Oleh: Ummu Namira Khoirunnisa
Sejak beberapa waktu belakangan, harga minyak goreng di pasaran naik. Bahkan stok ditingkat Distributor cukup terbatas. Tentu saja masalah kenaikan harga ini tidak hanya dikeluhkan konsumen IRT sebagai pengguna minyak goreng, konsumen industri terutama industri pengolahan makanan skala kecil dan menengah pun ikut merasakan dampaknya.
Banyak pelaku usaha makanan skala UMKM yang kesulitan dengan naiknya harga minyak goreng. Sebut saja pedagang krupuk, pedagang gorengan dan PKL pcel ayam/pecel lele dipastikan limbung akibat harga minyak goreng. Mau menaikkan harga jual tidak mungkin karena daya beli masyarakat belum pulih.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurman, ada beberapa penyebab harga minyak melonjak salah satunya karena terjadi gangguan panen di Canada dan Argentina sebagai pemasok minyak Canola terbesar. Tercatat paling tidak produksinya turun sekitar 7% (sumber: cnbcindonesia.com/13-11-2021)
Harga minyak yang melonjak menambah beban rakyat. Pengeluaran biaya belanja menjadi bertambah untuk memenuhi kebutuhan sekeluarga. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah hanya sebatas pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam jangka pendek saja, yaitu menyiapkan produsen menyiapkan minyak goreng kemasan sederhana sebagai alternatif.
Inilah konsekuensi yang harus rakyat terima ketika penguasa menerapkan tata kelola kebutuhan pokok berlandaskan Demokrasi Kapitalistik. Ujungnya meminta rakyat bersabar dan bersabar dengan berbagai kesulitan lain juga untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.
Berbeda jika negara mengambil sistem Islam. Pemimpin Islam bertanggungjawab menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dengan menjalankan sistem ekonomi Islam. Negara akan melakukan solusi terbaik terkait produksi, distribusi dan pengawasan dalam penentuan harga minyak yang harus mengikuti mekanisme pasar.
Wajib bagi Muslim untuk mengambil solusi Islam tersebut untuk mengatasi persoalan kenaikan harga. Dan agar kekayaan SDA yang ada benar-benar bermanfaat dan terkelola dengan baik. Wallahu a'lam bii ashowab.