Pemindahan IKN, Ambisi Rezim di Tengah Pandemi




Oleh : Ummu Attar

           Pandemi yang masih menyelimuti negeri ini,  tidak menyurutkan langkah pembangunan Ibu Kota Negara Baru  dihentikan.
Jokowi Tegaskan Pembangunan Ibu Kota Baru Tetap Berjalan Meski Pandemi, Ini Tanggapan Pengamat
Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Kuningan dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, pada Selasa (31/8/2021). 
Meskipun saat ini Indonesia masih harus menghadapi pandemi Covid-19.

"Agenda untuk ibu kota baru ini tetap dalam rencana," kata Jokowi dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (27/9/2021).

Jokowi menyebutkan untuk saat ini pembangunan ibu kota baru sedang dalam tahap pembangunan infrastrutktur.

'Karena menurut Jokowi, untuk membangun ibu kota baru harus didahului dengan adanya infrastruktur agar bisa mempermudah membawa logistik.

"Karena untuk membangun ibu kota baru itu infrastruktur menuju ke sana dulu. Untuk nanti membawa logistik," imbuh Jokowi.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengungkapkan pembangunan ibu kota negara tidak akan terjadi dalam waktu singkat.

Berdasarkan master plan Bappenas, pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara ini diperkirakan akan memakan waktu selama 15-20 tahun.(www.tribunnews.com).

Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membeberkan perkembangan proyek pembangunan ibu kota baru atau ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur.

Suharso mengatakan saat ini persiapan pemindahan ibu kota terus dilakukan meski terhambat pandemi Covid-19.

“Asumsi saya kan kita harus bergerak terus. Kita enggak bisa terhenti langkahnya gara-gara pandemi Covid-19,” ujar Suharso dalam wawancara di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 2 September 2021.

Suharo memastikan target pemindahan ibu kota tetap akan terlaksana pada 2045. Proyek pembangunan tersebut bahkan telah sampai pada tahap land development dan persiapan penataan kota, seperti penanaman bibit pohon hingga mempersiapkan aksesibilitas jalan menuju titik IKN.
(www bisnis tempo.co).


Proyek ini diperkirakan akan memakan biaya sekitar Rp500 triliun, yang pembiayaannya akan dilakukan melalui skema APBN, Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan melalui pihak swasta (80%).
Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan IKN  sangatlah fantastis, lebih mirisnya lagi ini dibangun di tengah wabah, yang mana rakyat banyak yang kesusahan dan tidak memiliki penghasilan.

Dalam pembangunan IKN ini negara turut menggandeng pihak swasta untuk mengerjakannya.
Pihak swasta dan kalangan pengusaha pun akan mendapatkan keuntungan dari pembangunan dan kerjasama ini.
Dilain hal tentu jeratan swasta asing  memiliki pengaruh yang  bertambah kuat. Intervensi dari pihak asing pun makin membelit negeri ini.

Pembangunan yang terus berlanjut di kala pandemi tentu saja sangat melukai rakyat.  Disaat   masyarakat harus berjuang hidup dengan sekeras mungkin demi memenuhi kebutuhan yang serba susah karena penghasilan berkurang yang diakibatkan oleh adanya pandemi. Namun pemerintah sibuk membangun IKN dengan menggelontorkan dana yang besar  dan mengabaikan tanggung jawab pada rakyatnya.

Inilah watak asli kapitalisme, dimana asas manfaat adalah sandarannya. Untung rugi menjadi landasan dalam melakukan sesuatu, tanpa melihat aspek lain. Sehingga wabah tidak akan menghalangi proyek besar ini.
 
Berbeda dengan Islam, pemimpin dalam sistem Islam akan mengutamakan kepentingan rakyatnya, bukan mengandalkan keuntungan.
Maka ketika negara mengalami pandemi hal pertama yang akan di lakukan adalah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang melanda negeri. 
Pemimpin akan meriayah rakyatnya secara penuh dan memenuhi segala kebutuhannya. Wallahu alam bishsawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak