Waspadalah Intervensi Asing Berkedok Latihan Militer Bersama !




Oleh : Mira Sutami H ( Pemerhati Sosial dan Kebijakan Publik ) 


Pandemi belum juga usai sampai saat ini. Entah sampai kapan virus covid 19 ini akan beranjak dari bumi. Namun anehnya pemerintahan RI telah menandatangani kesepakatan latihan militer dengan negara adikuasa Amerika serikat. Sebanyak 2.282 pasukan AS akan didatangkan di Palembang. Pasukan AS tersebut akan datang secara estafet. Dimulai dari gelombang pertama pada tanggal 24 Juli 2021 lalu sebanyak 330 pasukan AS telah menjejakan kaki di Bandara Sultan Mahmud Badarudin ll,  Palembang. 

Berdasarkan info dari TNI AD latihan bersama ini merupakan yang terbesar dalam sejarah kerjasama TNI AD dan negara Paman Sam. Latihan akan berlangsung pada akan digelar pada 1- 14 Agustus 2021. Ada tiga daerah tempur yaitu Baturaja, Amborawang, dan Makalisung. Latihan tersebut melibatkan 2.246 anggota TNI AD dan 2.282 personil AD Amerika Serikat. Sedangkan materi latihan antara lain latihan lapangan, menembak, medis dan penerbangan. ( idntimes.com, 26/07/2021 ) 

Memang AS tak hanya mengajak kerjasama latihan militer dengan lndonesia saja namun juga dengan negara - negara lain pula. Selama ini seluruh negara menyambut dengan tangan terbuka. Sepertinya  kerja sama yang ditawarkan oleh AS ini adalah sebuah kebanggan tersendiri bagi negara yang diajak kerjasama. Mereka merasa akan lebih diakui oleh dunia karena diajak kerjasama oleh negara adidaya di dunia. 

Sepertinya memang sesuatu yang menggiurkan bisa bekerja sama dengan AS. apalagi tujuan RI menerima ajakan kerjasama  adalah untuk mempererat hubungan dengan AS dan meningkatkan kemampuan prajurit TNI AD dengan AD Amerika dalam pelaksanaan tugas kerja. Sepertinya kerjasama seperti ini memang sesuatu yang sangat menguntungkan bagi RI atau negara yang diajak kerjasama dalam latihan militer seperti ini. 

Namun, mestinya umat dan pemerintah harus waspada terhadap kerjasama di bidang militer dengan negara lain. Karena latihan bersama dengan pihak asing bisa membuka pintu intervensi asing untuk menangani problem yang ada di negara yang diajak latihan bersama.

Kewaspadaan ini harus terus dilakukan pemerintah karena bila latihan bersama ini bisa menimbulkan tekanan dan intervensi asing dalam berbagai aspek. Terlebih diera pandemi sekarang ini. Akan banyak kepentingan AS yang akan dijejalkan di berbagai negara dengan alasan penanganan pandemi. 

Yang perlu diingat bahwa negara - negara  Barat telah mengeluarkan kebijakan pandemic  yang egois, mereka tidak peduli dengan pada kebutuhan bangsa lain. Mereka juga telah banyak mengorbankan banyak nyawa rakyatnya karena telah gagal menangani kesehatan akibat dampak pandemic di negaranya. Masihkan kita percaya akan janji manis barat? Apalagi kita negeri yang mayoritas muslim. Sedangkan AS sendiri sangat membenci lslam. 

Sesungguhnya bila ingin memperkuat pasukan dan militer di sebuah negara mestinya harus berlatih secara mandiri tidak perlu kerjasama dengan pihak asing. Begitupun urusan persenjataan juga mesti bisa memproduksi secara mandiri. Karena dengan kerjasama  dengan asing malah menguntungkan pihak asing. Kenapa begitu karena asing akan mengetahui sejauh mana kekuatan kita, strategi kita, serta kelemahan kita. Maka dengan begitu bila mereka menyerang kita dapat dipastikan kita akan hancur lebur. 

Namun inilah sistem kapitalis yang pemimpinnya selalu mengambil jalan pragmatis dalam menyelesaikan  setiap permasalahan yang dihadapinya. Yang penting para pemimpin masih bisa mempertahankan kekuasaannya maka apapun itu akan diambil walau itu sebenarnya merugikan negaranya sendiri. 

Apabila ingin menjadi negara kuat di segala bidang termasuk militer. Dimana pasukan militer dilatih  secara mandiri. Juga bisa memproduksi  senjata militer secara mandiri tanpa campur tangan asing. Serta bisa mengalahkan musuh dan  disegani oleh negara lain. Itu hanya bisa terjadi manakala kepala negara menerapkan lslam secara kaffah ( menyeluruh ). Dengan institusi khilafah. Militer yang kuat, pasukan yang bertakwa dan  tangguh, persenjataan yang canggih dan mampu  menaklukkan benteng yang kokoh seperti jaman  Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel. Serta masa kekhalifahan yang lain seperti kekhalifahan di Turki Usmani dengan Jenisarinya yang tangguh dan kuat yang membuat negara musuh gemetaran. 

Begitupun masalah pandemi tidak bisa diselesaikan dengan menerapkan sistem batil. Yang mampu menyelesaikan masalah wabah hanya sistem lslam. Wabah atau pandemi bila terjadi pada suatu wilayah maka akan segera dikarantina lokal wilayah yang terkena wabah. Dan dilakukan tes kesehatan masal dengan tujuan memisahkan antara yang sehat dan yang sakit. Yang sakit akan segera di karantina dan diberikan perawatan terbaik sampai sembuh. 

Tentu pemerintah akan memberikan fasilitas tenaga medis yang terbaik dan obat yang terbaik pula. Sedangkan yang sehat yang berada di wilayah wabah harus diisolasi mandiri, tidak boleh keluar dari wilayah wabah dan tidak boleh berkerumun pula. Seluruh kebutuhan yang sehat baik sandang, pangan dan papan seluruhnya akan dipenuhi oleh pemerintah pusat sampai wabah benar - benar hilang. Kepedulian negara tak sampai disitu motivasi dan semangat juga diberikan agar yang sakit dan yang sehat di wilayah wabah kuat fisik dan keimanannya. Semuanya biaya yang dikeluarkan untuk menangani wabah akan diambil dari kas negara. 

Untuk wilayah lain yang tidak berdampak wabah bisa beraktifitas seperti biasanya. Sehingga ekonomi tetap stabil dan seluruh sendi kehidupan bisa berjalan lancar. Selain itu dengan metode penanganan wabah yang seperti ini maka bisa dipastikan wabah atau pandemi tidak berkepanjangan seperti pada saat dipimpin sistem kapitalisme dimana wabah bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia. Nah jelas sudah hanya lslam yang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi umat secara tuntas bila hukum - hukum Allah diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan dengan institusi khilafah tentunya. 

Wallahu a'lam bish shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak