Indonesia Terancam Waspada Badai Covid, Akankah Pandemi Dapat Segera Berakhir ?



Anindya Annisa

Setelah geliat anjuran vaksinasi dilakukan oleh pemerintah dan  kegiatan masyarakat Indonesia mulai kembali seperti semula dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat, akhirnya angka penyebaran Covid-19 mulai landai. Akan tetapi, Presiden Indonesia, Joko Widodo tetap mengingatkan bagi seluruh warga negara untuk senantiasa  waspada akan kemungkinan melonjaknya angka Covid-19 di Indonesia. (Dilansir dari medcom.id)

Sebab beberapa negara di dunia, kasus virus covid-19 ini kembali menerpa dunia. Seperti China yang ditemukan hampir 200 kasus covid-19 lokal dalam seminggu terakhir. Begitu juga dengan sejumlah negara Eropa yang juga mengalami lonjakan kasus covid-19 dalam seminggu terakhir.

Ancaman adanya badai covid-19 juga dapat mengancam seluruh negara di dunia. Lantas kapankah permasalahan global ini dapat segera berakhir? 

Mari kita mundur sejenak ke beberapa ratus tahun sebelum ini, bagaimana cara Islam mengatasi adanya wabah penyakit. Pada masa Khalifah Umar bin khattab, dalam hadist diceritakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam saat kabar wabah penyakit diterimanya dalam perjalanan. Hadist yang dinarasikan Abdullah bin 'Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan:
أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ، فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ، فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ "‏ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ ‏"‏‏

“Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilayah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Dalam hadist yang juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.

Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju ketentuan-Nya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan Khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit.

Wabah penyakit sejatinya tidak pernah diharapkan muncul hingga mengakibatkan kekhawatiran. Namun selalu ada alasan yang mengakibatkan wabah penyakit muncul dengan dampak yang tidak bisa diperkirakan. Mari kita lihat dari sejarah adanya virus wabah yang sempat mengemparkan beberapa wilayah di dunia, mulai dari cacar atau smallpox yang disebabkan oleh virus variola ini menewaskan lebih dari 30.000 orang di Athena, Yunani, pada 430 SM (sebelum masehi). 

Pengidap cacar mengalami demam dan ruam kulit yang khas dan progresif. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 3 dari setiap 10 pengidap cacar meninggal. Banyak pengidapnya yang memiliki bekas luka permanen, terutama di wajah mereka. Bahkan dalam beberapa kasus, sampai menyebabkan kebutaan. Dengan menggunakan vaksin, cacar bisa diberantas di Amerika Serikat (AS). Di AS, wabah cacar terakhir terjadi pada tahun 1949. (Dilansir dari halodoc.com) 

Kemudian Wabah Justinian di Timur Tengah. Wabah Justinian ini bermula pada tahun 541. Wabah ini diperkirakan menewaskan 50 juta orang di Timur Tengah, Asia, dan lembah Mediterania. Justinian disebabkan oleh bakteri yang disebarkan oleh tikus yang digigit oleh kutu yang terinfeksi. 

Pada beberapa kasus wabah, vaksin memang dapat menjadi solusi terbaik dan terbukti menyelesaikan wabah yang semakin menyebar, tetapi dalam kasus covid-19 ini dengan terus berkembangnya teknologi, pemanasan global serta banyak berubahnya iklim, virus ini seiring berjalannya waktu juga bermutasi menjadi varian-varian yang baru. Sehingga vaksin yang diciptakan pada saat ini pun belum tentu dapat menyelesaikan permasalahan secara keseluruhan.

Pasalnya vaksin yang ada sekarang merupakan hasil penelitian dari virus yang ada pada saat ini saja, sedangkan virus covid-19 sudah bermutasi dan terus bermutasi hingga kini, lantas vaksin hanya dapat menangkal virus covid-19 yang ada saat ini, hingga membuat kemungkinan akan adanya ledakan virus kembali merupakan kemungkinan yang tidaklah kecil.

Bila kita harus melihat kisah dari sejarah Khalifah Umar bin Khattab, pada saat itu diterapkan sistem yang pada saat ini kita sebut Lockdown, tetapi perbedaanya adalah saat masa Lockdown masyarakat kebutuhan sehari-harinya telah terpenuhi, sehingga rakyat tak harus susah payah keluar rumah dan mempertaruhkan nyawa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan penerapan Lockdown dapat dilakukan secara maksimal dan menyeluruh. 

Sedangkan pada awal adanya Covid-19 di Indonesia, dana penanggulanagan Covid pun tidak dapat tersebar secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat Indonesia, baik dalam bentuk rupiah maupun sembako. Mengapa demikian? Karena masih ada saja orang-orang jahat yang tidak mempedulikan nasib rakyatnya 

Terlihatkan perbedaanya? Bagaimana Islam mengatur serta menangani umatnya, hingga detail terkecil? Tidakkah kita merasa bahwa sistem yang ada saat ini hanya menggerogoti kita secara perlahan?

Memang kasus virus ini sudah salah penanganan dari awalnya, mau bagaimanapun juga apa yang sudah terjadi tidak bisa kita sesali, kita tidak dapat memutar kembali waktu untuk memperbaikinya, yang bisa kita lakukkan adalah memperbaiki masa depan dengan melihat kesalahan serta mengintrospeksi kejadian yang ada sebelumya, ikhtiar tawakal, dan berpasrah pada Allah.

Mari kita lihat sekeliling kita, mulai dari hal terdekat, hal yang terkecil, misalnya taat protokol kesehatan, menjaga diri dan mengonsumsi makanan yang dapat menjaga kekebalan tubuh.
Wallaahu A’lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak