Oleh : Nurfillah Rahayu
(Team Pejuang Pena Dakwah)
Dilansir dari antaranews.com (2 November 2021). Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta mengenalkan model parenting atau pola asuh kebangsaan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi keluarga dalam menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme anak sejak usia balita.
Untuk memperkenalkan dan merealisasikan program parenting kebangsaan tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta menggandeng Kampung KB yang sudah ada di tiap kelurahan dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang membuka program Parenting Kebangsaan berharap program tersebut dapat melahirkan generasi muda yang memiliki karakter dan jiwa nasionalisme yang kuat.
“Jangan sampai anak-anak tidak mengetahui bagaimana para pahlawan bangsa berjuang untuk meraih kemerdekaan. Makanya, wawasan kebangsaan ini penting dikenalkan sejak dini,” katanya.
Ia menyebut, globalisasi dan dunia yang tumbuh seolah tanpa ada batas menjadi tantangan bagi orang tua untuk mengenalkan dan menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak.
“Makanya, lahirlah program parenting ini. Harapannya, ada inovasi-inovasi baru sehingga pengenalan semangat dan jiwa nasionalisme bisa dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan,” katanya.
Betapa masif arus moderasi hingga anak usia dini pun harus mendapatkan pola pengasuhan berbasis moderasi.
Padahal sepatutnya di usia dini anak-anak kita mendapat nilai dasar berupa tauhid yang bersih dari unsur yang mengotori pemikiran.
Dengan parenting kebangsaan dan wasathiyah justru yg diajarkan ide liberal yang melarang anak-anak mendapatkan pengasuhan dg perspektif kebenaran agama (Islam).
Anak pertama kali mendapatkan hak pendidikannya di dalam rumah. Tugas orang tua lah yang mempersiapkan putra putrinya untuk menyiapkan kehidupan yang penuh tantangan. Kedua orang tua bertanggung jawab terhadap terbentuknya kepribadian Islam dalam diri anaknya, sebagaimana yang menjadi tujuan pendidikan dalam Islam.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang kepemimpinanmu. Orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimin dalam rumah tangga suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari juz 1, hal. 215).
Dalam hadits ini, kewajiban orang tua terhadap anak dalam merawat dan memberikan kasih sayang adalah hal yang patut dilakukan sesuai anjuran Rasulullah SAW.
Semakin hari generasi kaum Muslim pada khususnya dalam ancaman moderasi beragama. Dari anak usia dini hingga perguruan tinggi menjadi objek moderasi. Dengan berbagai dalih Arus moderasi yang terjadi sekarang seperti rayap yang menggerogoti kayu.
Perlahan, halus dari dalam namun sangat menghancurkan. Demi meraih tujuan yang diharapkan yaitu memisahkan para generasi dari pemahaman Islam kaffah.
Islam memiliki sistem pendidikan yang sempurna dari berbagai aspek kehidupan Mulai dari mau tidur hingga tidur lagi Islam sudah mengatur sedemikian sempurna.
Sehingga apabila dijalankan secara berjamaah akan terciptanya lingkungan yang jauh sekali dari hal-hal yang merusak akidah maupun bangsa itu sendiri dan kaum Muslim akan bangkit dan berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan generasi masa depan yang mempunyai kepribadian shohih dan tangguh seperti generasi para sahabat Nabi Muhammad SAW. Itulah buah parenting di dalam Islam sesuai dengan anjuran nabi Muhammad SAW.
Wallahu a'lam bishshawab.