BAHAYA DIBALIK ISTILAH CHILDFREE


 

Oleh: Ilma Nur ghani

 

Belakangan ini jagat dunia maya di hebohkan dengan istilah childfree. Sebenarnya apa sih childfree itu?Menurut Wikipedia, childfree adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak. Baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Penggunaan istilah childfree digunakan untuk menyebut orang-orang yang memilih untuk tidak memiliki anak.

 

Istilah ini muncul di akhir abad 20, tentu saja hal ini menimbulkan kontroversi, karena bertentangan dengan konsensus umat sejagat, bahwa salah satu inti dari pernikahan adalah memiliki keturunan. Apabila sepasang suami istri telah merencanakan engan memiliki keturunan, padahal secara biologis mampu, maka mereka telah menabrak syariat inti menikah dan kodrat manusia. Maka sungguh aneh bila mereka menikah tapi tidak ingin memiliki keturunan.

 

Childfree jelas berbeda dengan mengatur jumlah keturunan, meskipun manusia dengan kecerdasannya mampu menciptakan berbagai jenis alat kontrasepsi yang tujuannya mengatur jumlah angka kelahiran, namun childfree adalah pilihan yang dinilai negatif bahkan bertentangan dengan kodratnya sebagai manusia yang memiliki garizah nau’. Apalagi bagi seorang perempuan, hamil dan melahirkan adalah kodrat yang mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

 

Pandangan childfree ini ternyata banyak di anut perempuan yang belum menikah. Mereka teracuni gagasan kesetaraan gender yang akhirnya mereka lebih mengutamakan karier dan kemandirian ekonomi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa kebanyakan penganut chidfree adalah perempuan yang berpendidikan tinggi, yaitu lulusan S2/S3 sebanyak 27,6% dan S1 sebanyak 18,2 % dan yang berpendidikan tinggi tanpa gelar 24,7%.

 

Lalu untuk apa mereka sekolah tinggi?

Ya, salah satu alasannya adalah kecemasan finansial. Di dunia yang modern ini betapa tingginya biaya hidup. Pengeluaran untuk pribadi saja sudah sangat mencekik apalagi jika ditambah beban anak-anak. Mereka diliputi rasa khawatir tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan anaknya di masa mendatang. Jelas, alasan ekonomi yang menyertai para pelaku childfree dinilai tidak bisa dibenarkan baik secara fikih maupun nalar. Jika demikian alasannya, yang bersangkutan sama saja telah meremehkan peran Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam mengatur takdir dan rezeki setiap hamba-Nya.

Sebagai seorang yang beriman, tak pantas mencemaskan masa depan. Sebab setiap jiwa bahkan setiap makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Manusia hanya harus berikhtiar dengan berinovasi dan berkreasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Tak layak jika membangun kecemasan duniawi lantaran adanya anak sehingga memutuskan enggan memiliki anak.

 

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. (QS. Hud: 6)

Maka dari itu seorang mukmin tidak boleh takut direzekikan memiliki anak atau bahkan banyak anak. Bahkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wassalam menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak keturunan. Beliau bersabda, “Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]

Banyak alasan mereka ajukan atas pilihan childfree alasan yang seolah manusiawi dan bahkan peduli bumi. Padahal sebenarnya hanya khayali. Seperti kepedulian akan dampak negatif pada lingkungan yang bisa mengancam seperti overpopulation, pollution, dan kelangkaan sumberdaya alam. Menurut mereka kondisi bumi terus memburuk. Mereka tidak mau membawa seorang anak ke dalam situasi yang kian memburuk tersebut. Misal karena efek global warming, ancaman peperangan dan kelaparan. Jelas alasan tersebut tidak masuk akal, muslim yang beriman seharusnya meyakini bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki mekanisme alam untuk mengatur keseimbangan populasi.

 

Sebenarnya childfree ini lahir dari rahim ideologi sekuler kapitalis. Makanya tak heran karena sistem sekuler ini melahirkan kecemasan masa depan yang suram. Merujuk pada kandisi saat ini ketika dunia penuh kerusakan akibat penerapan sistem sekuler. Tujuan hidup yang berupa kenikmatan duniawi. Sibuk bekerja tanpa memiliki waktu untuk memikirkan aspek sosial kemanusiaan.

 

Pergaulan bebas, zina dan prostitusi merebak, hubungan seksual yang harusnya hanya dilakukan dalam sebuah wadah pernikahan. sekarang malah terbuka lebar-lebar, jadi wajar saja jika mereka hanya mengejar kenikmatan seksual tanpa berpikir untuk melahirkan keturunan. jika kondisi seperti ini terus di biarkan, akibatnya angka kelahiran akan semakin rendah sedangkan angka lansia semakin banyak dan angka produktif semakin berkurang.

 

Jadi sudah jelas gagasan childfree ini mambahayakan dunia. Karena mengancam kepunahan manusia. Gagasan yang tak hanya melawan kodrat individu tetapi juga melawan kodrat ilahi. Gagasan seperti ini seharusnya di tenggelamkan, bukannya malah di populerkan.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak