Krisdianti Nurayu Wulandari
Kewajiban untuk berbirrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua telah Allah tetapkan kepada kita. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah Qs. Al-Isra' : 23
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Oleh karenanya, sebagai seorang anak sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kita untuk berbakti kepada kedua orangtua. Terlebih lagi ketika orang tua kita sudah memasuki usia yang cukup senja. Merawat serta membahagiakannya menjadi sebuah tanggungjawab yang harus kita tunaikan. Sebab, ketika mereka telah memasuki usia lanjut, biasanya kondisi tubuh mulai lemah dan seringkali merasakan sakit.
Tentunya mereka sangat membutuhkan rasa sayang dan kepedulian kita terhadap mereka. Menemani dan menghabiskan waktu bersama mereka di usia yang sudah tidak lagi muda. Sebagaimana juga dulu mereka menemani dan merawat kita dari kecil hingga sampai saat ini. Namun, di zaman sekarang ini, tak sedikit seorang anak yang justru mengabaikan orangtua mereka terutama di usia senja. Ada banyak sekali peristiwa-peristiwa yang kita temui bahwa seorang anak tega membuang orangtuanya.
Seperti yang dialami oleh Ibu Trimah, 65 tahun, warga Magelang Jawa Tengah. Dimana ketiga anak Ibu Trimah menitipkan beliau di sebuah panti jompo dengan alasan anak-anaknya tidak lagi mampu untuk membiayai orang tua. (dilansir dari viva.co.id, 31/10/21)
Nasib nahas, juga dialami oleh seorang ibu yang bernama Ibu Aishah (80 tahun) yang diminta oleh anaknya untuk membeli barang lalu ditinggal oleh anaknya. Setelah menunggu, sang putri tak kunjung datang untuk menjemputnya. (dilansir dari tribunstyle.com, 21/10/21)
Begitu juga nasib yang tak kalah memilukan juga dialami oleh seorang kakek tua yang sebelum beliau meninggal, beliau mengaku telah dibuang oleh anak-anaknya. (dilansir dari serambinews.com, 3/4/21). Sungguh sangat ironi sekali, ketika kita melihat banyak sekali di sekitaran kita yang masih ada saja ada seorang anak yang tega membuang orang tuanya.
Kejadian seperti yang disebutkan di atas, sejatinya tidak bisa lepas dari akibat diterapknnya sistem kapitalisme-sekuler. Sebab dari penerapan sistem tersebutlah yang melahirkan kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat. Sehingga banyak dari masyarakat yang rela melakukan apapun demi tercukupinya kebutuhan sehari-hari bahkan sampai tega membuang orangtuanya demi meringankan beban ekonomi mereka.
Berbagai masalah yang muncul seperti ini merupakan masalah sistemik yang juga harus diselesaikan secara sistemik. Misalnya kita tidak bisa hanya membenahi dari sisi perekonomian saja, sedangkan dari sisi yang lain tidak. Karena memang semua masalah yang timbul ini saling berkaitan dengan yang lain. Baik masalah sistem pemerintahan, perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tau akar permasalahannya. Kemudian mengganti akar permasalahan tersebu dengan solusi yang tepat dan benar, yang dapat menjadi solusi secara keseluruhan bagi problematika yang kita hadapi saat ini.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwasannya kapitalisme telah melahirkan kesenjangan di tengah masyarakat, menjadikan sebagian orang semakin kaya dan sebagian yang lain semakin miskin. Kemudian hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Tak peduli lagi dengan standar halal haram dalam berbuat. Dan juga semakin hari membuat kaum muslim semakin jauh dari agamanya.
Maka bukan hal yang tabu lagi apabila ada seorang anak yang semakin banyak menjadikan orangtuannya sebagai beban hingga tega menelantarkannya. Tidak lagi merawat bahkan sampai dibuang.
Begitu juga dengan peran negara. Seharusnya negara dapat menjamin kebutuhan rakyatnya. Bukan justru berlomba-lomba untuk saling bersaing memperkaya diri apalagi di tengah pandemi seperti ini. Banyak sekali PR yang harus kita selesaikan. Tidak hanya di ranah ekonomi saja tapi juga dalam ranah yang lain.
Berbeda jika sistem Islam diterapkan secara keseluruhan. Negara akan menjamin semua kebutuhan masyarakat. Baik dalam kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dan yang lainnya. Kebutuhan rakyat akan tercukupi dan negara akan menyediakan secara murah bahkan gratis demi kesejahteraan rakyatnya. Maka, tidak akan ada lagi kasus anak yang membuang orangtuanya lantaran terhimpit ekonomi.
Negara juga akan senantiasa memberikan pemahaman terhadap rakyat mengenai syariat Islam. Termasuk bagaimana mulianya seorang anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Semua ini hanya akan terwujud apabila sistem Islam dalam naungan Khilafah dapat ditegakkan dan diterapkan di dunia ini.
Wallaahu A'lam
Tags
Opini