Oleh : Verry Verani
Viral di media sosial cuplikan video komika McDanny yang diduga menghina eks Imam Besar FPI, Rizieq Shihab.
Dalam video itu terlihat McDanny sedang membawakan sebuah acara yang diiringi oleh alunan musik dari DJ perempuan.
McDanny kemudian melontarkan pernyataan saat musik berhenti sejenak.
"F**k Habib Rizieq," kata pria yang bernama Dani Jaya Wardhana itu sambil tertawa.
CNNIndonesia.com, Minggu (17/10/2021).
Pada 3 tahun lalu umat Islam Surabaya pernah mempolisikan dua komika pengolok-olok dan Penista Islam.
Tretan Muslim dan Coki Pardede di Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim.
setelah itu pihak pelapor (biasanya 2-3 hari) akan dihubungi untuk dilakukan pemeriksaan thp pelapor yg dituangkan dalam
"berita acara pemeriksaan (BAP)". Tapi ternyata saat itu kasus tak jua diproses, sampai akhirnya kini Coki ditangkap karena kasus Narkoba.
Coki Pardede, sosok yang kerap mengolok-olok Habib Rizieq Shihab dan ajaran Islam akhirnya ditangkap karena narkoba. Ia ditangkap Rabu,1 September 2021.
Polisi berhasil mengamankan narkotika jenis sabu.
"1 (satu) Paket plastik Klip Bening yang berisikan Narkotika Jenis Sabu Milik Sdr. REZA PARDEDE (tsk 1),"
Kamis, (2/9/ 2021
Faktakini.info)
Kejahatan Yang Terorganisir
Pemberitaan ini, sebuah fakta kelancangan para pengujar kebencian dan olok-olok, pelecehan terhadap simbol-simbol Islam.
Akhir akhir ini, trend mengolok-olok sering bermunculan di even-even besar yang menampilkan keonaran dihadapan publik.
Ternyata prilaku mengolok-olok tidak sendiri, melainkan datang dari suatu komunitas yang terorganisir, memiliki visi - misi dan terstruktur.
Hal ini jelas, gerakan phobia terhadap Islam.
Mempertontonkan amoral dimuka publik.
Sasaran pelakukan selain untuk menarik simpati kalangan generasi muda muslim secara umum,
serta serangan khusus pada Islam, para ulama dan pengemban dakwah Islam, yang dianggap sebagai musuhnya.
Serangan kejahatan memuat konten kemaksiatan yang di sajikan dengan kemasan komedi ini menyinggung, meresahkan umat Islam.
Pasalnya, prilaku pelecehan terhadap Islam dan ulama diruang publik termasuk melakukan teror, intoleran terhadap keberagaman agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun, tidak mengherankan jika hal ini terjadi dalam negara pendukung kuat dan penganut ideologi Demokrasi - Liberalisme, sekulerisme - kapitalisme.
Tentu komunitas ini mengikuti pola dasar induknya. Posisinya sebagai 'ujung tombak'.
Nampak nyata pada perbuatannya seperti,
menista Islam dan ulama, pelecehan seksual, LGBT, pengguna narkoba dan jaringan transaksinya.
Boleh jadi, jaringan ini juga meluas pada para penggemar club sepak bola dalam rangka memanaskan suasana panggung politik 2024.
Ujung-ujungnya mereka digiring pada dukung - mendukung kesuksesan
kandidat pasangan capres-cawapres dalam pilpres yang akan datang berkuasa di periode berikutnya.
Inilah yng dikatakan
"Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir” (Ali bin Abu Thalib r.a.).
Penyebab Munculnya Panggung Maksiat
Menurut pengamatan penulis, kondisi Indonesia
secara umum telah terjangkit Islamofobia, yang ditularkan pemikiran dan budaya Barat.
Islam phobia dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya;
Pertama, penjelasan Alquran, Allah SWT telah mempertegas bahwa sampai kapan pun kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho terhadap Islam (lihat QS Albaqarah [2]:120).
Alquran telah banyak menceritakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang kafir, di antaranya beliau dituduh sebagai penyair (QS Al Anbiyaa’ [21]:5),
Rosulullah saw dihina sebagai dukun (QS Al-Haaqqah [69]:42),
juga dituduh sebagai tukang sihir (QS Adz Dzaariyaat [51]:52), dihina sebagai orang gila (QS Al Hijr [15]: 6).
Ada juga hinaan terhadap status beliau sebagai anak yatim dan orang miskin (QS Az Zukhruf [43]:31).
Hinaan bahwa Nabi tidak perlu makan dan menikah (QS Al Furqaan [25]:7).
Beliau juga dituduh bahwa Alquran diajarkan orang Nasrani (QS An Nahl [16]:103). Hinaan bahwa beliau tidak akan mempunyai keturunan setelah kematian putranya yang bernama Qosim (QS Al Kautsar [108]:1-3), dan kasus lainnya.
Faktor kedua, yang menjadikan Barat membenci Islam adalah karena Islam merupakan tantangan ideologi yang bertentangan dengan prinsip ateis.
Naquib Al-Attas mengungkapkan dalam bukunya, Islam and Secularism, bahwa Islam bukan hanya tantangan bagi kekristenan Barat, tetapi juga tantangan bagi prinsip-prinsip aristotellianisme dan epistemologi serta dasar-dasar filosofi yang diwarisi dari pemikiran Yunani dan Romawi.
Unsur-unsur itulah yang membentuk komponen dominan, mengintegrasikan elemen-elemen penting dalam berbagai dimensi pandangan hidup Barat.
Islam pun dianggap tidak sejalan dengan pandangan hidup mereka.
Dr Basim Khafaji mengatakan bahwa Barat melihat Muhammad telah mempersembahkan pemahaman yang mungkin bisa menghancurkan pemikiran Barat dari asasnya, yaitu sentralisasi aqifah Islam langsung pada Allah SWT dalam kehidupan manusia.
Hal itu bertolak belakang dengan teori Barat yang dibangun di atas logika dan akal pemikiran manusia (Rasionalisme). (Sohib Jasim, Akar-Akar Penghinaan Terhadap Islam dalam Pemikiran Barat, 2006).
Faktor ketiga, adalah ditiupkannya isu "radikal dan terorisme" yang selama ini didengungkan oleh Amerika dan sekutunya. Ini telah merasuki pemikiran bangsa Barat sehingga mereka takut dan membenci Islam.
Panggung penghinaan terhadap Islam dan ulamanya bukan sekedar panggung penista biasa namun lebih dari itu, jangkauan efek dan pengaruh merusak pemikiran umat dan tatanan kehidupan generasi mendatang. Selain kehancuran moral umat juga akan menghancurkan tatanan kehidupan manusia
hingga ratusan bahkan ribuan tahun kedepan.
Namun,target musuh-musuh Islam jauh hingga menggenggam kekuasaan global muthlak.
Disisi lain barat juga harus memastikan kematian ideologi Islam, paling tidak menghapus, menghalangi dengan menyubur-murkan kemasyiatan dalam masyarakat. Sehingga masyarakat kaum muslimiin merasa keberatan, menolak, utopis untuk penerapan syariah Islam dalam bingkai khilafah.
Cara Islam Mengatasi Para Penista Islam dan simbol-simbolnya
Islam punya cara tersendiri untuk mengatasi para penista,
pertama, memiliki mental keberanian melawan dakwah tanpa kekerasan
Kedua, menguatkan politik Islam dan membongkar jebakan, politik musuh yang berakibat menimbulkan kerusakan-kerusakan kehancuran kehidupan peradaban mulia manusia.
Ketiga, membina umat. Mengubah orientasi berfikirnya kepada Islam.
Mengabaikan para pencela orang-orang yang terbiasa mencela.
Keempat, menguatkan metode perjuangan Islam terhadap simpul - simpul umat agar wajib mengikuti langkah-langkah perjuangan yang dicontohkan Nabi, yaitu menerapkan aturan hidup Islam dan membangun konstruksi model negara yang ditegakkan Rosulullah, kemudian dilanjutkan oleh para khulafaur Rosyidiin.
Bagaimana sikap seorang Kholifah Abdul Hamid II, ketika mendapat kabar dari koran yang menggambarkan wajah dan pementasan teater Nabi Muhammad SAW. terkatagori sebagai penghinaan terhadap Islam dan simbol-simbonya.
Sultan Abdul Hamid II
Sultan ke 34 kekhalifahan Ustmaniyah (berkuasa 31 Agustus 1876-27 April 1909) pernah marah besar atas kelakuan pemerintah Perancis.
Dalam salahsatu serial Payitath: Sultan Abdul Hamid yang dikenal lembut, tidak bisa lagi menahan emosinya ketika mendapat kabar bahwa Perancis akan menggelar pertunjukan teater yang akan menampilkan tokoh utama Nabi Muhammad SAW.
Cuplikan perkataan Sulthan Abdul Hamid II . .. .
"Akulah Khalifah umat Islam Abdul Hamid Han! Aku akan menghancurkan dunia di sekitarmu jika kamu tidak menghentikan pertunjukan tersebut!"
"Aku akan menarik pedang ketika sedang sekarat. Aku akan menjadi debu dan terlahir kembali dari debuku, dan berjuang bahkan jika mereka memotong leherku, mencabik-cabik dagingku untuk melihat wajah Baginda Nabi kita. Melihat wajah Rasulullah di akhirat," demikian, Sultan Abdul Hamid melanjutkan.
"Ini adalah bukti umat Islam berjuang dengan musuh yang tidak terhormat".
Dia menegaskan, "Kekhalifahan Utsmaniyah tidak akan pernah menjadi seperti Prancis dalam berperang"
Tetapi, kita tidak akan menghentikan pertahanan kita. Panggil kedutaan Prancis, segera," begitu perintah Sang Sultan, yang dijawab oleh Tahsin Pasha, selaku orang paling dipercayainya.
Sultan Abdul Hamid pun menjelaskan, jika ia memanggil sang legasi Prancis bukan terkait masalah kecil yang berkaitan dengan kedatangan Herzl di Istanbul. "Kedutaan, kami umat Muslim begitu mencintai Nabi kita Rasulullah SAW. Kami sangat mencintainya hingga rela mengorbankan hidup kami untuknya. Kami tidak ragu dan rela mati untuknya," ucap Sultan Abdul Hamid.
Selanjutnya,
Tahsin Pasha memberi kabar gembira kepada Sultan Abdul Hamid jika orang Prancis akhirnya menghentikan pertunjukan teater. Hal itu tentu saja berkat ultimatum Sultan Abdul Hamid. Sang Sultan pun mengucapkan alhamdulillah.
Tahsin Pasha tidak lupa mendoakan Sang Sultan agar diberkati Allah SWT. "Kita tidak mencari pangkat jika kita bisa melayani agama ini," kata Sultan Abdul Hamid menjelaskan tindakannya memuliakan Rasulullah kepada Tahsin Pasha. (Dikutip dari laman
REPUBLIKA.CO.ID)
Islam adalah agama rahmat dan kasih sayang. Sebagai nabi yang membawa risalah Islam, Nabi Muhammad pun diciptakan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiya: 107).
Ingat, untuk seluruh alam, bukan hanya untuk orang Islam saja atau untuk manusia saja, tapi seluruh alam.
Melalui ayat Al-Qur'an, Allah SWT memberikan kita petunjuk dalam berakhlak yang baik, terutama tentang sikap mencela dan atau mengolok orang lain. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11).
Imam Ibn Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzim berkata bahwa ayat di atas berisi larangan melecehkan dan meremehkan orang lain. Dan sifat melecehkan dan meremehkan termasuk dalam kategori sombong. Ia mengutip salah satu sabda Rasul SAW,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: “Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91).
Sementara itu ulama tafsir Al-Qur'an yang lain seperti Imam Ath-Thabari dalam Tafsir At-Thabari menjelaskan makna ayat di atas dengan juga mengutip salah satu hadis Nabi Muhammad, sebagai berikut:
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
Artinya: “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya."
(HR. Abu Daud no.4084)
Wallahu"alam
Tags
Opini