Pemindahan Ibu Kota, Masalah Baru Bagi Umat



Oleh : Tety Ummu Azka
Ibu Rumah Tangga




Melalui rapat terbatas pemerintah, pada 29 April 2019, Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) keluar pulau Jawa. Pemindahan IKN ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Namun rencana ini sempat tertunda dengan alasan, penanganan virus Corona menjadi fokus prioritas pemerintah. 

Pada 8 September 2021, Joko Widodo kembali menyampaikan bahwa proyek pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan terus berjalan. Hal ini disampaikan saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam kamar Dagang dan Industri Indonesia (kadin), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (Aprindo) di istana kepresidenan, Jakarta, Kompas.com.

Menurut pemerintah, beban Jakarta saat ini dinilai sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, bisnis, keuangan, perdagangan, jasa dll. Hal ini tentunya mengundang pro dan kontra di masyarakat. 

Jika alasan pemerintah menunda rencana pemindahan IKN ini adalah karena fokus kepada penanganan virus corona. Lalu apakah pemerintah sudah bisa memastikan bahwa negeri ini sudah terbebas dari virus tersebut sehingga pemerintah memaksakan kehendaknya memindahkan IKN ke luar Jawa? 

Jika kita kritisi, yang menjadi masalah bukan Daerah ibu kotanya (Jakarta). yang terlalu berat menanggung beban, tetapi ketidakseriusan dan ketidakbecusan pemerintah dalam mengelola dan mengemban amanah bagi masyarakat, sehingga bermunculan berbagai problematika. Lihat saja kondisi masyarakat saat ini sangat memprihatinkan, mereka membutuhkan perhatian khusus, mengingat efek dari pandemi yang berkepanjangan. Lambannya pemerintah dalam menangani virus tersebut (Corona) sangat berdampak bagi masyarakat. Sulitnya ekonomi di tengah pandemi ini menciptakan beragam kejahatan, mereka menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan perut.

Bukankah memenuhi segala kebutuhan masyarakat sudah menjadi kewajiban pemerintah? Ternyata hal ini tidak berlaku pada sistem saat ini (kapitalisme), mereka tidak peduli keadaan masyarakat, yang penting semua kebutuhan mereka terpenuhi. Bahkan di sela-sela himpitan ekonomi yang sulit. Pemerintah bersikukuh memastikan rencananya memindahkan IKN akan terus berjalan. Yang pastinya rencana ini akan menghabiskan biaya tidak sedikit. Ini jelas bentuk kedzaliman. 

TEMPO.com - Mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup era presiden Soeharto, Emil Salim menolak keras rencana presiden Joko Widodo yang akan memindahkan Ibu Kota negara ke pulau Kalimantan. Emil menilai berbagai alasan pemindahan yang selama ini di kemukakan oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) tidak dapat diterima. Emil mengatakan "kalo Jakarta rusak ya di perbaiki, tapi ini menjadi alasan pindah," tuturnya dalam diskusi publik bersama Institut For Development Of Economi and Finance atau Indef di ITS Tower, Jakarta Selatan. Jumat Agustus 2019.  Menurut Emil, anggaran untuk pemindahan Ibukota ini sebenarnya bisa digunakan untuk membiayai perbaikan yang diperlukan di Jakarta atau Pulau Jawa.

VIVAnews - menurut Marco Kusumawijaya, Direktur Rujak Center for Urban Studies. Arsitek yang sering dimintai  komentar soal tata kota ini. Ia berpendapat, pemindahan Ibukota dari Jakarta tidak perlu. "Masalah-masalah Jakarta dapat diperbaiki dengan biaya lebih kecil daripada ongkos memindahkan Ibukota jika tujuannya adalah untuk membuat pemerintahan nasional berfungsi lebih baik," tuturnya di akun Twitternya, Selasa 3 Agustus 2010.

Di lihat dari beberapa pendapat tersebut, sudah sangat jelas bahwa pemindahan IKN bukan solusi. Yang ada akan semakin memperburuk keadaan baik  dari segi ekonomi maupun terkait dengan lingkungan serta bertambahnya permasalahan baru di masyarakat. Ujung-ujungnya masyarakat yang menjadi korban. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sungguh perumpamaan yang pantas bagi keadaan masyarakat saat ini.

Rasulullah Saw. bersabda, 

"Barang siapa yang diangkat oleh Allah menjadi pemimpin bagi kaum muslim, lalu ia menutupi dirinya sendiri tanpa memenuhi kebutuhan mereka, (menutup) perhatian terhadap mereka, dan kemiskinan mereka. Allah akan menutupi (diriNya) tanpa memenuhi kebutuhannya, perhatian kepadanya, dan kemiskinannya." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Maryam).

Untuk menumpas tuntas kedzaliman dan membangun keadilan di masyarakat, tentunya butuh peraturan, dan aturan itu adalah Islam. Islam satu-satunya akidah yang sesuai dengan fitrah manusia, Islam lahir beserta. peraturan-peraturan yang rinci serta mampu mengatasi berbagai persoalan di masyarakat. Dengan demikian Islam satu-satunya sistem bagi kemaslahatan umat. Selain itu Islam juga akan melahirkan pemimpin yang amanah yang mampu  menumbuhkan keadilan di masyarakat.

Tegaknya kembali khilafah Islamiyah adalah satu-satunya solusi untuk mengeluarkan mereka dari jeratan sistem yang penuh kedzaliman (Kapitalisme). Dengan pemimpin seorang Khalifah dan sistem kekhilafahan yang dapat di pastikan sistem ini (Islam) sangat selektif dalam mengambil keputusan, sehingga seluruhnya menghasilkan kemaslahatan bagi umat.

Allah Swt. berfirman, 

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat."

Allah memerintahkan agar keadilan dijadikan landasan utama untuk menetapkan hukum di antara manusia. Dengan demikian keadilan merupakan asas bagi tegak atau runtuhnya sebuah negara dan pemerintahan. Dengan keadilan, keberlangsungan hidup masyarakat dapat terjaga. Di samping itu ketentraman, kedamaian, serta kesejahteraan akan dirasakan seluruh umat, di bawah naungan khilafah Islamiyah.

Kini saatnya kita sebagai pengemban dakwah bergerak semaksimal mungkin, menyeru umat, mengajak mereka berpikir secara jernih, memahamkan mereka kepada Islam yang sesungguhnya. Sehingga mereka menyadari bahwa sistem yang diterapkan saat ini adalah sistem yang rusak dan Islam adalah satu-satunya sistem yang benar.

Islam tidak hanya mempunyai solusi, tetapi Islam juga mempunyai metode baku dalam menggali solusi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Islam menjadi satu-satunya metode dalam memecahkan problematika kehidupan.

Wallahu'alam bishshawab

1 Komentar

  1. Masya alloh ibu rumah tangga dah bisa kasih masukan beserta dalil nya, semoga bisa berkembang buat contoh semua ibu rumah tangga👍

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak