Oleh: Triko
"Ajak industri ikut mendidik para mahasiswa sesuai dengan kurikulum industri, bukan kurikulum dosen, agar para mahasiswa memperoleh pengalaman yang berbeda dari pengalaman di dunia akademis semata," kata Jokowi dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia yang ditayangkan YouTube Universitas Gadjah Mada. (Sumber : Kompas.com, Selasa 27/7/2021 dengan judul Jokowi Minta Kampus Didik Mahasiswa dengan Kurikulum Industri, Bukan Dosen" ).
Pemerintah makin serius memastikan kurikulum kampus adalah kurikulum industri, bukan kurikulum berorientasi intelektual inovatif. Sekilas kurikulum industri ini akan terbayang bagus karena setelah setelah kuliah akan segera mendapatkan pekerjaaan sehingga tidak bingung lagi untuk mencari pekerjaan. Kurikulum intelektual inovatif di dunia perkampusan akan dihilangkan digantikan dengan kurikulum berbasis industri sehingga akan mengalihkan focus mahasiswa dari pendalaman ilmu yang nantinya juga akan menghilangkan pakar/ilmuwan.
Dengan daya intelektual yang lemah maka negara akan mudah dimasuki Negara penjajah dengan segala tipu daya mereka seperti diiming-iming atau janji diberi utang untuk modal sehingga dengan banyak hutang akan terjerat pada penjajah sampai Negara tidak bisa berbuat apa-apa sehingga dengan mdah penjajah akan mengeruk sumber daya alam dan sumber daya manusia mudah dimanfaatkan untuk korporasi mereka. Hal ini akan lebih menyuburkan system kapitalis karena yang bermodal dialah yang berkuasa.
Kapitalis tidak akan memberi celah untuk Negara jajahan bisa berkembang pesat yang akan menumbangkan kekuasaannya. Kapitalis (penjajah) tidak akan rela negara jajahannya berkembang pesat karena akan membahayakan karena semula kekayaan alam dari penjajah sangat mudah untuk dikeruk maka akan berbalik arah sehingga dapat menghancurkan negra penjajah. Oleh karena itu bagaimana caranya agar kapitalis tidak hancur di negeri penjajah salah satunya lewat pendidikan. Generasi penerus yang akan meneruskan bangsa berawal dari pendidikan maka di situlah dunia kampus yang akan membahayakan kekuasaannya maka digantilah kurikulum intelektual inovatif menjadi industri yang tentunya akan mencetak calon generasi instan yang akan menkerdilkan kekritisan dari generasi penerus sehingga hanya fokus untuk menyelesaikan disiplin ilmunya saja.
Di samping itu dari segi pendidikan di sekolah juga sudah mulai sedikit demi sedikit pelajaran agama mulai dihapus meski hanya sebagian seperti adanya khilafah sudah tidak diberikan dalam pelajaran agama. Mengapa? Karena hal ini akan membahayakan bagi Negara kapitalis yang bertujuan untuk menjauhkan masyarakat yang mayoritas muslim akan dijauhkan dari agamanya sendiri sehingga penjajah akan leluasa menancapkan ideologinya (kapitalis) untuk dapat dianut oleh negara yang dijajahnya. Hal ini akan menjadi ancaman jangka panjang bagi bangsa karena kehilangan Sumber Daya Manusia sebagi pakar ilmu yang menjadi sumber lahirnya maslahat bagi rakyat. Karena dengan kurikulum indsutri hanyalah didapati Sumber Daya Manusia sebagai operator mesin industri.