Oleh : Maftucha S. Pd
(Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)
Sudah beberapa minggu ini bu Noni harus memeras otaknya supaya uang belanja yang diamanahkan suaminya tidak semakin kurang, maklum harga kebutuhan untuk makan semakin hari bukan semakin turun malah semakin naik tajam seperti rollercoaster, apalagi minyak goreng, telur dan cabe.
Bagi ibu-ibu membelanjakan uang untuk kebutuhan masak sangat membikin pusing, apalagi bagi suaminya yang terkena dampak pandemi virus Covid-19. Yang ada tinggal bagaimana memutar otak agar uangnya cukup dan ribuan pertanyaan tak terjawab kenapa harga-harga barang bisa naik? Kenapa pemerintah seolah diam saja, tidak peduli penderitaan rakyatnya.
Setiap kali ada moment, entah tahun baru, lebaran atau natal harga-harga barang selalu naik, seolah sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa bahwa ayam-ayam, tanaman cabe, kedelai atau pohon sawit mogok tidak mau bertelur dan berbuah. Sehingga beramai ramai para pemilik produksi mengatakan bahwa barang-barang tersebut mengalami Kelangkaan.
Sumber masalah
Indonesia adalah salah satu negeri yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Ekonomi kapitalis ini menerapkan pasar bebas, karena menerapkan pasar bebas maka negara tidak punya peran ketika ada permasalahan seperti kenaikan harga yang saat ini kita alami.
Sistem ekonomi kapitalis memberikan ruang yang besar bagi korporasi untuk menguasai lahan, walhi mencatat bahwa 82 persen lahan kita dikuasai oleh korporasi. Sistem ekonomi kapitalisme yang menerapkan pasar bebas juga membuat harga-harga bergantung pada dunia internasional, sehingga jika harga minyak dunia naik maka otomatis harga minyak dalam negeri juga akan naik karena negeri kita termasuk negeri yang bergantung pada impor.
Malaysia sebagai negara yang cukup tinggi dalam menghasilkan minyak sawit sedang mengalami penurunan produksi, akibat Kelangkaan ini menjadikan harga minyak menjadi tinggi dan tentu saja karena indonesia adalah negeri pengimpor maka jadilah harga minyak melambung seperti saat ini, hal ini juga berlaku pada barang-barang lain.
Harusnya dengan lahan yang luas Indonesia bisa mandiri dalam hal pangan! Tanpa tergantung pada impor
Bagaimana Islam memberikan solusi?
Islam yang merupakan sebuah Ideologi memiliki aturan yang sangat rinci dan rapi dalam segala aspeknya, termasuk bagaimana supaya kondisi dalam negerinya memiliki ketahanan pangan yang kokoh.
Dalam hal ini islam mengatur terkait lahan, negara Islam akan memberikan kepada siapa saja dari rakyatnya yang mau menghidupkan tanah mati untuk dikelola sesuai dengan keahliannya. Baik dikelola untuk pertanian maupun perkebunan, namun hak ini dikecualikan untuk lahan yang menjadi hak milik umum seperti hutan, lahan untuk akses jalan atau perairan.
Negara Islam tidak akan mengobral lahan ini untuk korporasi asing, apalagi korporasi milik negara kafir harbi fi'lan (yang nyata-nyata memusuhi negara Islam).
Selain itu Kholifah juga akan memberikan dukungan penuh kepada para petani baik dari segi teknologi, modal ataupun penunjang lainnya, hal ini dilakukan untuk memaksimalkan hasil produksi. Semua ini ditopang oleh negara dari baitul maal.
Negara Islam juga mendorong agar dilakukan penelitian supaya muncul inovasi-inovasi terbaru untuk menghasilkan bibit unggul dan teknologi yang bisa menunjang para petani. Kholifah juga akan melakukan kontrol di tengah-tengah masyarakat agar tidak terjadi penimbunan, penipuan dan parktik kecurangan lainnya.
Namun Negara menghindari penetapan harga.
Demikianlah mekanisme Islam dalam menjaga supaya ketahanan pangan bisa terwujud sehingga tidak bergantung pada impor yang menjadikan harga barang-barang menjadi tidak stabil.
Tags
Opini