Khattab.
Mendengar itu, Umar pun bergegas ke Yerusalem dengan berkendara seekor keledai, ditemani seorang pengawalnya. Saat tiba di Yerusalem, Umar disambut masyarakat yang benar-benar merasa kagum atas kesederhanaan dan kesahajaan seorang pemimpin yang dilihatnya. Kagum karena seorang penguasa bangsa yang kuat kala itu hanya busana lusuh ala kadarnya yang banyak jahitan dan tidak jauh berbeda dengan busana ajudannya. Sungguh jauh dengan penampilan para pemimpin dunia sekarang.
Sebegitu dikaguminya seorang khalifah (pemimpin) Islam yang tanpa peperangan suatu negara rela dipimpin olehnya. Memang benar sistem ini adalah satu-satunya sistem yang mampu bertahan lebih dari 13 abad dan mampu memimpin dunia dan disegani seluruh negara tetangga, yang terkenal luar biasa kemakmurannya. Tak sedikitpun terdengar adanya konflik yang dipicu oleh SARA hingga menjadikan keresahan antar agama. Karena negara ini benar-benar mengawasi kebutuhan setiap warga negaranya mendapat fasilitas yang sama.
Apa lagi cara yang tepat dalam mengatasi masalah ini ? Bukankah mereka saudara kita. Mari kita bergandengan tangan untuk selalu mendakwahkan bahwa Islam kafah solusi atas semua masalah didunia. Tanpa Islam dunia tetap akan membawa sengsara untuk minoritas Muslim.
Wallahu a'lam bishawwab