Sistem Kapitalis, Mencetak Generasi Egois






Oleh: Sulastri ( Relawan Opini)

'Surga di telapak kaki ibu' sepertinya ini sudah tak berlaku untuk orang jaman sekarang. Buktinya banyak anak yang tega menelantarkan orang tuanya yang hidup di masa senja, yang seharusnya butuh perhatian, kasih sayang dan belaian dari anak-anak yang telah dibesarkanya. Namun, inilah fakta potret kepiluan yang dialami oleh orang tua yang diterlantarkan oleh anak mereka sendiri.

Seorang ibu bernama Trimah, 65 tahun, warga Magelang, Jawa Tengah, dititipkan ke sebuah panti jompo, Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, Jawa Timur. Dalam wawancara dengan tvOne, Minggu, 31 Oktober 2021, ia mengatakan alasan dia dititipkan ke panti jompo adalah karena anak-anaknya tidak mampu membiayai orang tua. 
"Karena dia masih numpang sama mertua, anak 4, kondisi Covid ini tidak bekerja," kata Trimah. Trimah menuturkan anaknya baik laki-laki maupun perempuan sekarang menjadi tukang ojek. Meskipun sekarang dititipkan ke panti jompo, dia tetap berharap hati anak-anaknya suatu saat terbuka (Viva.co.id).

Hampir senasib dengan ibu Trimah, Namun lebih tragis  pun dialami oleh  Seorang pria lanjut usia (lansia) akhirnya meninggal di salah satu lokasi dalam wilayah Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat (3/4/2020).

Keberadaan pria lansia yang sedang sakit ini diketahui berdasarkan laporan telepon yang diterima oleh Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK) Dinsos Aceh, Misra Yana SPsi MSi menjelang Jumat,  (3/4/2020).

Menurut Misra Yana, ketika mereka tiba di lokasi —tak jauh dari pinggiran Jalan Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh-Ulee Lheu—  pria lansia tersebut masih sanggup berkomunikasi meski sangat kepayahan. Dia mengaku dibuang oleh anak-anaknya ke lokasi itu sehari sebelumnya( Serambinews.co).

Ini hanya sekelumit cerita tragis kisah pilu orang tua yang disia -siakan anaknya dan terendus media. Mungkin di luar sana masih banyak lagi kisah menyayat hati yang  dialami oleh mereka yang telah membesarkan anak-anaknya, kemudian diterlantarkan. Kini mereka mau tak mau, menerima keadaan yang tak  seharusnya ia rasakan. Ketika kekuatan mulai hilang, pandangan mulai terhalang, pendengaran mulai berkurang tak mampu lagi menghasilan pundi pundi uang, teganya mereka malah di buang. Padahal dahulu, ketika anak anaknya masih kecil, mereka rela menahanan lapar, yang penting perut anak anak kenyang. 
 
Fakta tersebut memang telah banyak terjadi di sistem hari ini. Sangat menyedihkan, apalagi ini berkaitan dengan ekonomi. Tak dapat dipungkiri, sulitnya mencari ekonomi,  tekanan gaya hidup dan minimnya pemahaman agama bisa jadi memicu hal tersebut.

Kerasnya tekanan hidup menjadi pembenaran bagi anggota keluarga mengalihkan pengurusan orang tua pada panti jompo. Tidak hanya sampai di situ, penelantaran pun sering terjadi, “membuang” orang tua di pinggiran jalan atau membiarkan mereka mengemis demi mendapatkan recehan untuk keberlangsungan hidup.

Sistem kapitalisme tidak henti memproduksi kemiskinan massal. Pemimpin dalam sistem ini pun telah menunjukkan pada publik tidak bisa me-ri’ayah rakyat, melepaskan tanggung jawab memenuhi kebutuhan rakyat.

Sistem ini juga yang telah mematikan fitrah manusia untuk memuliakan orang tua. Anak tidak lagi menjadi penyejuk mata bagi orang tua, berubah menjadi sosok yang tidak berbelas kasih.

Padahal, berbakti kepada orangtua dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi. Sehingga berbakti kepada orangtua bukanlah sekedar balas jasa, kepantasan maupun kesopanan. Birul walidain atau berbakti pada orang tua, ayah dan bunda, merupakan  kewajiban, bahkan oleh Allah SWT diposisikan setelah beribadah dan mentauhidkan-Nya. Bahkan, birrul walidayn di wajibkan ketika oran tua sudah meninggal, apalagi yang masih  hidup.

Allah Aza wa jala berfirman: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. Al-Isra: 23).

Inilah keistimewaan Islam dalam memandang status kedudukan kemuliaan orang tua. Selain itu dalam sistem islam ia sebagai Penjamin Kesejahteraan Rakyat. Negara berfungsi sebagai pe-riayah rakyat. Segala pemenuhan kebutuhan rakyat semestinya menjadi tanggung jawab negara. Negara memiliki andil besar mencari jalan keluar dari kesulitan ekonomi yang menimpa jutaan rakyat Indonesia.

Dalam Islam, negara menjamin kesejahteraan rakyat melalui beberapa mekanisme. Pertama, Negara Islam menetapkan bahwa setiap muslim lelaki (khususnya kepala rumah tangga) bertanggung jawab bekerja guna menafkahi keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.Hal ini didukung lapangan pekerjaan memadai yang negara sediakan. 

Kedua, Islam mendorong masyarakat saling tolong-menolong jika terjadi kekurangan atau kemiskinan yang menimpa individu masyarakat. Maksudnya, keluarga dan tetangga turut membantu mereka yang dalam kondisi kekurangan dengan berbagai macam aturan Islam, seperti zakat, sedekah, dan lainnya.

Ketiga,  Negara menerapkan sistem ekonomi Islam dan mengatur berbagai kepemilikan demi kemakmuran rakyat, baik kepemilikan individu, umum, dan negara.

Negara juga menjamin kehidupan setiap individu masyarakat agar benar-benar mendapatkan sandang, pangan, dan papan. Jika kesejahteraan rakyat telah terjamin, kita tidak akan menemukan lansia yang terbuang atau telantar karena faktor ekonomi. Keberhasilan Islam dalam mendidik generasi pun telah teruji.

Tidak akan lagi kita temukan pula anak durhaka yang tidak beradab pada orang tua. Khilafah akan melahirkan insan yang memahami tanggung jawab merawat orang tua.

Karena mereka memahami dengan baik, bahwa orang tua ialah pintu tengah surga yang paling indah. Seperti Rasul SAW. sampaikan, “Orang tua merupakan pintu surga yang paling pertengahan, jika engkau mampu, jagalah pintu tersebut.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Wallahualambishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak