Oleh : Ummu Ahnaf
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mencatat sebanyak 274 rumah rusak akibat gempa tektonik bermagnitudo M6,6 yang terjadi Jumat (14/1)
Tidak ada satupun makhluk di bumi ini yang dapat menghalangi kuasa Allah SWT, jika Alloh SWT telah menjatuhkan tempo takdir pada sesiapa saja yang di kehendaki. Dan jika saja setiap manusia mau merenung bahwa di balik malapetaka yang ada "Gempa Bumi" bukan serta merta karena pergerakan lempengan bumi.
gempa terjadi akibat aktivitas lempeng di selatan Jawa. Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia, atau tepatnya ke bawah Pulau Jawa yang terus-menerus hingga Nusa Tenggara," jelas Dwikorita. Kontan.Co.Id.Sabtu, (15/1/22)
Sebagai manusia yg lemah dan terbatas. Kita harus yakin dibalik setiap musibah di situ ada kuasa Alloh SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubat ayat 51:
قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللهِ فَاْليَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْنَ
Artinya: "Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dia-lah pelindung kami, danh hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal."
Namun juga ada peran atau ulah yang sengaja diciptakan manusia itu sendiri.
Sebagai mana firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat 41:
. ظَهَرَ الفَسَادُ فِيْ الُبَرِّ وَاْلبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ اَّلذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan lepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Karena tidak ada bencana tanpa sebuah sebab. Bukankah pemandangan kemaksiatan dalam sistem demokrasi adalah suguhan yaang biasa nampak dimana-mana. Bar yang menyuguhkan minum - minuman beralkohol (khamr) masih dibuka dimana-mana, tempat-tempat prostitusi masih di buka Tanpa ada penutupan secara revolusioner dari negara, tempat-tempat wisata yang disitu banyak sekali pelaku kemaksiatan, zina masih bertebaran dimana-mana. Banyak sekali yang tidak bisa di tulis satu persatu.
Yang tentu ini bisa jadi salah satu sebab mengundang murkanya Allah. Dengan Allah menurunkan malapetaka seharunya kita sebagai makhluk yang lemah segera ingat. Terlalu durhaka kah manusia pada sang pencipta Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.
Lagi-lagi peran negara pun dipertanyakan dalam hal ini. Karena peraturan yang di tetapkan oleh negara sangat perpengaruh pada karakter akhlak setiap individu. Dan negara pun berkewajiban meriayah (Mengurusi) setiap individu yang melakukan kerusakan/kemaksiatan di muka bumi ini. Dan negara bertanggung jawab memberikan bantuan, rasa aman bagi setiap warga yang terkena bencana baik yang mengalami luka-luka, kerugian material dan berbagai jenis kerugian fisik lainnya. Karena tidak sedikit rakyat negeri ini kehilangan tempat tinggal. Namun, semua ini tidak akan terwujud dalam sistem demokrasi-sekuler yang justru setiap individu diberikan hak kebebasan dalam berekspresi. Dalam setiap aktivitas tak lagi berfikir salah atau benar dalam pandangan syari'at Islam. Bisa jadi inilah salah satu sebab terjadinya rentetan peristiwa berkepanjangan akibat dari keegoisan manusia yang ingin menguasai bumi secara total, dan membuang aturan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala Syari'at Islam.
Penanggulangan Dalam Daulah Khilafah
Berbeda dengan Islam, Islam sangat memperhatikan rakyatnya, individu per individu maupun masyarakatnya secara keseluruhan. Dalam Islam, seorang muslim tentu memiliki kewajiban untuk menolong dan membantu saudara-saudaranya yang sedang ditimpa kesulitan, termasuk gempa dan bencana lainnya. Namun demikian, tanggung jawab terbesar sesungguhnya ada di pundak negara sebagai pengurus, pelayan dan pelindung rakyat. Sudah seharusnya negara mengupayakan penanggulangan bencana dan senantiasa siap sedia dalam menangani bencana dan korbannya.
Sabda Rasulullah saw., “Seorang imam adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya” (HR8 Bukhari Muslim).
Ini artinya, negara wajib menangani bencana yang menimpa secara langsung dan tidak menyerahkan urusannya kepada pihak lain. Pengelolaan bencana yang dilakukan negara ini meliputi penanganan pra bencana, ketika dan pascabencana.
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang ketika memasuki pagi hari mendapati keadaan aman kelompoknya, sehat badannya, memiliki bahan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah menjadi miliknya.” (HR Tirmidzi).
Dan semua ini hanya akan terwujud dalam daulah Islam Khilafah.
Wallahu 'alam bishowwab
Tags
Opini