Oleh Rosmita
Menjelang akhir tahun, isu terorisme kembali mencuat. Lagi-lagi yang menjadi sasarannya adalah Islam dan umatnya. Karena selama ini penanganan terorisme yang dilakukan oleh Densus 88 hampir seluruhnya berkaitan dengan umat Islam, baik organisasi, tokoh, aktivis, dan atribut Islam.
Bahkan baru-baru ini Densus 88 melakukan penangkapan terhadap sejumlah ulama, diantaranya adalah Ustadz Farid Okbah Ketua Umum PDRI (Partai Dakwah Rakyat Indonesia), DR. Ahmad Zain An-Najah Najah Anggota Komisi Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia), dan DR. Anung Al Hamat Dosen Universitas Ibnu Khaldun.
Ketiganya ditangkap karena diduga terlibat dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Tak cukup sampai di situ Densus 88 juga menelusuri Lembaga Amil Zakat Baitul Abdurrahman bin Auf yang diduga sebagai sumber pendanaan JI. (Detik.com, 12/11/2021).
Pertanyaannya, mengapa semua yang berhubungan dengan Islam selalu dikaitkan dengan terorisme? Seperti tokoh ulama, dana zakat, kebun kurma, Baitul maal, organisasi Islam, sampai pemahaman tentang jihad juga dikaitkan dengan terorisme. Seolah ada upaya untuk menstigma Islam dan umatnya dengan stigma negatif agar umat Islam benci dengan ajarannya sendiri.
Bahkan munculnya tagar #BubarkanMUI yang menjadi trending topik di twitter juga disinyalir sebagai upaya untuk melemahkan umat Islam di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa MUI adalah sebagai wadah para ulama untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat muslim di Indonesia. Bila MUI dibubarkan umat Islam akan kehilangan pegangan.
Selain itu, perlakuan Densus 88 dalam melakukan aksi penangkapan terhadap sejumlah ulama dan aktivis Islam yang diduga terlibat terorisme juga menjadi sorotan masyarakat. Densus 88 dinilai brutal dalam penanganan kasus terorisme yang melibatkan umat Islam, baru terduga sudah langsung tangkap. Tak jarang pula yang langsung ditembak mati.
Sedangkan kepada para pelaku teror yang bukan umat Islam seperti Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua Densus 88 seolah tidak berdaya. Padahal KKB telah melakukan tindakan terorisme, mulai dari merusak fasilitas negara, membunuh sipil dan militer, bahkan ingin memisahkan diri dari NKRI, namun tidak ada upaya dari Densus 88 untuk menangkap mereka.
Inilah yang membuat masyarakat khususnya umat Islam kecewa dengan kinerja Densus 88, hingga tagar #BubarkanDensus88 pun menjadi viral. Senada dengan hal ini, Anggota DPR Fraksi Gerindra Fadli Zon pun menyarankan agar Densus 88 dibubarkan. Selain berbiaya tinggi, Fadli menilai basis kerja Densus 88 adalah Islamophobia, sedangkan KKB yang jelas-jelas teroris tidak diberantas.
Terorisme adalah isu politik global yang digaungkan Amerika dan sekutunya, bertujuan untuk membungkam kebangkitan Islam. Lembaga Inteligent Amerika Serikat yaitu NIC merilis laporan bahwa akan ada empat skenario besar salah satunya adalah tegaknya khilafah sebagai pertanda kebangkitan umat Islam. Amerika sebagai negara adidaya saat ini tentu tidak ingin khilafah tegak kembali. Karena bila itu terjadi Amerika dan sekutunya tidak akan bisa menancapkan hegemoninya terhadap negeri-negeri Islam dan tahta kepemimpinan akan beralih kepada Umat Islam. Maka sejatinya perang melawan terorisme adalah perang melawan umat Islam, karena terbukti isu terorisme selalu menyasar negeri-negeri muslim.
Dengan dalih memerangi terorisme, Amerika dan sekutunya bebas mengobrak-abrik dan memerangi negeri-negeri muslim. Bahkan di Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia tak luput dari propaganda terorisme. Rezim sebagai antek penjajah melakukan berbagai upaya untuk meredam kebangkitan Islam. Dengan dalih memerangi terorisme, Rezim dalam hal ini Densus 88 bebas menangkap para ulama dan aktivis dakwah Islam serta memberangus organisasi-organisasi Islam yang teguh memperjuangkan Islam.
Terorisme juga menjadi salah satu cara jitu untuk mengalihkan isu dari isu-isu besar yang terjadi di negeri ini. Agar fokus masyarakat teralih sehingga tidak lagi menyoroti kasus-kasus yang sebenarnya jauh lebih penting untuk negeri ini, seperti kasus korupsi, kasus BUMN yang dikuasai asing dan lain-lain.
Oleh karena itu, umat Islam harus jeli dalam memandang segala peristiwa yang terjadi. Jangan terperdaya dengan isu terorisme yang menstigma negatif Islam dan umatnya. Tetaplah berpegang teguh terhadap ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Teruslah berjuang untuk meraih kebangkitan Islam. Percayalah Islam akan menang meskipun orang-orang kafir, orang-orang musyrik, dan orang-orang munafik membencinya.
Wallahu a'lam bishshawwab.
Tags
Opini