Oleh: Yuke Octavianty
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Diawali dengan penangkapan beberapa anggota MUI (Majelis Ulama Indonesia) oleh Densus 88 yang dikaitkan dengan isu terorisme, MUI dikabarkan akan segera dibubarkan. Isu publik ini kian menghangat dan berkobar di tengah masyarakat (republika.com, 23/11/2021).
Tentu saja, isu ini meresahkan masyarakat. MUI, identik dengan wadah ulama Indonesia dalam mendiskusikan segala perkara yang berhubungan dengan kepentingan umat. Bagaimana masa depan negara tanpa wadah para ulama?
Anggota DPR RI Fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat, menyatakan bahwa masyarakat sangat menanti keputusan yang akan diambil pemerintah (tribunnews.com, 22/11/2021). Pemerintah harus bijak menelusuri akar masalah isu tersebut karena berpotensi merusak keharmonisan umat beragama. Demikian lanjutnya.
Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas sangat menyayangkan tragedi tersebut. Para ulama yang ditangkap tim anti teror, Densus 88, adalah ulama hanif anti kekerasan (antaranews.com, 16/11/2021). Anwar pun mengungkapkan, bahwa Densus 88 harus menjelaskan kepada publik, sebetulnya apa yang sedang terjadi?
Negara sekuler, memisahkan aturan agama dari kehidupan, merupakan salah satu biang kerok hancurnya pilar kehidupan manusia. Inilah yang terjadi di negeri kita. Lembaga yang mengedepankan simbol agama dan berusaha mengatur kehidupan bernegara, dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu dan bersifat radikalis. Karena alasan fanatik, dan radikal inilah, aturan agama dianggap menghalangi kehidupan. Sehingga terkategori sikap terorisme.
Syariat Islam adalah aturan mulia yang Allah tetapkan untuk menjaga kehidupan umat manusia. Mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi hingga kehidupan bernegara.
Isu Islamophobia selalu menjadi isu panas yang membakar pemikiran umat. Inilah buah pemikiran sesat sistem sekulerisme. Yang menjadikan Islam sebagai sesuatu yang menyeramkan bagi umat. Agama (Islam) dianggap sebagai penghambat kemajuan kehidupan. Padahal semuanya adalah keliru. Sehingga umat Islam, yang notabene sebagai kaum mayoritas negeri ini, merasa risih dengan agama sendiri. Wajar saja, jika Islam menjadi lemah dan jauh dari kebangkitan.
Kejadian sekaranglah buktinya. MUI dihembuskan sebagai sarang terorisme, merupakan fitnah luar biasa terhadap para ulama. Ulama yang menghendaki kemuliaan umat dan kesejahteraan hidup, justru malah di"buang" dan di"pendam". Sungguh sistem yang kejam.
Meskipun demikian faktanya, nafas kebangkitan Islam akan terus berhembus. Dan akhirnya Islam pun akan menang.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
(QS. An-Nur: 55)
Sungguh jelas, bahwa Islam akan bangkit, baik diperjuangkan ataupun tidak. Karena segalanya telah Allah SWT. tetapkan dalam Al Quranul Karim.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Tags
Opini