Oleh: Tety Ummu Azka
Suster Gabriela Meilani adalah satu korban meninggal dari sembilan tenaga kesehatan (nakes) yang mengalami kekerasan di Puskesmas Kiwirok, pegunungan Bintang, Propinsi Papua pada Senin (13/9/2021), delapan di antaranya mengalami luka-luka dan trauma akibat serangan dari kelompok Kriminal bersenjata (KKB).
Menurut salah satu nakes yang selamat, Marselinus Ola Atanila, ia menuturkan kelompok Kriminal bersenjata (KKB) juga menganiaya para suster dengan membabi buta, mereka menelanjangi suster-suster, kemudian dianiaya secara tidak manusiawi. Bahkan tidak sampai di situ setelah dianiaya kemudian mereka mendorong para suster ke dalam jurang dalam keadaan pingsan. Mereka juga merusak dan membakar puskesmas serta merusak tempat tinggal nakes.
Sangat disayangkan dengan adanya kejadian ini. Tidakkah mereka memahami pentingnya tenaga kesehatan (nakes) apalagi di situasi pandemi seperti saat ini. Peran penting nakes sangat dibutuhkan bagi kesehatan banyak masyarakat. Maka dari itu sudah seharusnya pemerintah memfasilitasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Seperti mendirikan puskesmas-puskesmas di seluruh wilayah. Selain itu sudah kewajiban pemerintah siaga dalam menangani seluruh kebutuhan masyarakat salah satunya adalah kesehatan.
Karena untuk menjalani aktivitas sehari-hari, kesehatan mempunyai pengaruh besar bagi setiap orang. Maka keberadaan para nakes adalah sebuah hal penting bagi kita. Untuk itu perlu penjagaan ketat bagi mereka (nakes). Jika kita lihat betapa bejadnya apa yang dilakukan (KKB) di Puskesmas Kiwirok Papua. Nakes justru menjadi korban serangan brutal KKB. Padahal para nakes adalah yang menjadi garda terdepan untuk berhadapan langsung dengan masyarakat.
Ketua Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan, penyerangan yang dilakukan KKB terhadap orang sipil ataupun tenaga medis termasuk dalam pelanggaran sangat serius di hukum internasional. Dia menjelaskan, nakes bukanlah profesi orang yang sekedar hidup. Nakes adalah profesi yang bekerja menyelamatkan kemanusiaan dan mereka bertarung di daerah yang luar biasa tantangannya. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA.
Suara.com- Anggota komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menilai tragedi penyerangan tenaga kesehatan oleh kelompok bersenjata di wilayah kabupaten Bintang Pegunungan, Papua sebagai bentuk penghinaan terhadap kemanusiaan. Ia meminta pemerintah bisa mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut supaya lebih memperhatikan tenaga kesehatan terutama di wilayah konflik. Ia juga mengatakan "mudah-mudahan kejadian ini menjadi satu sinyal bagi pemerintah untuk tidak bermain-main lagi dengan keselamatan, dengan hak dan perlindungan tenaga kesehatan kita. Dalam diskusi bertajuk "Peduli Lindungi Nakes Daerah Konflik" secara virtual, Sabtu (25/9/2021)
Aksi kekerasan yang terjadi di Papua adalah salah satu di antara peristiwa-peristiwa yang terjadi di Negeri ini. Dilihat dari sekian banyak kasus yang terjadi di negeri ini, ada kekeliruan yang fatal dalam penerapan hukum terhadap para pelaku kriminal sehingga tidak membuat efek jera terhadap mereka. Di samping itu lalainya pemerintah terhadap segala kepentingan dan urusan di masyarakat menjadi alasan yang kuat akan munculnya berbagai kejahatan di masyarakat secara terus-menerus.
Berbagai peristiwa yang terus terjadi di negeri ini hingga menghilangkan nyawa seseorang, seolah nyawa tidak ada nilainya, ini menjadi bukti bahwa sistem yang diterapkan saat ini tidak mampu memberikan solusi. Nyatanya dari setiap peristiwa yang terjadi sistem ini tidak pernah mampu mengusut tuntas permasalahan yang ada.
Islam adalah satu-satunya mabda yang mampu memberikan solusi tuntas bagi setiap permasalahan di masyarakat. Islam juga mampu mengatur segala urusan masyarakat mulai dari hal kecil hingga hal yang besar. Seperti aksi kekerasan terbaru yang dilakukan KKB kepada para nakes di Papua, hingga menghilangkan nyawa seseorang.
Dalam Islam, nilai nyawa begitu tinggi, tidak boleh dihilangkan begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Menghilangkan nyawa itu masuk tindak kejahatan atau kriminal. Maka siapa saja yang melakukan yang demikian, pelakunya akan dihukum sesuai dengan tindak kejahatan yang dilakukannya.
Allah Swt. berfirman:
"Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kejahatan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia. Sesungguhnya Rasul kami telah datang kepada meraka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas bumi." (QS. Al- Maidah [5]:32)
Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia semuanya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah seperti membunuh semua manusia, begitu juga sebaliknya. Itu artinya kewajiban kita sebagai orang muslim adalah menjaga satu sama lain.
Bukan hanya para nakes saja yang butuh perlindungan, tetapi seluruh umat. Saat ini umat tengah dibingungkan kemana mereka harus berlindung dan mengadukan nasibnya. Mereka hanya bisa pasrah dengan kedzaliman-kedzaliman pemerintahan saat ini (kafitalisme). Adalah Sebuah mimpi yang tidak akan pernah terwujud bagi masyarakat untuk mendapatkan keadilan di bawah sistem ini.
Saat ini masyarakat butuh perhatian serius dari sang penguasa. Keadilan bagi masyarakat hanya akan terwujud di bawah kepemimpinan Islam. Solusinya adalah tegaknya kembali khilafah Islamiyyah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang amanah, adil, dan mampu menciptakan kemaslahatan bagi seluruh umat, serta mencegah terjadinya berbagai bentuk kedzaliman di masyarakat. Bahkan keadilan itu tidak hanya dirasakan oleh kaum Muslim saja, tetapi seluruh umat termasuk non Muslim.
Wallahu alam bishshawab