Problem Sampah dan Banjir, Kapan Akan Berakhir?


Oleh. Messy Ikhsan 
(Aktivis Dakwah Kampus)

Hello, Guys, pesona bulan yang berujung kata 'ber' memang menyisakan jejak nan penuh kenangan. Biasanya di bulan-bulan penghujung tahun acapkali diguyur hujan dengan curah intensitas yang tinggi. Bahkan, beberapa wilayah di negeri +62 jadi tempat langganan banjir seperti Jakarta, Malang, Kalimatan Barat, hingga wilayah Sumatera Selatan. Ditambah lagi beragam nestapa bencana alam tak berhenti menerpa negeri tercinta.
Sungguh, bikin hati ini teriris dan mata terus menangis.

Apalagi masalah banjir tidak sekali atau dua kali terjadi, tetapi sudah berkali-kali terjadi sehingga sangat memberikan efek buruk pada aktivitas masyarakat. Bahkan, yang bikin tambah miris dan bikin hati menangis. Belum usai problem banjir, tapi problem baru sudah datang bergilir menimpa tubuh umat. Masalah sampah yang bikin gundah, masalah lingkungan kumuh yang bikin jenuh, dan beragam masalah lain yang timbul akibat problem banjir.

Salah satunya yang di terjadi di Tangerang. Dinas Lingkungan Hidup dan Kapubaten Tangerang sudah melakukan pembersihan sampah yang mengenangi Kali Dadap, Tangerang. Seperti yang dilansir pada halaman news.detik.com.

Promblem Banjir dan Sampah Bikin Gundah

Guys, siapa sih yang tidak capek harus berhadapan dengan beragam bencana alam? Pasti semua kita pada capek, ya. Harus berkutat pada bencana ini dan harus berkutat pada bencana itu. Memang benar, hidup di dunia menjadi sumber capek saat aturan manusia yang berkuasa. Penerapan sistem kapitalisme mengundang beragam nestapa. Bagaimana tidak? Aturan hanya distandarkan pada hawa nafsu dunia, sedangkan aturan Allah diabaikan begitu saja. Sehingga melahirkan masyarakat yang bebas berbuat apa pun, terpenting menguntungkan kepentingan perut pribadi dan golongannya semata.

Problem banjir tak hanya disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Akan tetapi, juga disebabkan oleh faktor lain seperti pembuangan sampah di sungai yang membuat saluran air tersumbat, alih fungsi lahan oleh sawit dan tambang yang memperburuk kualitas ekosistem lingkungan. Alih-alih lingkungan yang rusak oleh perbuatan oknum itu diselesaikan secara maksimal. Pejabat negara malah hadir dengan program pengundulan hutan secara masif, kekayaan alam terus dihisab oleh mulut bengis para pemilik modal.

Problem banjir dan problem sampah yang terjadi secara signifikan tentu memberikan efek buruk pada lingkungan. Belum lagi produk sampah yang dikhawatirkan memiliki kandungan bahan beracun dan berbahaya. Jalan penyelesaian pengelolaan problem banjir dan problem sampah yang memakan banyak biaya. Sungguh, telah mengusik kedaulatan negeri tercinta. Solusi tuntas yang diharapkan umat hanya sekadar mimpi di siang bolong kalau penguasa tak serius melayani kepentingan umat.

Dalam kondisi yang serba sulit dan rumit saat ini, umat tak butuh janji-janji penguasa, melainkan butuh solusi hakiki. Umat tak butuh  rencana dan perkataan manis saja, tapi butuh perbuatan nyata di tengah lapangan fakta. Bukankah Allah sudah mengingatkan bahwa kerusakan alam bersumber dari tangan manusia yang tak bertanggungjawab?

Allah berfirman yang artinya:
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka. Agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS Ar-Rum ayat 41)

Bejibun Problem Sirna, Saat Islam yang Berkuasa

Guys, Allah yang sudah menciptakan manusia. Tentu hanya Allah yang tahu baik dan buruk terkait masalah hambanya. Termasuk dalam masalah sampah dan banjir, Islam juga memliki pengaturan yang rinci. Wow, keren banget!

Sejatinya, bejibun masalah yang terjadi kudu membuat kita sadar dan kembali ke jalan suci. Membuat kita semakin semangat mengerahkan usaha untuk menerapkan Islam secara kaffah. Sebab, dengan adanya Khilafah lahirlah penguasa yang ikhlas dan sudi menjadi sebaik-baik pelayanan umat. Negara Islam akan melakukan beragam cara menanggulangi kerusakan lingkungan, antara lain:

Pertama, sedari kecil anak sudah dididik dengan akidah Islam hingga membentuk kepribadian Islam dan terikat pada syariat. Salah satunya dengan mencintai dan menjaga lingkungan. Sebab, manusia adalah khalifah yang wajib menjaga bumi Allah secara baik dan tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak alam.

Kedua, beragam bencana alam adalah bentuk teguran Allah agar kita kembali ke jalan benar. Jika bencana alam disebabkan oleh ulah para pemilik modal yang merusak alam. Maka, penggelolaan sumber daya alam harus dikelola oleh Khilafah, lalu hasilnya dinikmati oleh umat. Pengelolaan dilakukan sesuai syariat tanpa merusak ekosistem lingkungan.

Ketiga, masalah sampah yang dipicu dengan gaya hidup hedonis. Islam tidak  menuntut bahkan melarang kita untuk menghambur-hamburkan uang dan bersikap boros. Membeli barang seperlunya dan secukupnya saja, tidak berlebih-lebihan dalam membeli sesuatu.

Keempat, Islam memiliki sistem pengelolaan yang sistemis sejak abad ke-9 masehi. Pada masa Kekhilafahan Umayah jalan-jalan di Cordoba bersih dari sampah. Selain itu, beragam penyebab banjir juga diatasi secara baik. Salah satunya tidak boleh merusak lingkungan yang berdampak buruk pada ekosistem alam.

Sungguh, solusi hakiki atas setiap permasalahan adalah dengan menerapkan Islam secara kaffah. Yuk, Guys, gabung dengan kelompok Islam ideologis dan ikut berjuang bersama dalam membangun peradaban gemilang. Allahu akbar!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak