Oleh : Rindoe Arrayah
Hingga saat ini, harga cabai di petani turun sangat drastis. Setelah lebih dari 27 ribu ton cabai impor masuk ke dalam negeri. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi para petani di tengah pandemi yang melanda tiada jelas kepastian kapan akan berakhir. Untuk kesekian kali, para petani terpaksa gigit jari karena harga jual komoditi tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Sangat disayangkan, kebijakan pemerintah justru semakin membuat situasi tidak menentu. Mengapa impor cabai dalam jumlah begitu besar saat petani di negeri sendiri akan panen sebentar lagi. Lalu, bagaimana kedaulatan pangan yang dicanangkan akan bisa terlaksana apabila pemerintah sendiri tak pernah serius dalam mendukung para petani.
Hakekatnya, pemerintah adalah pihak yang diberi amanah baik oleh Allah Swt. untuk menjadi pengurus rakyat. Maka, sudah sepantasnya jika setiap kebijakan yang diambil haruslah bermanfaat dan menyejahterakan rakyat, bukan sebaliknya. Karena dengan mengambil kebijakan yang merugikan atau zalim terhadap rakyat berarti pemerintah telah menyalahi amanah yang telah diembannya. Oleh karena itu, pemerintah harus tegas dalam menentukan sikap serta kebijakan. Memulai langkah nyata mewujudkan pangan mandiri dengan membatasi impor serta bersungguh-sungguh mendukung petani dalam negeri. Jangan sampai, rakyat lagi-lagi menjadi korban akibat salah mengambil kebijakan.
Tidak bisa dimungkiri, jika penyebab semua ini adalah diterapkannya sistem Kapitalisme-Sekularisme yang telah nyata kerusakannya. Selamanya, sistem yang rusak ini tidak akan pernah membawa keberkahan.
Untuk itu, sudah saatnya untuk kembali dalam pangkuan Islam dengan penerapan syari'at-Nya yang telah terbukti selama kurun waktu 14 abad lamanya mengantarkan masyarakat dalam kehidupan yang penuh kejayaan.
Wallahu a’lam bishshowab.