Peternak Was-was, Saat Harga Telur Terjun Bebas




Oleh : Rindoe Arrayah

             Selain tempe dan tahu, telur merupakan makanan yang juga sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Kandungan nutrisinya baik untuk tubuh. Proses memasak telur yang biasa digunakan sebagai teman saat makan nasi juga sangat mudah, praktis serta disukai oleh anak-anak. Oleh karenanya, telur menjadi salah satu pilihan yang tidak pernah terlewatkan dalam daftar belanja para ibu.

Akan tetapi, beberapa hari terakhir ini harga telur ayam mengalami terjun bebas. Bagi pembeli, hal ini sangat menyenangkan karena bisa mengurangi pengeluaran disaat semua bahan makanan mengalami kenaikan. Apalagi dalam situasi pandemi seperti saat ini, banyak rakyat yang kehilangan pendapatan akibat dibatasinya aktifitas mereka dan membuat daya beli masyarakat menurun. Namun di sisi lain, para peternak ayam telur menjerit karena hal ini membuat mereka mengalami kerugian yang sangat besar. Jika kondisi ini terus berlanjut bisa membuat para peternak gulung tikar.

Hal ini sebagaimana yang dialami oleh bapak Sugianto (60), salah seorang peternak ayam telur di Desa Darandan, kecamatan Darangdan, kabupaten Puwakarta. Dia hanya salah satu peternak ayam telur yang mengalami kerugian akibat harga telur yang  merosot. Masih banyak lagi para peternak ayam telur yang mengalami hal yang serupa (tribunnews.com, 5/10/2021).

Penyebab anjloknya harga telur, diduga akibat maraknya telur asal Jawa Tenga dan Jawa Timur yang masuk wilayah Jabodetabek dengan harga yang lebih murah yaitu sekitar Rp 13.000. Para pedagang akhirnya memilih harga yang lebih murah, walaupun kualitasnya tidak sebaik di Puwakarta karena membutuhkan waktu yang lumayan lama sehingga membuat kualitas telur mengalami penurunan. Bagi pedagang dalam sistem kapitalis, yang penting mereka mendapat keuntungan yang besar dengan modal yang sekecil- kecilnya.

 Dalam sistem Kapitalisme-Sekularisme saat ini, para peternak harus bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri dalam mempertahankan usahanya. Karena saat ini negara hanya sebagai regulator bagi para pengusaha dan pembeli. Sehingga, para pengusaha yang memiliki modal besar yang mampu bertahan. Sementara, para pengusaha kecil siap- siap gulung tikar karena tidak mampu lagi mendapatkan modal.

Berbeda halnya dalam Islam, negara berperan untuk senantiasa mendukung usaha masyarakat. Negara menyediakan fasilitas yang dibutuhkan secara murah dan mudah. Membangunkan infrastuktur yang digunakan untuk mendukung usaha mereka serta memberi subsidi pakan ternak untuk para peternak, serta menjaga kondisi pasar agar tidak terjadi monopoli dan praktik- praktik yang merugikan para peternak. Sehingga, terwujudlah harga telur yang normal. Dengan mekanisme seperti itu, para peternak mampu mempertahankan usahanya. Mereka mendapatkan penghasilan secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangannya secara layak dan kontinyu. Pelayanan ini diberikan secara merata tanpa ada penguasaan oleh sebagian pihak.

Dari sinilah bisa didapatkan kehidupan para peternak sejahtera manakala syari’at Islam diterapkan secara kaffah di tengah -tengah umat. Semua ini akan terwujud saat sebuah insitusi yang akan menerapkan syai’at Islam secara kaffah tegak di muka bumi ini, yakni Khilafah Islamiyah. Sehingga, Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam bisa kita rasakan.

Wallahu a'lambishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak