Solusi Islam Mengatasi Pandemi





Oleh : Nur Laila


Lapor Covid-19 melaporkan ada 675 orang yang menjalani isolasi mandiri karena virus Corona dinyatakan meninggal dunia per Juni lalu. Tak hanya itu, ada 206 tenaga kesehatan yang juga turut gugur saat menangani pasien yang terpapar virus Corona.(detikNews.com,18/07/21)
Koordinator LaporCovid-19, Irma Hidayana, dalam konferensi pers virtual menyatakan bahwa sejak Juni sampai hari ini terdapat setidaknya 675 warga yang melakukan isoman dan meninggal dunia. Beberapa di antaranya mengalami penolakan dari rumah sakit. Lalu bulan ini saja, nakes di Indonesia yang meninggal, ini belum genap sebulan, tapi ada 206 nakes yang meninggal.
Gambaran ini sangat memilukan, kematian adalah qadha dari Allah, begitu pula terjadinya pandemi artinya semua itu ketetapan dari Allah kepada manusia. Namun faktor-faktor diatas yang menjadi jalan meningkatnya kematian pasien isoman adalah hal-hal yang bisa diupayakan oleh manusia, sayangnya hal tersebut tidak mudah diwujudkan sebab sektor kesehatan dalam kepemimpinan rezim kapitalis dijadikan ladang komersialisasi.
Kurangnya sumber daya dokter dan medis, jika ditelisik pendidik dokter maupun nakes lainnya membutuhkan biaya yang begitu mahal dan waktu yang tidak sedikit. Obat-obatan dan oksigen menjadi langka, bahkan Rumah sakit yang overload, wajar terjadi karena kapitalisme lebih memprioritaskan ekonomi ketimbang nyawa manusia. Alhasil semakin hari kasus infeksi terus menerus mengalami kenaikan dan tidak diiringi dengan kenaikan kualitas dan kuantitas medis. 
Dengan demikian kondisi ini sekaligus membuktikan betapa buruknya jika kesehatan diurus dengan sistem kapitalisme. Ketika dihantam kondisi extraodinary seperti saat ini, layanan kesehatan akan rentan terpuruk dan pada akhirnya yang dikorbankan adalah nyawa manusia. Hal ini sangat kontras jika permasalahan ini dilihat dari persprektif sistem Islam, yakni Khilafah. Dalam Islam pemimpin adalah pengurus urusan rakyat, dia akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang harus diurusnya. Disisi lain dalam Islam satu nyawa manusia sangat berharga. Maka hafd an nafs adalah orientasi kebijakan khalifah.

Dari al-Barra bin Azib raddhiyallahu anhu, Nabi Shallahu alaihi wa sallam bersabda,
“hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan seorang mukmin tanpa hak”
(HR. Nasai 3987, Tirmidzi 1455)
Khilafah akan benar-benar serius agar pandemi ini berakhir, maka negara akan hadir memberikan layanan maksimal dan optimal. Negara akan fokus pada pemulihan kesehatan maka negara akan melakukan karantina wilayah, memenuhi kebutuhan rakyat selama karantina, peningkatan 3 T (testing, tracing, treatment), menyediakan shelter isolasi bagi pasien bergejala ringan atau sedang, memenuhi fasilitas kesehatan yang dibutuhkan Rumah sakit, shelter isolasi, dan puskesmas.
Selain itu juga memberikan insentif bagi para nakes, menyediakan pendidikan kedokteran gratis yang jumlah alumninya sangat cukup untuk ketahanan kesehatan negara, mengedukasi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan, vaksinasi secara gratis bagi seluruh rakyat yang semua ini dilakukan dengan regulasi yang cepat dan mudah. Dalam menyediakan layanan kesehatan semua upaya dalam kendali manusia dioptimalkan sebaik mungkin untuk menjaga jiwa manusia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak