Gas Melon Langka, Bagaimana Mengatasinya?

 



Oleh Agustina 

(Aktivis Muslimah Lubuklinggau)


Kementrian Tenaga dan Sumber Daya Mineral buka suara terkait kelangkaan LPG ukuran 3 kilogram atau sering disebut dengan gas Melon. Di sejumlah daerah gas Melon saat ini langkah. Kenapa bisa langka? Menurut Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementrian ESDM, Tutuka Ariadi mengakui adanya permasalahan pada pengawasan. Karenanya, hal tersebut menjadi penghambat dalam penyaluran LPG 3 kilogram.


Akibat dari pengelolaan dana dan manajemen yang perlu diperbaiki, " ujar Tutuka dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi DPR, Senin 24/5/21. Kelangkaan seperti ini sering terjadi karena manajemen dan menyalurkan LPG bersubsidi yang kurang tepat.


Sistem kapitalis saat ini, tentu hanya memikirkan bagaimana mereka mendapatkan sebuah keuntungan dari apa yang mereka jual. Sehingga tak menyadari bahwa masyarakat yang terzalimi akibat kelangkaan gas LPG.


Di warung warung pun, sudah jarang ditemui gas melon ini. Karena permainan kapital yang luar biasa, kalaupun ada gas LPG ini pun harga nya meroket hampir 30 ribu per tabung nya. 


Di Lubuklinggau, banyak masyarakat yang mengeluh akibat harga gas Melon meroket dan langka. Menapa gas Melon bisa langka? Itu  disebab kan, karena penangan pemerintah yang kurang, dan ditambah lagi pendistribusiannya yang kurang tepat sasaran karena mereka pakai sistem penanganan penyalur yang membuat harga gas melon melonjak. Gas melon bila sudah masuk ke pangkalan dan penyalur maka disana sudah ada kerjasama dengan agen, untuk menaikkan harga gas Melon tersebut.


Masyarakat pun mengalami antrian panjang, untuk mendapatkan gas tersebut harus bawa KK (kartu keluarga) KTP. Hanya untuk mendapatkan satu tabung gas 3kg. 


Miris, sekali melihat masyarakat yang terzalimi oleh sistem saat ini. Dimana para penguasa hanya memikirkan kepentingan pribadi mereka. Sistem ini juga tak mampu mensejahterakan masyarakatnya dalam berbagai soal kehidupan.


Mengapa bisa demikian? Padahal sumber daya alam di Indonesia melimpah ruah. Inilah akibat keserakahan para penguasa dan kapital yang ingin, kaya raya tapi menyusahkan kesejahteraan  masyarakat nya. 


Jika kita melihat kondisi saat ini, sangat jauh berbeda dalam sebuah kepemimpinan kapitalis dan Islam. Dalam  kepemimpinan Islam cara tata kelola negaragera dikembalikan kepada syara. Di dalam Islam kepemimpinan adalah wasilah bagi pengaturan urusan umat sesuai dengan tuntunan zat yang maha menciptakan manusia, hidup dan alam semesta. Jika seorang pemimpin yang diangkat oleh umat, hakikatnya adalah penerima amanah dari Allah Swt. untuk mengurusi urusan umat sesuai dengan aturan Allah Swt.


Nah berkaitan dengan migas adalah kategori hak kepemilikan umum. Contohnya sebagai pemilik kekuasaan dan pemegang amanah kepemimpinan negara akan senantiasa berusaha optimal mengelola dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan umat tanpa memandang apakah mereka laki laki atau perempuan. Kaya ataupun miskin. Daulah Islam tidak akan pernah membiarkan ada pihak manapun baik sendiri atau negara adidaya berniat untuk menarik keuntungan dalam hal ini. Sehingga umat merasa terzalim seperti sistem kapitalis saat ini.


Luar biasa Islam pernah berjaya selama 13 abad. Pada kepemimpinanya tetap selalu eksis. Umat yang ada didalam naungannya merasakan kesejahteraan yang begitu luar biasa, karena semua haknya terpenuhi dengan baik. Di sepanjang sejarahnya Islam tampil sebagai pionir kemajuan dalam berbagai bidang sains maupun teknologi. Sekaligus menjadi tempat belajar orang orang Barat menemukan peradaban modern mereka. Sudah saat nya kita kembali kepada sistem Islam dan meninggalkan sistem kapitalis. Karena hanya dengan Islam lah yang mampu mensejahterakan kehidupan umat. Saat nya kita menyadari bahwa seluruh problematika kehidupan umat , termasuk di dalamnya kapitalisasi migas yang sangat menzalimi umat.


Jadi mari kita kembali kepada Islam agar kehidupan kita sejahtera dalam naungan daulah islamiyah 


Wallahu a'lam bishawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak