Tanpa Moderasi, Islam Sudah Tinggi




Oleh : Sari Isna_Tulungagung

Negeri ini tengah mengalami berbagai musibah dan krisis mulai dari wabah covid-19 yang tak kunjung selesai sampai mahalnya kesejahteraan karena sulitnya ekonomi di tengah pandemi. Kebijakan-kebijakan publik yang membingungkan justru berimbas pada kesengsaraan, kerusakan alam dan musibah gunung Semeru meletus, hingga beberapa kasus kejahatan seksual berturut-turut terjadi. Bahkan kesemuanya terjadi masih di masa-masa corona belum pergi. Namun sayang sekali berbagai kejadian yang menimpa negeri ini tak juga membuat kita sadar diri. Pemangku kebijakan yang seharusnya berkewajiban memberikan perlindungan nyatanya masih belum berhasil mencari solusi. Bukan akar masalah yang dicari tapi justru hal lain yang diurusi, yakni moderasi.

Saat ini kita sedang diberondong dengan isu-isu moderasi beragama. Berbagai berita menyuguhkan moderasi beragama sebagai topik utama. Tak heran karena moderasi beragama adalah proyek besar yang sudah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).(sukselekspres.com, 12/10/2021). Karena masuk dalam rencana pembangunan skala nasional tentu saja berbagai kementerian akan turut ambil bagian untuk menyukseskan.

Salah satu yang paling getol menyuarakan moderasi beragama adalah kementerian agama. Tak tanggung-tanggung, berbagai program dicanangkan kemenag demi menancapkan ide-ide moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat. Program moderasi beragama dianggap bisa menjadi solusi tentang toleransi dan radikalisme yang menurut mereka merupakan sumber kekacauan di negeri ini. Sangat tidak logis antara permasalahan yang ada dan penyelesaiannya.

Moderasi beragama pada dasarnya adalah istilah yang dipakai untuk menjajakan Islam moderat. Sedangkan Islam moderat sendiri adalah hasil ciptaan AS yang notabene sebagai leader dari negara-negara barat penganut ideologi kapitalisme. Mereka yang kian menyadari dan merasakan betapa bahaya dan kuatnya Islam jika dipeluk oleh umat Islam di seluruh dunia. Karena itu mereka menitik beratkan Islam moderat pada asas sekulerisme yang mengajarkan toleransi, pluralisme, kesetaraan gender, mendukung demokrasi, pengakuan terhadap HAM, menolak pembelakuan hokum Islam, serta meyakini bahwa sumber hokum tak hanya berasal dari satu agama saja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Islam moderat yang mengekor ideologi barat adalah Islam yang tengah-tengah, memakai Islam secukupnya, seprlunya, sesukanya, tidak perlu seluruhnya. Terang saja hal ini sangat bertentangan dengan syariat Allah SWT.

 “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu” (QS. Al baqarah 208).

Di bawah jubah moderasi, negeri muslim termasuk negeri ini dituntun mengkritisi ajaran agamanya sendiri bahkan menafsir ayat-ayat berkaitan ibadah sesuai perpekstif moderasi yang mengatasnamakan kemaslahatan manusia. Ide moderasi sangat berbahaya karena bisa menimbulkan perpecahan, seolah hanya ingin membagi manusia menjadi dua kubu yaitu bersama moderat atau bersama ekstremis (radikal). Tidak ada pilihan lain. Jadi ada masalah besar yang muncul jika modderasi beragama termasuk di dalamnya tentu adalah Islam ini yang diseriusi. Lebih jauhnya, akidah muslim bisa terkikis oleh agenda asing (barat) yang dibungkus dengan indah di bawah jargon “menghormati perbedaan” dan memoderasikan pengalaman beragama”

Tidak sedikit orang yang getol menyuarakan agenda ini di media adalah mereka yang mencampuradukkan akidah Islam dengan akidah lain. Mereka yang lantang mencibir kaum muslimin yang beropini dengan sudut pandang Islam dan syriah. Tanpa moderasi Islam sudah tinggi, Allah sendiri sudah menjamin ini. Jadi, tak perlu latah mengikuti moderasi. Bisa jadi ketidaktahuan kita, ketidakpekaan kita, ketidakpedulian kita kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. Dengan moderasi, Islam akan makin terpuruk, kebangkitan umat tak mungkin terwujud. Singkirkan moderasi, kembali kepada Islam kaffah sepenuh hati.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak