Oleh : Ummu Khielba
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Rindu padamu ya Rasulullah ﷺ, tak akan habis kata menggambarkan kemuliaan sosok yang Allah SWT utus untuk hambaNya dan diberi gelar sebagai ummat terbaik, beliau insan terbaik utusan Illahi Rabbi Allah SWT, pendobrak kejahiliyahan, menyeru ummat pada kebenaran hakiki menghamba hanya pada illahi.
Kecintaan seorang hamba kepada Allah haruslah tercurah dengan senantiasa meneladani Rasulullah. Beliaulah sosok Nabi penutup yang diamanahi risalah syariat Islam sebagai tuntunan hidup.
Allah berfirman, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS Ali Imron: 31).
Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menjelaskan, “Ayat yang mulia ini menetapkan siapa saja yang mengaku mencintai Allah, sedangkan ia tidak berada di jalan Muhammad ﷺ, maka ia berdusta sampai ia mengikuti syariat Muhammad secara kaffah.”
" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab [33]: 21).
Hal ini diperkuat pula dengan firman-Nya, “Apa saja yang Rasul bawa kepadamu, maka ambillah. Apa saja yang dia larang atas kalian, maka tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukumannya.” (TQS Al Hasyr: 7).
Ayat-ayat ini memerintahkan kita untuk meneladani Rasul ﷺ, yaitu meneladani seluruh apa yang dibawa Rasulullah ﷺ dalam semua aspek. Kita tidak boleh membatasi peneladanan kita hanya pada aspek-aspek tertentu saja, tapi seluruhnya terkecuali aspek yang dikhususkan untuk beliau.
Telah sangat jelas, kita tidak boleh meneladani Nabi ﷺ terbatas pada aspek-aspek tertentu, misalkan aspek akhlak atau ibadah saja, seraya mengabaikan teladan beliau dalam aspek-aspek lainnya, khususnya aspek syariat atau hukum dan pemerintahan.
Kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ mengharuskan kita mengikuti dan meneladani beliau dalam seluruh perilakunya, mulai dari akidah dan ibadahnya, makanan dan minuman, pakaian dan akhlaknya, hingga berbagai muamalat yang dilakukan Rasulullah, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum, dan pemerintahan.
Rasulullah ﷺ tidak hanya mengajarkan kita mengucapkan syahadat serta melaksanakan ibadah dan berakhlak secara benar, tetapi juga mengajarkan bagaimana hidup berkeluarga, mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (pengaturan masyarakat), menerapkan sanksi-sanksi hukum bagi pelaku kriminal, dan mengatur pemerintahan atau negara secara benar.
Menjadi kewajiban kita untuk terus mengajak umat menerapkan dan melaksanakan aturan Islam secara kaffah sebagai bukti kecintaan kita kepada Rasulullah SWT, serta mengajak umat untuk berjuang sebagaimana perjuangan yang dilakukan Rasulullah untuk menegakkan negara Islam. Hanya dalam institusi negara Islam sajalah aturan Islam secara kaffah dapat diterapkan.
Wallahu a’lam bishshawwab.