Oleh: Umi Hafizha
Wabah Covid-19 masih melanda negeri, hampir 1,5 tahun masyarakat merasakan dampak dari pandemi ini. Termasuk dalam sektor pendidikan proses belajar mengajar ditetapkan selama pandemi dengan belajar secara online/daring. Saat ini belajar tatap muka menjadi harapan bagi setiap siswa dan orang tua. Sebab selama belajar daring, para siswa dan orang tua mendapatkan banyak kendala baik dari segi fasilitas belajar, biaya kuota maupun jaringan internet.
Namun, sepertinya kerinduan akan sekolah bertatap muka akan segera terpenuhi walaupun dibatasi. Melalui kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim memberi kode baru soal sekolah tatap muka, ia menghimbau daerah PPKM level 3, level 2 dan level 1 melakukan sekolah tatap muka terbatas (CNBC Indonesia 28/8/21).
Dalam aturan PPKM pemerintah pusat, sekolah tatap muka memang sudah bisa dilakukan di wilayah PPKM level 3 level 2 dan level 1. Aturannya adalah kapasitasnya maksimal 50 %, dua jam dalam sehari dan berlangsung dua kali dalam seminggu.
Ia beralasan sekolah online terlalu lama bisa berisiko terutama pada penurunan capaian belajar hingga putus sekolah.
Adapun waktu Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Pembelajaran Campuran Tahan 1 pada masa Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat di mulai dari tanggal 30 Agustus 2021 dengan evaluasi secara ketat, detikcom, sabtu (28/8/2021).
Kurang efektifnya belajar mengajar secara online menjadi alasan pemerintah sehingga mengambil langkah kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas. Semua serba dilema, jika pembelajaran online terus dilakukan maka proses belajar mengajar akan terjadi banyak masalah, semangat belajar menurun, kecanduan gadget semakin parah.
Belajar tatap muka lebih efektif dibanding sekolah daring. Namun pelaksanaannya di tengah pandemi membutuhkan persiapan tehnis yang sangat optimal. Jika diberlakukannya pembelajaran tatap muka terbatas karena tidak efektifnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan adanya dampak sosial yang ditimbulkan dari pembelajaran jarak jauh maka seharusnya negara fokus membenahi masalah pembelajaran jarak jauh tersebut.
Negara harus memastikan pembelajaran jarak jauh berjalan dengan baik. Adanya dampak pembelajaran tatap muka terbatas tanpa pembenahan pembelajaran jarak jauh dan semua dampak sosial lainnya, seolah - olah mengkonfirmasi adanya kelemahan negara dalam melayani pendidikan disaat pandemi. Sehingga menyebabkan tidak efektifnya belajar mengajar dan muncul dampak sosial akibat diterapkannya sistem kapitalis di negeri ini, di mana kurikulumnya gagap ketika menghadapi pandemi.
Disisi lain yang diperlukan dari proses pembelajaran sejatinya bukan hanya pertemuan antara guru dan murid, namun kualitas pembelajaran yang mampu membangkitkan semangat belajar dan menumbuhkan semangat untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sahih yang akan membentuk manusia yang mempunyai kepribadian islami dan mengetahui ilmu baik tsaqafah islam maupun ilmu - ilmu pengetahuan umum untuk mengarungi kehidupan.
Pembelajaran tatap muka terbatas memang akan mengurangi sebagian dampak buruk dari pembelajaran jarak jauh. Namun pembelajaran tatap muka terbatas menjadi tidak efektif jika tidak ditunjang dengan kurikulum yang benar dan sistem bernegara yang sahih. Akan jauh berbeda jika pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan dibawah kendali sistem pendidikan Islam, Karena kurikulum yang berbasis Islam akan menjamin tersampaikannya materi pembelajaran sesuai target pendidikan yang sahih dan akan membentuk kepribadian yang sahih. Guru akan mudah untuk menyampaikan kurikulum ditengah keterbatasan akibat pandemi yang belum berakhir. Guru dan murid tidak akan dikejar dengan pencapaian nilai akademik semata.
Negara yang menerapkan sistem pendidikan Islam pasti akan menjaga lingkungan sosial, masyarakat dan keluarga. Negara juga harus menyiapkan biaya anggaran untuk biaya pendidikan, baik yang dilakukan melalui daring (online) maupun pembelajaran tatap muka terbatas.
Sistem pendidikan akan lebih baik jika menerapkan aturan Islam secara menyeluruh, sehingga akan mampu mencetak atau menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan cemerlang yang akan membangun peradaban yang agung.
Wallahu 'alam bishawab
Tags
Opini