Negeri Kaya yang Jauh dari Kata Sejahtera



Oleh : Luthfi K.K*


Negeri dengan SDA melimpah ini masih belum menemukan kesejahteraan untuk rakyatnya. Melimpahnya SDA justru menjadi santapan lezat kaum swasta, seperti kita lihat pegunungan emas di Papua, siapa yang menggarap dan menguasai? Yap tentu saja Asing, yang sudah sejak lama bercokol di Indonesia untuk mengeruk tanah emas disana. Kini bahkan pegunungan yang memiliki kandungan emas yang lain tak jauh dari pertambangan emas Freeport, Blok Wabu Papua menjadi sasaran beberapa  pengusaha, pasalnya memang daerah Blok Wabu ini cukup menjanjikan kandungan emas di dalamnya.

Apalagi sejak daerah pegunungan Blok Wabu ini telah dikembalikan kepada pemerintah sejak 2018 lalu oleh Freeport Indonesia, karena Freeport ingin fokus pada Tambang Grasbreg. Tak ada pengelola ini tentu saja menarik banyak pelanggan untuk siap menggarapnya. 

Siapa yang tidak tertarik jika Blok Wabu ini dilansir memiliki potensi yang lebih besar. Berdasar data Kementrian ESDM 2020, Blok Wabu menyimpan potensi sumber daya 117,26 ton bijih emas dengan rata-rata kadar 2,16 gram per ton (Au) dan 1,76 gram per ton perak. Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman mengatakan nilai potensi ini setara dengan USD 14 milyar atau hampir Rp 300 triliun dengan asumsi harga emas USD 1750 per troy once (economy.okezone.com 03/10/2021)

Jika potensi besar tersebut sampai jatuh pada tangan asing atau swasta, maka kata sejahtera akan semakin jauh untuk rakyat negeri ini. Bukan membawa kemaslahatan umat tapi kesengsaraan umat. Bagaimana mungkin? Yaa.. jika kita melihat kedepan seandainya Blok Wabu ini jatuh ke tangan Asing apa yang akan didapat oleh negeri kita? Hanya sepotong royalti yang itu secuil dari hasil untung yang didapat oleh perusaan swasta. 

Lalu bagaimana jika SDA di Blok Wabu ini dikelola sendiri oleh pemerintah? Wahh pasti negeri kita akan berkembang lebih cepat, karena keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan umat, seperti untuk pendidikan, perbaikan fasilitas umum, sampai pada melunasi hutang yang jumlahnya ribuan triliun itu.

Kenapa SDA ini harus dikelola oleh pemerintah dan hasilnya dikembalikan ke rakyat? karena SDA ini merupakan bagian dari kepemilikan umum yang mana setiap rakyat yang tinggal disekitarnya atau dinegerinya harus ikut bisa menikmati hasilnya. Jadi individu atau negara sekalipun tidak boleh memilikinya secara sepihak.

Rasulullah SAW bersabda, “Kaum muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: air, rumput , dan api” (HR. Ibnu Majah). Kemudian dilanjut Rasul bersabda, “tiga hal yang tak boleh dimonopoli : air, rumput, dan api” (HR. Ibnu Majah)

Dari sini sangat jelas jika diibaratkan dengan air yang sumber dayanya melimpah dan tak pernah habis, sama dengan tambang emas yang jumlahnya melimpah. Tidak boleh hanya dikuasai oleh kelompok individu karna ini merupakan hak seluruh umat. Dengan dikelola oleh pemerintah yang hasilnya nanti untuk dikembalikan kepada rakyat.

Pertanyaan muncul kembali, lalu bisakah hukum seperti ini dijalankan pada sistem kapitalis yang sedang menjerat negeri kita ini? Sejatinya pengelolaan bahan tambang emas oleh Asing ini adalah salah satu buah dari hasil kapitalisme. 

Berbagai bentuk kerjasama antar pejabat dalam negeri yang terbuai akan materi dan tak mengindahkan hukum yang berlaku, apalagi hukum Islam. Oleh karenanya negeri ini membutuhkan pergantian sistem. Sistem yang akan mengatur segala bentuk kehidupan dalam bernegara dan kehidupan umat. 

Sistem yang akan mengutamakan kemaslahatan umat. Sistem yang akan melindungi umat. Dengan sistem apa ?  Yakni sistem Islam, dengan diterapkannya Islam Secara Kaffah dalam Naungan Khilafah inilah maka Hukum Islam akan diterapkan. Semua hak-hak umat akan diberikan. Semua sumber daya alam yang kepemilikannya milik umat akan dikelola, dengan tanpa adaya politik kotor didalamnya, sehingga hasilnya akan membawa berkah bagi umat.

*Aktivis Muslimah Tulungagung

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak