Oleh : Nurfillah Rahayu
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Iklim dunia semakin hari mengalami kemunduran yang signifikan. Dampak Dari perubahan iklim ini telah menyebabkan bencana Alam dimana-mana.
Seperti kebakaran hutan didekat pantai Kochyli pulau Evia, Yunani. 2000 lebih warga dievakuasi dan otoritas lokal menyatakan bahwa sebagian pulau telah hancur dilalap sijago merah.Gelombang panas parah dalam 30 tahun terjadi di Yunani di saat suhu mencapai 45C (tribunnews.com/9 Agustus 2021).
Belum lagi telah meretaknya lapisan es Larsen C di Antartika. Dilansir dari
WinNetNews.com (2juni2017) Sebuah keretakan di lapisan es Antartika akan terjadi di salah satu gunung es terbesar yang pernah tercatat.
Sekitar 5.000 kilometer presages (sekitar 1.930 mil persegi) - kira-kira seukuran negara bagian Delaware - keretakan gunung es ini akan menjadi salah satu yang terbesar yang pernah tercatat.
Christoffersen menjelaskan, meski melahirkan sebuah fenomena alam, katanya perubahan iklim berkontribusi terhadap proses tersebut. Saat atmosfer menghangat, lebih banyak air terakumulasi di permukaan es, rak es juga menjadi lebih tipis karena lautan di sekitar Antartika menyerap panas dari atmosfer.
Faktor-faktor ini dapat mempercepat pengembangan perpecahan dan membuat kecil kemungkinan es yang hilang dari gunung es akan tumbuh kembali, katanya.
"Kita perlu memastikan bahwa kita mengurangi emisi karbon dioksida kita sehingga kita tidak mengacaukan rak-rak es besar.Jika kita melanjutkan bisnis seperti biasa, kita bermain dengan perubahan potensial di permukaan laut yang akan mempengaruhi jutaan dan jutaan orang." kata Christoffersen.
Dan Yang terbaru yaitu banjir di Kalimantan Barat Sintang hingga setinggi leher.
Lebih Dari 35.000 rumah tergenang.
Dan masih terus berlangsung hingga kini - hampir tiga minggu. Banjir tersebut menurut data BNPB, menggenangi di 12 kecamatan. Sebanyak 140.468 jiwa terdampak banjir dan dua warga dilaporkan meninggal dunia.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan, banjir disebabkan oleh kerusakan DAS Kapuas yang telah mencapai 70% akibat pertambangan liar dan perkebunan.
Dan belum lama telah dilaksanakan juga KTT iklim COP26 PBB 2021 di Glasgow sebagai upaya untuk mengurangi Krisis global ini. Namun, Bisakah dunia bersatu untuk menghadapi musuh bersama pemanasan global sebelum terlambat?!
Sepertinya solusi yang direncanakan tidak akan terlalu berdampak. Sistem Kapitalisme yang ada sekarang membuat banyak penguasa dan para pengusaha hanya memikirkan keuntungan tanpa memperdulikan efeknya. Keadaan dunia saat ini, yang dirusak oleh korupsi, ketidakadilan, dan kerusakan pada manusia dan adalah bukti nyata dari ketidakmampuan manusia untuk merancang sistem yang sebagai sandaran baik dan buruknya sesuatu.
Dalam Islam memelihara lingkungan itu merupakan tanggungjawab seluruh manusia seperti yang dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah berikut ini :
“Di antara manusia ada orang yang ucapanya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada allah ( atas kebenaran ) isi hatinya, padahal dia adalah penantang paling keras (204). Ketika dia berpaling maka berjalan di muka bumi untuk memusnahkan dan merusak tanaman dan binatang ternak. Allah tidak menyukai kerusakan (205). Apabila dikatakan kepadanya “bertakwalah kepada Allah” maka bangkitlah kecongkakan (kesombongan) yang menyebabkan dosa. Maka cukuplah baginya (balasan) neraka jahanam, dan merupakan seburuk-buruknya tempat tinggal (206).” ( QS al-Baqarah: 204-206).
Islam dengan sistemnya khilafah merupakan solusi segala permasalahan umat. Khilafah adalah sistem politik umat Islam yang dibangun murni diatas akidah dan ketentuan Islam. Pembuatan hukumnya tidak dapat dipengaruhi oleh perusahaan besar atau kepentingan politik atau ekonomi karena undang-undang di dalam negara murni berasal Dari Allah SWT. Dan penguasa dapat diadili bahkan diberhentikan apabila menyimpang dari Islam penerapannya.
Selain itu, Khilafah tidak akan mengizinkan perusahaan atau kekuasaan asing ikut campur dalam urusan internal, termasuk kerusakan lingkungan dengan cara apapun. Sebaliknya, Negara, sebagai kekuataan dunia akan memenggunakan posisi internasionalnya yang tinggi untuk mempengaruhi norma-norma global yang terkait dengan perlindungan alam dan pelestarian lingkungan .