Sistem Kapitalis, Rahimnya Kedurhakaan




Oleh : Ummu Attar

Merawat orang tua merupakan amalan yang utama, hukumnya fardhu ain. Orang tua apalagi jika sudah sepuh, merupakan gerbang untuk masuk ke dalam surga.

Dalam banyak ayat, Allah SWT mengingatkan agar manusia berbuat baik pada kedua orang tuanya. Seperti dalam surat Luqman yang artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS: Luqman: 14).

 Dalam sebuah hadis 
Rasulullah SAW bersabda yang artinya  ”Celaka seseorang itu(diulang tiga kali), sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut) tidak masuk surga.” (HR Muslim)

Dalil diatas mendorong seseorang untuk melakukan birrul walidain, begitu besarnya pahala bagi orang yang merawat orang tuanya hingga diganjar pahala dan surga.
Namun saat ini banyak anak anak yang justru menelantarkan orangtuanya bahkan secara sengaja membuang dan tidak mau mengurusnya. 

Seperti kisah beberapa hari yang lalu  sempat viral, kisah memilukan seorang lansia ditelantarkan dan dibuang oleh anaknya dipanti jompo, alasan sang anak adalah tidak sanggup merawatnya.

Seorang ibu bernama Trimah, 65 tahun, warga Magelang, Jawa Tengah, dititipkan ke sebuah panti jompo, Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, Jawa Timur. Dalam wawancara dengan tvOne, Minggu, 31 Oktober 2021, ia mengatakan alasan dia dititipkan ke panti jompo adalah karena anak-anaknya tidak mampu membiayai orang tua. "Karena dia masih numpang sama mertua, anak 4, kondisi Covid ini tidak bekerja," kata Trimah. Trimah menuturkan anaknya baik laki-laki maupun perempuan sekarang menjadi tukang ojek. Meskipun sekarang dititipkan ke panti jompo, dia tetap berharap hati anak-anaknya suatu saat terbuka. (Viva.co.id)

Kisah- kisah diatas baru satu dari banyaknya kasus yang serupa dengannya. Masih  banyak kisah pilu lain tentang orang tua yang ditelantarkan oleh anak anaknya dengan berbagai alasan.
Fenomena seperti ini akan  terus bermunculan dalam sistem yang rusak yaitu sistem  kapitalisme.
Dalam sistem ini semua aktivitas seseorang  diukur berdasarkan  asas manfaat semata. 

Ketika seorang anak mempunyai paradigma bahwa merawat orang tua tidak menghasilkan nilai material maka mereka beranggapan bahwa hal itu hanya buang buang uang dan waktu. 

Karena mereka harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang bagi masyarakat  bawah sangat susah mencari uang.

Ketidak mampuan  anak merawat orang tua serta  sulitnya memenuhi kebutuhan keluarga dikarenakan  tidak adanya lapangan pekerjaan  adalah bukti kegagalan dari sistem kapitalis dalam mensejahterakan rakyatnya.

Disisi lain para pejabat yang berkuasa justru semakin kaya dan bertambah hartanya dari jabatan dan bisninya. 
Sementara rakyat harus bertahan hidup dengan sekeras mungkin demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belum lagi harga kebutuhan pokok yang selalu naik.

Inilah kebobrokan sistem kapitalisme yang melahirkan anak anak durhaka pada orangtuanya dan hanya mementingkan aspek materi saja. 
Sehingga saat mereka merawat orang tua pun unsur materi selalu menjadi hal utama yang  dipertimbangkan.

Sistem sekarang telah sukses mencetak anak anak yang durhaka pada orangtua. 
Mereka lupa bahwa  berbakti kepada orang tua adalah perintah agama. 
Mereka hanya disibukkan dengan urusan dunia yang sangat menguras tenaga dan pikiran karena kerasnya sistem.

Maka sudah saatnya kita kembali pada sistem yang memiliki aturan yang paripurna, sistem yang telah dicontohkan Rasulullah dan para sahabat, yaitu sistem Islam. 
 Sistem yang  mampu mencetak anak-anak yang memiliki ketakwaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sistem yang mampu mensejahterakan rakyatnya dengan menjamin semua kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, kemanan secara gratis.
Sehingga rakyatnya pun bisa beribadah dengan tenang.
Anak - anak yang merawat orang tuanya tidak ada ketakutan dalam masalah keuangan.
Karena ada negara yang menjamin kebutuhannya.


Wallahu'alam bishsawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak