Krisis Tabung Oksigen di Tengah Wabah




Oleh : Rindoe Arrayah 

             Kian hari, korban akibat pandemi Covid-19  kian banyak yang berjatuhan. Kebanyakan korban yang berjatuhan hampir rata-rata disebabkan sesak yang teramat parah hingga berakibat pada turunnya saturasi oksigen di dalam darah. Hal inilah yang menjadikan masyarakat banyak kehilangan nyawa karena terlambat mendapatkan pertolongan.

Terjadinya lonjakan masyarakat yang terpapar Covid-19 yang teridentifikasi dengan kondisi sedang hingga berat begitu meningkat.  Namun, tak sebanding dengan ketersediaan tabung oksigen. Hampir diseluruh rumah sakit mengalami hal yang sama, yaitu krisis tabung oksigen. Bahkan, tak sedikit diantara rumah sakit ada yang menolak pasien yang terdiagnosa sesak nafas dengan alasan stok oksigen habis

Adanya fenomena seperti ini menjadi pendorong dari sebagian elemen masyarakat untuk mengambil peran, salah satunya adalah memberikan wakaf tabung oksigen. Dengan adanya gerakan ini setidaknya  bisa menjadi bagian solusi dari kelangkaan tabung dan gas oksigen, meskipun belum bisa menjadi satu-satunya solusi untuk menanggulangi kelangkaan tabung oksigen tersebut.

Bagaimanapun juga, kesehatan merupakan masalah fundamental yang harus menjadi pusat perhatian semua elemen, terutama pemerintah. Sebab, pemerintahlah pihak yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan. Tampaknya, semakin ke sini seluruh kebijakan pemerintah  terutama di dalam penanggulangan Covid-19 tidak mampu memberikan efek yang signifikan bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Sehingga, sangatlah wajar sebagian pengamat memberikan pandangan dan kritik yang tajam kepada pemerintah, bahwa pemerintah telah gagal mengatasi pandemi Covid-19 ini.

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sangat sarat akan kepentingan. Parahnya lagi, para kapitalis (pemilik modal) justru memanfaatkan momen pandemi ini untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya melalui transaksi vaksin. Sungguh, tak punya hati! 

Sampai saat ini, negara kita masih berada dalam bayang-bayang asing dan aseng. Negara pun sangat disibukkan dengan berbagai macam transaksi kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah di negeri ini. Tentunya sangat disayangkan, sikap pemerintah yang setengah hati meriayah rakyatnya yang sedang menderita terkena wabah. Ketidakberdayaan di dalam penyediaan tabung oksigen, merupakan bentuk kesalahan pengurusan masyarakat. Sebab, negara adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan pokok bagi masyarakat. 

Suatu hal yang mustahil, manakala negara tidak bisa memenuhi kebutuhan rakyatnya. Padahal, negara memiliki sumber daya alam yang melimpah. Negara pun seharusnya memiliki wewenang dalam menentukan kebijakan terkait pengelolaan sumber daya alam yang ada. Di sisi lain, kelangkaan tabung dan gas oksigen di rumah sakit menjadi salah satu indikator bahwa pemerintah telah gagal menanggulangi wabah Covid-19 ini. 

Inilah potret buram penerapan sistem Kapitalisme-Sekularisme. Selamanya tidak akan pernah bisa mengantarkan masyarakat pada kehidupan yang penuh keberkahan. Justru, kerusakan demi kerusakan akan senantiasa menyertai saat menjalani kehidupan ini. 

Tinta sejarah telah menorehkan, betapa Islam terbukti telah mampu menyelesaikan kasus wabah pada masa Rasulullah. Begitu pula saat wabah melanda pada masa Khalifah Umar bin Khatta, semuanya bisa tertangani dengan baik. Selain jelasnya prosedur penangulangan wabah, Islam pun memliki seperangkat solusi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Seluruh pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan akan menjadi prioritas di dalam penyelenggaraan sistem pemerintah.

Pembiayaan berbagai kebutuhan pokok di atas bersumber dari pengelolaan sumber daya alam yang dikelola sepenuhnya oleh negara yang amanah. Kemudian, hasilnya dikembalikan untuk meriayah masyarakat. Sehingga sangatlah tidak mungkin, manakala syariat Islam diterapkan akan terjadi  kelangkaan gas dan tabung oksigen.

Oleh karenanya, sudah saatnya merapatkan barisan dalam perjuangan demi tegaknya kalimatullah di muka bumi ini melalui sebuah institusi Khilafah Islamiyah.

Wallahu a’lam bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak