Oleh Emmy Rina Subki
Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Utang Ranuwijaya angkat bicara terkait acara Miss Queen Indonesia yang merupakan ajang transgender. Menurutnya, ajang-ajang tersebut mestinya tidak boleh diadakan di Indonesia, karena negara ini berasaskan Pancasila yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Sesuai sila pertama, yaitu ketuhanan yang Maha-Esa.
"Ajang-ajang seperti Miss Queen transgender mestinya tidak boleh diadakan di Indonesia. MUI melalui Munas ke-8 tahun 2010 telah mengeluarkan fatwa tentang transgender. Dalam fatwa tersebut disebutkan kalau mengganti jenis kelamin (transgender) hukumnya haram termasuk pihak yang membantu melakukan ganti kelamin itu," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (3/10).
Ia menambahkan, bahwasanya, melakukan transgender itu sendiri dilarang oleh agama baik laki-laki menjadi perempuan atau perempuan menjadi laki-laki. Bukan hanya Prof. Utang Ranuwijaya yang berkomentar, namun pernyataan wakil ketua Umum Pimpinan pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) pun senada menanggapi ajang Miss Queen tersebut.
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) Ustaz Jeje Zaenudin memberikan tanggapan terkait acara Miss Queen Indonesia yang merupakan ajang untuk para transgender. Menurutnya, acara ini bukanlah kemajuan dan kebebasan, melainkan kebablasan atas kebebasan dan peradaban jungkir balik.
"Sebagai bangsa Indonesia kami tentu sangat-sangat prihatin dengan acara-acara seperti itu. Kami adalah bangsa yang beradab dan beretika religius.
Acara Miss Queen Indonesia yang mengompetisikan para transgender bukanlah kemajuan dan kebebasan, melainkan kebablasan atas kebebasan dan peradan jungkir balik," katanya saat dihubungi Republika, Senin (4/10).
Kontes kecantikan Miss Queen 2021 yang diselenggarakan di Bali, Kamis (30/9/2021), jadi pro dan kontra. Kontes tersebut merupakan ajang kecantikan bagi para transgender.
*lMiss Queen Bukan untuk Diapresiasi
Melihat dari tanggapan diatas, fitrah manusia manapun akan menolak atas apresiasi acara tersebut. Akan mencari pembenaran bahwa dilihat dari sudut pandang apapun kompetesi transgender ini tidak sesuai dengan fitrah manusia dan sangat memalukan.
Seandainya pelaku tersebut bagian dari keluarga, pastilah menolak. Bahkan tak sedikit yang memberi komentar penolakan ajang terdebut. Karena transgender adalah perilaku yang tidak sesuai norma apapun, termasuk agama.
Penduduk manapun, dan agama apapun akan mengucilkan kaum sodom ini. Apalagi faktanya pemenang Miss Queen ini syarat utamanya adalah laki laki tulen yang memilih menjadi transgender.
Kaum Sodom Buah dari Kebebasan
Dengan sambutan dan kehebohannya, ajang ini seolah menjadi promosi besar-besaran kepada generasi muda untuk tidak malu menjadi transgender, LGBT.
Transgender seolah diberi ruang disertai karpet merah. Padahal jelas-jelas transgender ini akan merusak generasi muda. Karena dengan diberikan panggungnya ini, sangat tidak mungkin banyak pemuda terobsesi untuk menjadi kaum LGBT.
Dengan fakta tersebut Pancasila sila ke satu pun dengan jargonnya "Ketuhanan yang maha Esa", tak mampu membasmi perilaku LGBT di negeri ini. Karena bukannya di basmi, tapi dibiarkan mendapat panggung di khalayak ramai. Bahkan di kancah internasional. Pemenang Miss Queen tahun ini sepertinya sudah dapat diterima di masyarakat dengan menganggap transgender patut dihormati. Karena memberi kontribusi di kancah internasional. Dengan fakta ini bagaimana mungkin kaum sodom tersebut dihapus dari negeri ini.
Inilah akibat sistem demokrasi kapitalis liberal. Dengan dalih menghormati kaum parapuan adalah bagian dari hak asasi manusia.
Begitu banyak kerusakan di muka bumi ini akibat tidak diterapkannya hukum Allah yang sesuai dengan fitrah manusia. Demokrasi, sekuler liberal adalah biang dari kerusakan semua ini.
Transgender hanya sebagian fakta kecil akibat dari kebobrokan sistem demokrasi liberal , yang menganut kebebasan. Manusia diberikan kebebasan sebebas-bebasnya. Bebas berekspresi, bebas berprilaku, bebas memilih gender, bebas memiliki, bahkan bebas tidak beragama.
Manusia hidup menjadi tanpa aturan. Karena tidak adanya tujuan hidup yang benar. Hidup hanya bertujuan mencapai kepuasan Dunia.
Pancasila tak mampu membendung kaum sodom
Apa yang dikatakan tokoh-tokoh diatas maupun masyarakat, mengecam ajang Miss Queen dan prilaku L967 tersebut. Karena hal ini tidak sesuai dengan pancasila sila ke satu Berketuhanan yang Maha Esa. Di dalam pancasila pun tidak ada aturan baku berketuhanan seperti apa yang digambarkan dalam pancasila sila tersebut. Masyarakat masih dibiarkan memilih beragama apa alias aturan apa dalam hidupnya yang dipilih nya. Karena negeri ini dengan dalih toleransi beragama tidak mempunyai aturan yang satu dalam negeri ini.
Karena dalam sila ke tiga pancasila yaitu Persatuan Indonesia manusia masih diberikan ruang bebas memilih aturan hidup dalam toleransi yang kebablasan juga.
Islam Solusi Tuntas
Islam mempunyai seperangkat aturan yang baku. Tidak akan pernah berubah-ubah. Karena standar perbuatan manusia hanya dilihat dari kacamata hukum Islam yaitu haram dan halal. Islam mengharamkan perbuatan yang menyimpang. Karena akan merusak populasi manusia dan menyebarkan penyakit seperti penyakit kelamin, Aids, HIV, kanker dan penyakit berbahaya lainnya.
Islam sangat menjaga peradaban manusia. Islam akan sangat melindungi generasi muda dari hal-hal negatif seperti prilaku menyimpang L967. Islam membuat aturan yang baku, tidak akan ada perubahan. Walaupun zaman berubah.
Dengan maraknya kasus penyimpangan perilaku ini, maka harus ada solusi tuntas yaitu Islam. Islam akan memberikan sanksi tegas. Untuk pelaku L967.
Syariah Islam akan memberikan hukuman mati terhadap perilaku ini. Seperti dijatuhkan dari gedung yang sangat tinggi hingga mati.
Islam memberikan sanksi yang tegas untuk melindungi populasi, dan peradaban manusia. Jika hukum Islam ini diterapkan, pastinya perilaku menyimpang ini dapat dituntaskan secara cepat dan tuntas. Tidak akan ada yang berani berprilaku menyimpang. Apalagi sampai mempertontonkan ajang kontestan Miss Queen atau semacamnya ini hingga diberikan panggung untuk kaum sodom ini.
Inilah salah satu hikmah dari penerapan hukum Islam yang bersumber dari Tuhan semesta alam. Yang berhak mengatur kehidupan manusia ciptaan ini. Adakah hukum sesempurna hukum Islam. Lalu sampai kapan kita mau dijauhkan dari hukum Allah ini?. Apakah sampai Allah Swt menurunkan adzab-Nya?
Firman Allah Swt. dalam Qur'an surat Hud:82.
Artinya" Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar."
Juga dalam Qur'an surat Hud:89. Artinya:"Dan wahai kaumku! Janganlah pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu berbuat dosa, sehingga kamu ditimpa siksaan seperti yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud atau kaum Shalih, sedang kaum Luth tidak jauh dari kamu".
Wallahu a'lam bissawab.