Oleh: Fina Fadilah Siregar
Covid-19 hingga kini masih menunjukkan tajinya. Tak ada yang menyangka, 2 tahun sudah kehadirannya begitu menggemparkan dunia. Covid-19 hadir dengan berbagai varian. Terbaru, varian virus ini bernama Omicron.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut varian Omicron mampu mengubah arah pandemi. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan bahwa saat ini Omicron sudah terdeteksi di 57 negara. Varian baru ini juga dianggapnya mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian sebelumnya.
"Fitur tertentu dari Omicron, termasuk penyebaran global dan sejumlah besar mutasi, menunjukkan bahwa itu bisa berdampak besar pada perjalanan pandemi," kata Tedros, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (12/12/2021).
Perubahan genetik pada virus, menurut WHO, dapat memengaruhi virulensinya dan menunjukkan bahwa virus itu bisa jauh lebih menular daripada jenis sebelumnya.
"Saat ini kita mulai melihat gambaran konsisten dari peningkatan pesat dalam (tingkat) penularan, meskipun untuk sekarang tingkat kenaikan pastinya dibanding varian-varian lain masih sulit untuk diukur," tuturnya.
Sebagaimana yang kita ketahui, Covid-19 varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, kini telah menyebar hingga ke 57 negara dunia. Tentunya, penyebaran ke banyak negara ini tidak boleh dianggap remeh dengan berpikir bahwa gejala yang ditimbulkan ataupun mutasi Omicron jauh lebih ringan dari varian sebelumnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa Covid-19 varian Omicron dapat mengubah arah pandemi yang kini telah menjadi krisis global. WHO juga meminta agar negara-negara untuk memvaksinasi secepat mungkin dan menjaga langkah-langkah untuk melindungi orang-orang dari infeksi Covid-19. WHO khawatir omicron menjadi sebab munculnya wabah pandemik gelombang ke-3 karena tidak memadainya informasi dan penanganan.
Tentu, pernyataan ini menjadi bukti kesekian kalinya terhadap kegagalan sistem dunia untuk menangani pandemik. Seiring berjalannya waktu, varian virus bermunculan silih berganti, menyebar ke berbagai belahan dunia yang tentunya juga lebih berbahaya dari varian sebelumnya.
Upaya vaksinasi yang telah dilakukan oleh seluruh dunia terasa sia-sia, tak menunjukkan jalan keluar yang berarti karena virus Covid-19 terus mengintai dengan adanya pertambahan jumlah orang yang terinfeksi.
Inilah bukti nyata bahwa sistem pemerintahan sekuler kapitalis yang ada saat ini tidak mampu memberi solusi pasti atas semua persoalan di muka bumi, termasuk Covid-19 varian Omicron. Apapun usaha yang dilakukan tidak akan pernah tuntas sampai ke akar-akarnya dan malah menambah masalah baru. Semua upaya untuk menghentikan penyebaran virus ini terkesan hanya menjadi ladang bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara, , rakyat hanya menjadi kelinci percobaan.
Satu-satunya yang menjadi solusi hanyalah sistem Islam (Khilafah). Dalam Islam, semua perkara punya solusi yang pasti, termasuk dalam menyelesaikan masalah wabah. Dalam Islam, bila ada wabah, negara menelusuri penyakit tersebut sejak awalnya dan bekerja membatasi penyakit di tempat kemunculannya sejak awal dan orang-orang sehat di tempat-tempat lainnya tetap bekerja. Dengan demikian, penyebaran virus tidak akan terjadi.
Itulah mengapa kita sebagai umat muslim harus menjadikan Islam sebagai satu-satunya aturan dalam kehidupan dan satu-satunya solusi atas semua persoalan. Sebab, aturan dan solusi Islam adalah yang sempurna dan paripurna. Namun, semua itu hanya bisa terjadi bila kita sebagai umat muslim sama-sama berjuang untuk tegaknya kembali negara Daulah Khilafah Islamiyah yang terbukti pernah mencapai kejayaannya di masa lampau. Wallahu a'lam bish showab.
Tags
Opini