BY : Silla Arr
Setelah menunggu berpuluh tahun,baru era Mbak KD gaji dan sejumlah tunjangan DPR terungkap.
Mbak KD begitu piawai mengungkap fakta yang tak pernah bisa diungkap oleh satupun anggota DPR RI se Senayan,Mbak KD mampu mengungkap informasi yang tidak bisa diungkap oleh satupun dari 575 anggota DPR RI,selain dirinya.
Best Of The Best Kader PDIP,Kader Jujur dan Pemberani,Penyambung Lidah Wong Cilik,Lokomotif Para Marhaen.PDI P juga perlu untuk mendorong segenap kader PDIP untuk melakukan hal yang sama
Mbak KD memberikan informasi yang berharga,bahwa saat ini anggota DPR mengalami kesulitan yang dahsyat.Mereka mengalami kesulitan untuk menghabiskan penghasilan mereka dalam sebulan.Dengan jumlah yang fantastis di tengah rakyat yang lagi menjerit karena himpitan ekonomi yg membelit.
Mbak KD mengungkapkan dalam tayangan Youtube Akbar Faisal bahwa setiap bulan ia menerima gaji pokok Rp 16 juta dan uang tunjangan Rp 59 juta.Bukan cuma itu ia pun mendapatkan dana aspirasi 5 kali dalam setahun sebesar Rp 450 juta dan dana reses yang diterimanya 8 kali dalam setahun sebesar Rp 140 juta (kompas.con,16/9/2021)
Rakyat ingin juga gaji yang berlimpah,tetapi sudah diwakili oleh DPR.Rakyat ingin kendaraan yang mewah sudah diwakili oleh DPR.Rakyat ingin bahagia meskipun ada PPKM,sudah juga diwakili oleh DPR.
Sekarang rakyat jadi tahu,kenapa DPR meloloskan UU cipta kerja.Rakyat juga jadi tahu kenapa DPR meloloskan UU minerba.Rakyat jadi tahu kenapa DPR meloloskan UU KPK.Rakyat jadi tahu kenapa DPR meloloskan UU Corona.
Rakyat jadi tahu kenapa anggota DPR suka tidur di Parlemen.Mungkin kekenyangan dengan gaji danpenghasilan yang berlimpah.
Nominal gaji tadi belum termasuk pendapatan lainnya yang disinyalir justru jumlahnya jauh lebih besar dari yang diungkap KD. Seperti dikatakan direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, bahwa kehidupan mewah para anggota dewan legislatif memunculkan pertanyaan, “Apakah ada pekerjaan lain/sampingan yang secara legal dan perlu diselidiki?” Mengingat, mobil rumah mewah yang dimiliki, belum lagi iuran untuk fraksi dan partai, pastinya dengan gaji sebesar itu tak akan mencukupi. (cnnindonesia.com, 16/9/2021)
Ini belum berbicara korupsi yang selalu saja membingkai setiap implementasinya. Politik saling sandera telah menyuburkan praktik korupsi berjemaah. Ditambah oligarki yang menjadikan mandulnya sistem pengawasan, hingga lembaga audit bak macan ompong yang tak punya pilihan selain manut pada perintah atasan. Inilah realitas penghasilan anggota DPR yang menggiurkan siapa saja yang memuja harta.
Yang pertama, korupsi dalam dimensi suap (risywah) dalam pandangan hukum islam merupakan perbuatan tercela dan juga merupakan dosa besar serta Allah sangat melaknatnya. ... Korupsi dalam islam terdapat pengungkapan “ghulul” dan “akhdul amwal bil bathil”, sebagaimana disebutkan oleh al-qur'an dalam surat al-baqarah:188.14 Mei 2020
Surat an-Nisa ayat 29. “Hai orang-orang yang beriman, Jangan kamu memakan harta-harta saudaramu dengan cara yang batil, kecuali harta itu diperoleh dengan jalan dagang yang ada saling kerelaan dari antara kamu. Dan jangan kamu membunuh diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah Maha Pengasih kepadamu
Sangat menyedihkan bahwa negara yang mayoritas penduduknya beragama, namun sampai dengan saat ini kita masih menyandang jawara dalam hal korupsi. Korupsi dilarang dalam ajaran agama apa pun termasuk agama Islam.
Meskipun terjadinya praktek korupsi di berbagai sektor tidak serta merta berdampak langsung kepada kehidupan kita, namun jika kita semua tidak peduli dan turut serta pada upaya pemberantasan tindak pidana korupsi maka lambat laun kita semua akan hancur berantakan. Hal ini diibaratkan sebagai sebuah kapal besar yang bernama negri kita, berlayar menyeberangi samudera nan luas dan mengangkut sarat penumpang dengan berbagai kepentingan. Agar tujuan dapat dicapai dengan selamat maka kapten kapal harus menegakkan aturan main seperti yang telah mereka sepakati.
Peristiwa demikian telah di jelaskan dalam salah satu hadist sebagai berikut:
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami Zakariyya’ berkata, aku mendengar ‘Amir berkata, aku mendengar An-Nu’man bin Basyir radliallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal, lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka mencari air untuk minum mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas seraya berkata;
“Seandainya boleh kami lubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami”. Bila orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu maka mereka akan binasa semuanya. Namun bila mereka mencegah dengan tangan mereka maka mereka akan selamat semuanya.”(HR. Bukhari).
Korupsi dalam syariat Islam diatur dalam fiqh Jinayah. Jinayah adalah sebuah tindakan atau perbuatan seseorang yang mengancam keselamatan fisik dan tubuh manusia serta berpotensi menimbulkan kerugian pada harga diri dan harta kekayaan manusia sehingga tindakan atau perbuatan itu dianggap haram untuk dilakukan bahkan pelakunya harus dikenai sanksi hukum, baik diberikan di dunia maupun hukuman Allah kelak di akhirat.
Menggelapkan uang Negara dalam Syari’at Islam disebut Al-ghulul, yakni mencuri ghanimah (harta rampasan perang) atau menyembunyikan sebagiannya (untuk dimiliki) sebelum menyampaikannya ke tempat pembagian, meskipun yang diambilnya sesuatu yang nilainya relatif kecil bahkan hanya seutas benang dan jarum.
Adapun dasar hukum dari Al-ghulul, adalah dalil-dalil baik yang terdapat dalam Al-Quran maupun Hadits sebagai berikut:
“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barang siapa yang berkhianat (dalam urusan rampasan perang) maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya”.(QS. Ali-Imran ayat 161)
Mencuri atau menggelapkan uang dari baitul maal (kas Negara) dan zakat dari kaum muslimin juga disebut dengan Al-ghulul. Berdasarkan hadits-hadits dari Rasulullah maka yang termasuk Al-ghulul, adalah sebagai berikut:
a. Larangan Mengambil yang bukan haknya meskipun seutas benang dan sebuah jarum
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,”Serahkanlah benang dan jarum. Hindarilah Al-ghulul, sebab ia akan mempermalukan orang yang melakukannya pada hari kiamat kelak”. Beginilah anjuran dari Rasulullah, melarang mengambil sesuatu yang bukan haknya walaupun hanya seutas benang dan sebuah jarum.
b. Bagikan segala sesuatu kepada yang berhak
Dari Ibnu Jarir dari Al-Dahhak, bahwa nabi mengirimkan beberapa orang pengintai kepada suatu daerah musuh. Kemudian daerah itu diperangi dan dikalahkan serta harta rampasan dibagi-bagi. Tetapi para pengintai tidak hadir ketika rampasan itu dibagi-bagi. Lalu ada diantara mereka menyangka, bahwa mereka tidak akan dapat bagian. Kemudian setelah mereka datang ternyata bagian untuk mereka telah disediakan. Maka turunlah ayat ini yang menegur sangkaan mereka yang buruk, sekaligus menyatakan bahwa nabi tidaklah berbuat curang dengan pembagian harta rampasan perang dan sekali-kali tidaklah nabi akan menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan diri beliau sendiri.
c. Larangan untuk mengambil sesuatu tanpa izin dari yang berhak
Bersumber dari Mu’adz bin Jabal yang berkata, “Rasulullah Saw telah mengutus saya ke Negeri Yaman. Ketika saya baru berangkat, ia mengirim seseorang untuk memanggil saya kembali, maka saya pun kembali.” Nabi bersabda, “Apakah engkau mengetahui mengapa saya mengirim orang untuk menyuruhmu kembali? Janganlah kamu mengambil sesuatu apa pun tanpa izin saya, karena hal itu adalah Ghulul (korupsi). Barang siapa melakukan ghulul, ia akan membawa barang ghulul itu pada hari kiamat. Untuk itu saya memanggilmu, dan sekarang berangkatlah untuk tugasmu.” (HR. At-Tirmidzi).
d. Pada hari kiamat orang akan memikul terhadap barang yang diambil secara tidak sah
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata, “Suatu hari Rasulullah saw berdiri ditengah-tengah kami. Beliau menyebut tentang ghulul, menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat besar. Lalu beliau bersabda, “Sungguh aku akan mendapati seseorang di antara kalian pada hari kiamat datang dengan memikul unta yang melenguh-lenguh. “ Ia berkata, “Wahai Rasulullah tolonglah aku. “Maka aku menjawab, “Aku tidak memiliki sesuatupun dari Allah untuk itu. Sungguh aku telah menyampaikan semuanya kepadamu. Aku juga mendapati seseorang di antara kalian pada hari kiamat datang dengan memikul kambing yang mengembik-embik. “Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah tolonglah aku.’ Maka aku menjawab, ‘Aku tidak memiliki sesuatupun dari Allah untuk itu. Sungguh aku telah menyampaikan semuanya. Aku juga mendapati seseorang di antara lain pada hari kiamat datang dengan memikul binatang yang mengeluarakan suara-suara keras. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah tolonglah aku.’ Maka aku menjawab, ‘ Aku tidak memiliki sesuatupun dari Allah untuk itu. Sungguh aku telah menyampaikan semuanya kepadamu. Aku juga akan mendapati seseorang di antara kalian pada hari kiamat datang dengan memikul kain dan baju-baju yang berkibar-kibar.’ Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah tolonglah aku.’ Maka aku menjawab, ‘Aku tidak memiliki sesuatupun dari Allah untuk itu. Sungguh aku telah menyampaikan semuanya kepadamu. Aku mendapati seseorang di antara kalian pada hari kiamat datang dengan memikul barang-barang yang berharga.’ Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah tolonglah aku.’ Maka aku menjawab, ‘aku tidak memiliki sesuatu apapun dari Allah untuk itu. Sungguh aku telah menyampaikan semuanya kepadamu.’” (HR. Bukhari)
e. Larangan Pejabat Publik untuk mengambil semua kekayaan publik secara tidak sah
Hadits ini menunjukkan bahwa pengertian ghulul tidak terbatas pada lingkup korupsi harta rampasan perang saja, melainkan mencakup semua kekayaan publik, yang diambil seorang pejabat secara tidak sah. Seperti tertuang dalam peringatan Rasulullah Saw kepada Mu’adz yang diangkat menjadi Gubernur Yaman, agar tidak mengambil sesuatu apa pun dari kekayaan negara yang ada di bawah kekuasaannya tanpa izin Rasulullah. Jika hal ini tetap dilakukan maka ia melakukan tindakan korupsi.
Telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Isma’il, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari ayahnya, dari Abu Humaid As Sa’idi mengatakan, Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam pernah mempekerjakan seorang laki-laki untuk mengelola zakat bani Sulaim yang sering dipanggil dengan nama Ibnu Al Latabiyah, tatkala dia datang, dia menghitungnya dan berkata;
‘Ini adalah hartamu dan ini hadiah.’
Spontan Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam berujar: “kenapa kamu tidak duduk-duduk saja di rumah ayahmu atau ibumu sampai hadiahmu datang kepadamu jika kamu jujur.”
Kemudian beliau berpidato di hadapan kami, memuja dan memuji Allah terus bersabda: “Amma ba’d. Sesungguhnya saya mempekerjakan salah seorang diantara kalian untuk mengumpulkan zakat yang telah Allah kuasakan kepadaku, lantas ia datang dan mengatakan; ‘ini hartamu dan ini hadiah yang diberikan kepadaku, ‘ kenapa dia tidak duduk-duduk saja di rumah ayahnya atau ibunya sampai hadiahnya datang kepadanya? Demi Allah, tidaklah salah seorang diantara kalian mengambil sesuatu yang bukan haknya, selain ia menjumpai Allah pada hari kiamat dengan memikul hak itu, aku tahu salah seorang diantara kalian menjumpai Allah dengan memikul unta yang mendengus, atau sapi yang melenguh, atau kambing yang mengembik.”
Kemudian beliau mengangkat tangannya hingga terlihat putih ketiaknya seraya mengatakan: “Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikan apa yang kulihat dengan mataku dan kudengar dengan dua telingaku?” (HR. Bukhari) Wallahu Alam
Ciri khas dari Negara yang menerapkan sistem Demokrasi Kapitalis dan secara global negara didunia menerapkan sistem kuffur jahiliyah buatan manusia ini karena dunia saat ini berada dalam cengkraman peradaban kapitalis,kesenjangan sosial bagaikan gunung dan lembah yang kaya tambah kaya dan yang miskin semakin miskin.
Hal semacam ini tidak akan terjadi apabila Syariat Islam kaffah diformalisasikan dalam bingkai negara Khilafah,kesejahteraan rakyat akan didahulukan dari pada penguasanya,disaat kesulitan penguasa akan berusaha keras mencarikan solusinya sehingga yang sulit menjadi lebih mudah.bagi penguasa didalam islam kekuasaan itu adalah amanat yang dititipkan Allah kepada dirinya dan setiap titipan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.
Itulah mengapa kepemimpinan dan politik dalam islam,tak bisa lepas dari akidah dan syariat.Kepemimpiban harus berlandaskan akidah dan dijaga syariat.Karena sesungguhnya jabatan penguasa semata ada untuk menerapkan Syariat Islam secara Kaffah.
Maka dari pada itu jika kita jngin mendapatkan penguasa amanah,peduli,bertanggung jawab,dan tak menjadikanmateri sebagai landasan ia menjabat,kita harus segerah membuang demokrasi dan menegakkan sistem pemerintahan Khilafah Islamiyah.Agar negri ini dinaungi keberkahan Rahmat Nya dan umat hidup dalam kemuliaan.
#Hasil Copas dari beberapa sumber#
#Semogah bermanfaat#
Tags
Opini