Oleh : Ummu Amira Aulia Amnan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ada lima provinsi di luar Pulau Jawa-Bali yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 cukup tinggi yaitu Kalimantan Timur (Kaltim), Sumatera Utara (Sumut) Papua, Sumatera Barat (Sumbar) dan Kepulauan Riau.
(Sindonews.com).
Di Kepulauan Mentawai, belasan hingga puluhan kasus positif kini muncul setiap hari. Situasi ini dianggap gawat karena fasilitas kesehatan di wilayah paling ujung barat Indonesia ini sangat minim. Sepanjang Juli lalu terdapat 416 kasus positif. Itu adalah angka tertinggi selama tahun ini. Sebelumnya, kasus terbanyak tercatat pada Januari lalu, yaitu 166.(bbc.com).
Lembaga pemantau Covid, Lapor Covid-19, menyebutkan peningkatan kasus infeksi virus corona tidak hanya terjadi di lima provinsi seperti yang dikatakan Presiden Jokowi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Papua, dan Riau. Tapi lonjakan kasus sudah merembet ke provinsi lain di antaranya Sumba Timur dan Maumere di Nusa Tenggara Timur; Sumbawa dan Lombok di Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah. (Kompas.com).
Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada, Donie Riris Andono, mengatakan bahwa ledakan kasus Covid-19 di luar Pulau Jawa-Bali merupakan peristiwa yang sudah terprediksi lantaran pemerintah tidak bersungguh-sungguh menghentikan mobilitas masyarakat ketika Jawa dan Bali mengalami puncak Covid-19 pada Juli 2021 lalu. ( Tagar.id).
Selain mobilitas masyarakat, faktor lain yang berpengaruh adalah infrastruktur layanan kesehatan di luar Jawa tidak sebaik di pulau Jawa. Termasuk di dalamnya adalah kelangkaan oksigen di luar Jawa. Banyak aduan masyarakat yang masuk kepada petugas Lapor Covid, perihal permintaan oksigen yang sulit didapat. Diakui pemerintah untuk pengiriman oksigen ke luar Jawa adalah masalah yang tidak mudah.
Lonjakan kasus covid berarti telah merata di seluruh Indonesia. Akankah Indonesia mampu menangani hal ini? Langkah apa yang harus ditempuh pemerintah saat ini?
Sudah saatnya negeri ini berevolusi menuju sistem yang berbasis Islam. Namun, kepesimisan pemerintah beserta pengaruh kapitalisme global telah meracuninya. Islam memiliki khilafah sebagai solusinya. Kenapa harus khilafah? karena khilafah adalah solusi komprehensif dan holistik. Khilafah telah terbukti menyelesaikan masalah wabah dengan cepat dan tuntas. Di awal pandemi khilafah akan memutuskan lockdown total untuk negeri yang terkena wabah. Mengapa harus demikian? Karena jelas perintah rasul dalam sebuah hadisnya yaitu :
“Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat, maka janganlah memasuki tempat itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR Muslim).
Konsep lockdown yang dilakukan oleh Khilafah tidaklah berorientasi ekonomi, melainkan fokus pada aspek kesehatan dan penyelamatan jiwa rakyatnya.
Tidak menunggu tahunan, dalam hitungan bulan masalah wabah sudah teratasi oleh sistem khilafah Islam.
Masyarakat yang belum mempercayai solusi Islam sudah seharusnya dapatkan pembinaan Islam kaffah.
Dengan mempelajari berbagai sejarah Islam, Sirah Nabawiyah akan membawa kita pada kebenaran ajaran Islam. Mendalami aqidah Islam dan meyakini solusi-solusi darinya, adalah langkah awal bagi umat Islam saat ini. Pada akhirnya umat akan menyadari, sistem kapitalis harus segera dibuang.
Demikianlah solusi pandemi oleh sistem khilafah Islamiyah. Bukan hanya menyelesaikan masalah pandemi tapi Islam memiliki aturan yang paripurna untuk menyelesaikan berbagai masalah yang muncul di masyarakat. Sudah waktunya umat bergegas menuju fitrahnya yaitu sistem khilafah Islamiyah 'ala minhaj nubuwwah. Wallahualam bishowab.