Oleh Ety R Faturohim
(Muslimah Kab Bandung)
Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Bukti bakti kepada orang tua dapat ditunjukkan dengan menaati perintahnya, mendengarkan nasehat-nasehatnya, serta mengurusnya, terlebih di masa tuanya. Fakta bertolak belakang justru hadir dari kehidupan dalam sistem kapitalisme.
Sebagaimana berita yang baru-baru ini viral di media sosial, sontak mengagetkan dunia maya. Dengan begitu tega seorang anak menitipkan ibunya yang sudah renta ke panti jompo. Hati nurani sang anak seolah telah mati, sehingga tidak mampu menunaikan rasa bakti kepada orang tua. Air susu dibalas air tuba.
Dilansir dari viva.co.id, seorang ibu bernama Trimah (65 tahun) warga Magelang, Jawa Tengah, dititipkan sang anak ke sebuah panti jompo, Griya Lansia Husnul Khotimah, Malang, Jawa Timur. Faktor ekonomi yang sulit disinyalir menjadi alasan sang anak menitipkan orang tuanya ke panti, karena tidak mampu menopang kebutuhan hidup orang tuanya.
Padahal, jika dibandingkan dengan pengorbanan orang tua dulu, sesulit apapun keadaan mereka di masa lalu, mereka masih sanggup mengurus anak-anaknya, ibarat pepatah _"Seorang ibu dapat mengurus 10 orang anak, sedangkan 10 orang anak belum tentu dapat mengurus seorang ibu."_ Pengorbanan seorang ibu tak bisa digantikan oleh siapa pun.
Sayangnya, saat ini kesadaran sang anak untuk berbakti pada orang tua sangat minim. Pandangannya terhadap kehidupan hanyalah bagaimana menghasilkan materi dan keuntungan. Ketika orang tua dirasa tidak lagi bermanfaat apalagi malah menambah beban dalam kehidupan, maka sang anak tak segan menitipkan orangtuanya ke panti Jompo.
Inilah buah dari penerapan sistem sekuler, yakni paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini terbukti membawa dampak buruk bagi keluarga. Ketika masalah tidak diatur oleh agama, maka tercipta gaya hidup bebas. Perilaku anak terhadap orang tua seolah tanpa batas, sehingga menghasilkan anak-anak yang durhaka kepada orang tua.
Untuk itu, kita harus menggantikan sistem sekuler kapitalisme hari ini dengan sistem yang terbukti dapat melahirkan generasi terbaik, yakni Khilafah. Khilafah Islam terbukti menjamin pemeliharaan keluarga, mewujudkan keluarga harmonis serta menjaga ketakwaan individu di dalamnya.
Setiap individu dalam keluarga menyadari bahwa kedudukan orang tua begitu mulia dalam Islam. Dalam hadis Rasulullah saw. mengatakan _"Rida Allah tergantung pada rida orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua."_ (Hasan,at Tirmidzi, HR al- Hakim, ath-Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabiir, Al Bazzar).
Allah Swt. berfirman, _"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah "Wahai tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."_ (QS Al-Isra : 23)
Inilah kedudukan orang tua di dalam Islam yang harus dipahami oleh setiap anak. Islam telah mengajarkan seorang anak, agar menghormati dan memuliakan orang tuanya. Sehingga, akan tercipta anak-anak yang salih dan saliha. Paradigma Islam ini akan terlaksana ketika negara menerapkan syariat Islam dalam semua sendi kehidupan. Hanya sistem Islam yang mampu melahirkan generasi yang bertakwa dan memuliakan orang tua.
_Wa'allahu A'lam Bish shawwab_