Kemiskinan yang Tak Berkesudahan




Oleh : Rindoe Arrayah

           Hingga saat ini jumlah angka kemiskinan belum menunjukkan penurunan. Oleh karena itulah,  kemiskinan menjadi salah satu fokus yang akan diselesaikan Pemkab Bandung. Pasalnya, berdasarkan data dari BPS sebanyak 93 masyarakat kabupaten Bandung dikategorikan miskin ektrem. Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, untuk menanggulangi masalah kemiskinan, pihaknya telah menginstruksikan seluruh jajarannya agar bersama- sama menangani masalah tersebut. "Kami memiliki program untuk menangani masalah kemiskinan ini berupa integrasi program," ujar Dadang (ayobandung.com, 28/10/2021).

Kondisi kemiskinan di kabupaten Bandung sebagian besar berada di daerah padat penduduk. Titik-titik rawan kemiskinan akan menjadi fokus pembangunan. Untuk itu akan dilakukan mapping dan penajaman database. Sehingga, akan terlihat di mana saja lokasinya. Hal ini ditargetkan bisa selesai pada tahun 2024.

Angka kemiskinan di negeri ini tak kunjung surut pasca pandemi covid-19. Masih banyak rakyat yang sulit untuk mencari pekerjaan. Setelah sebelumnya terkena PHK besar-besaran akibat pandemi karena produksi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Rakyat mencari penghidupan sendiri dengan berjualan kecil - kecilan
atau pekerjaan apapun untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Di lain sisi, banyak para pejabat negeri ini gaji yang fantastis. Bahkan, ada yang minta dinaikkan saat kondisi rakyat semakin sekarat. 

Terjadinya kesenjangan sosial antara petinggi dan rakyatnya sangatlah jauh.Tidak ada rasa empati bahwa yang berada dibawahnya masih banyak yang kekurangan, kelaparan, dll. 

Inilah bukti bahwa sistem kapitalis, demokrasi dan sekuler ini gagal dalam menyejahterakan rakyat. Mereka tidak bisa menikmati hasil kekayaan negeri yang melimpah ruah akibat salah kelola yang dilakukan oleh pihak penguasa dengan menyerahkan kepada pihak asing dan aseng. 

Berbeda halnya ketika Islam pernah diterapkan pada ribuah tahun yang lalu,  kemiskinan hampir tidak ada. Semua elemen masyarakat bahu-membahu membantu saudaranya saat kekurangan. Pemimpin Islam (Khalifah) akan senantiasa berpatroli tengah malam untuk memastikan barangkali rakyatnya masih ada yang kelaparan atau kekurangan. Pada masa pemerintahan Umar bin Khathab, saat itu Umar sendiri yang menemukan ada seorang janda sedang memasak batu untuk mendiamkan rengekan anak-anaknya yang kelaparan. Melihat peristiea seperti itu, Umar pun merasa iba dan bersalah karena mendapati masih ada rakyatnya yang kekurangan dan kelaparan. Akhirnya di ambilah dari Baitul Mal sekarung gandum yang dipanggulnya sendiri. Kemudian diberikan kepada janda tadi. Semua itu dilakukan tanpa ada unsur pencitraan dan action camera. Pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya hanya ada ada dalam istem Islam, yaitu Daulah Khilafah. Di mana pemimpin akan memastikan sendiri agar tidak ada rakyat yang masih berada dalam kondisi kelaparan serta  kekurangan. Kemiskinan akan teratasi jika Islam kembali diterapkan.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita campakkan sistem kapitali, sekuleris, demokrasi dan sistem-sistem rusak yang lainnya dan menggantinya dengan sebuah sistem kehidupan yang akan mengantarkan selurut umat menuju keberkahan, yaitu syari'at Islam. 

Wallahu a'lam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak