Tanpa Solusi Tuntas Covid-19 Akan Menjadi Bom Waktu Yang Mematikan




Oleh : Amy Ummu Ahnaf

Presiden mencatat  kasus positif covid-19 di dunia mengalami kenaikan sekitar 2 persen sepekan terakhir. Kasus covid-19 Eropa meningkat 23 persen dan Amerika Selatan naik 13 persen dalam sepekan.
Kondisi itu akibat melemahnya pengawasan prokes. Selain itu, kedisplinan masyarakat untuk disiplin prokes mengendur. MedCo.Id. (26/10/2021).

Ledakan kasus Covid-19 menunjukan adanya kegagalan pemerintah dalam penanganan pandemi. Angka kematian seharusnya bisa ditekan sejak awal bila pemerintah melakukan pencegahan dan pengendalian secara cepat dan kuat. Belum lagi potret nyata kolapsnya fasilitas kesehatan yang menyebabkan pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan layanan medis yang semestinya.  jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi dan yang meninggal pun semakin banyak.

Per 17 Agustus 2021, tercatat ada 1.891 tenaga kesehatan yang meninggal sepanjang pandemi Covid-19. Rinciannya 640 dokter; 637 perawat; 377 bidan; 98 dokter gigi; 34 ahli gizi; 33 ahli teknologi laboratorium, dan 13 ahli kesehatan masyarakat. BBCNEWS.COM. (30/08/2021)

wabah merupakan ancaman sangat serius sehingga dibutuhkan birokrasi, kerangka regulasi, dan anggaran yang kuat untuk menghadapinya. Indonesia harus terus berbenah dalam berbagai 
bidang pembangunan dan respon lebih awal terhadap pandemi yang akan  menentukan keberhasilan dalam pengendaliannya. 

Negara harus "SERIUS" menerapkan langkah demi mengurangi penyebarannya. Ini berguna untuk menekan jumlah kasus infeksi virus Covid-19. Pengurangan penyebaran akan menekan jumlah orang yang terinfeksi akibat virus ini. Kondisi ini akan memberikan waktu yang cukup bagi petugas kesehatan untuk menyiapkan fasilitas, perawatan, dan pengobatan yang tepat kepada pasien.
"NEGARA" bertanggung jawab menyiapkan ruang instalasi gawat darurat, fasilitas pengobatan rumah sakit yang layak bagi pasien yang trpapar covid-19. Mengurangi penyebaran merupakan strategi paling realistis untuk menekan tingkat kematian yang diakibatkan infeksi Covid-19, strategi mengurangi penyebaran virus perlu terus diterapkan agar bisa memutus rantai penularan Covid-19. Secara konkret, langkah pengurangan penyebaran dapat dilakukan dengan berbagai cara yang saling berkaitan, mulai dari pengetesan, isolasi, karantina, pembatasan fisik, penelusuran kontak, identifikasi kontak, hingga pencarian pola penyebaran.

*Harapan yang abstrak*

Sistem demokrasi yang bertumpu pada ekonomi Kapitalisme, tampak "NYATA" bahwa sikap penguasa yang sedemikian memang terkait dengan paradigma kepemimpinan dan sistem pemerintahan yang diterapkan. Bukan rahasia jika negeri ini sudah lama sangat bergantung pada dunia luar utamanya Cina dan Amerika. Maka jika menyangkut kepentingan keduanya, Indonesia seolah tak punya pilihan apa-apa. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang makin jeblok. Tepatnya dibuat jeblok. Untuk memutuskan "lockdown" saja pasti galaunya luar biasa, dan serba dilema.
Padahal membuka pintu masuk bagi WNA adalah cara tercepat penyebaran virus masuk ke negeri ini.

Sistem demokrasi jelas hanya memberikan wacana yang abstrak. Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam " khilafah". institusi khilafah akan mampu menyelesaikan problematika umat yang terjadi secara baik dan tuntas.

Wallahu a'lam bishshawab .

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak