Islam Mewujudkan Kemerdekaan Hakiki




Oleh Salsabilla Al-Khoir
(Aktivis Muslimah)

Sorak euforia semakin menggema dengan berbagai slogan dihadirkan di tengah pandemi. Namun, tak banyak pula kesedihan melanda sebab kondisi pandemi nampak kurvanya belum melandai.

Sebagaimana telah dilansir oleh Detiknews.com (17/8/2021), HUT Ke-76 RI mengusung tema 'Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh'. Ada pesan optimisme di balik tema tersebut. "Indonesia Tangguh menghadapi berbagai krisis yang selama ini menempa," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono lewat pesan singkat, Kamis (17/6/2021).

Begitupula dilansir dari Merdeka.com (15/8/2021) bahwa Menteri Sekretaris Negara, Pratikno mengatakan, "Hentikan semua kegiatan dan aktivitas Saudara selama tiga menit saja pada tanggal 17 Agustus (2021) pukul 10 lewat 17 menit Waktu Indonesia Bagian Barat. Ambil sikap sempurna, berdiri tegak, untuk menghormati Peringatan Detik-Detik Proklamasi," katanya dalam video yang diunggah, Minggu(15/8).

Adanya seruan dan slogan yang dihadirkan saat memperingati kemerdekaan untuk rakyat apakah mampu menyelesaikan masalah kehidupan masyarakat saat ini terlebih di masa pandemi ? Tentu ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat. Terlebih dengan slogan yang dihadirkan sangat jauh dari keadaan hari in Di mana negeri saat ini kewalahan dalam mengatasi pandemi, ditambah lagi utang negeri yang semakin menumpuk, disisi lain SDA (sumber daya alam) negeri semakin di kuasai oleh asing, apalagi setelah lahirnya UU Omnibus law dan UU Minerba, ini membuat semakin meliberalisasi sumber daya alam negeri ini.

Sungguh begitu miris, keadaan hari ini semakin kritis, ditambah pandemi tak kunjung berhenti. Semestinya slogan tak hanya slogan, sebab kondisi hari ini real butuh solusi hakiki. Sedangkan berharap pada sistem harinya nampaknya nihil, sebab tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik. Semisal saja, bagaimana penanganan pandemi hari ini sudah menjadi bukti, kelemahan dari sistem kapitalisme sekuler, tidak mampu menghambat bahkan menyelesaikan pandemi. Namun yang ada nyawa masyarakat dikorbankan, di satu sisi ekonomi selalu menjadi orientasi, tapi bukan untuk kepentingan masyarakat sebab sudah dipastikan hasilnya hanya untuk para korporasi.

Sebab, sistem sekuler kapitalistik saat ini terbukti gagal wujudkan kemerdekaan hakiki dan hanya menghasilkan pertumbuhan semu serta kerapuhan sebuah bangsa menghadapi tantangan pandemi. Sebuah ironi di tengah besarnya SDM dan SDAE.

Inilah sebuah keniscayaan hidup jika sistem kapitalis sekuler, kebijakan-kebijakan atau aturan tidak akan berpihak pada masyarakat, tetapi hanya untuk para korporat (kapital) semata. Maka tak heran jika masyarakat semakin miskin, kerusakan sosial atau kriminalisasi semakin merajalela, dan pertumbuhan negeri tidak meningkat. Sebab, bangunan aturan yang diterapkan di kehidupan masih bertumpu pada sistem kapitalisme sekuler.

Begitu pula kemandirian dan ketangguhan negeri belumlah sepenuhnya mandiri, sebab di sektor ekonomi bahkan sektor pendidikan masih bergantung kepada asing.
Inilah keniscayaan jika negeri ini masih menerapkan sistem kapitalis sekuler. Maka akan susah untuk mandiri dan susah untuk tidak ada intervensi asing dalam berjalannya pemerintahan. Maka, dengan hal ini sudahkan semua benar-benar bebas (merdeka) saat ini?

Tentulah belum, sebab efek penerapan sistem kapitalis sekuler dalam kehidupan inilah yang menjadi biang kerok utama penyebab lahirnya aturan-aturan yang menyebabkan kerusakan-kerusakan terus ada serta berbagai problem kehidupan tidak tuntas.

Berbeda, jika sebuah negeri dibangun atas asas atau aturan yang sahih berasal langsung dari Allah Swt. maka sudah dipastikan segala problem kehidupan akan tuntas dan pastinya kehidupan akan menghadirkan kebaikan dan keberkahan.

Sebagaimana Allah Swt berfirman : “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan". (TQS. Al-Araf : 96).

Adapun Islam sebagai agama sekaligus ideologi yang melahirkan aturan-aturan sempurna mengatur problem kehidupan. Begitupula dalam persoalan apapun, Islam sangat detail menuntaskan, termasuk misalnya persoalan pandemi. Negara yang menerapkan syariah Islam akan menjadikan Islam sebagai asas dalam mengatur persoalan pandemi.

Negara akan melahirkan kebijakan-kebijakan sahih dan tentunya untuk menyelamatkan nyawa rakyat, sebab salah satu fungsi di terapkan syariah Islam ialah untuk hifdzun an-nafs (Menjaga Jiwa) Melindungi nyawa rakyat. Oleh karenanya, negara akan menjaga rakyatnya dengan meriayah (mengurusi) masyarakatnya.

Tak hanya persoalan pandemi, negara yang menerapkan syariah Islam secara menyeluruh di setiap aspek kehidupan, maka kemandirian dalam ekonomi dan keamanan pun akan mandiri. Negeri ini tidak akan lagi bergantung dalam pengelolaan ekonomi terlebih keutuhan keamanan dalam dan luar negeri agar tidak mudah di jajah dan tidak ada intervensi apapun dalam negara.

Begitupula SDM (sumber daya manusia) pun bukan hanya keahlian yang ditonjolkan atau ketangguhan namun ketakwaan dengan Iman yang kuat yang terus ditanamkan di setiap masyarakat negeri yang menerapkan sistem Islam. Maka, hal ini akan melahirkan masyarakat bertakwa, tangguh dan tentunya memberikan kontribusi yang berkualitas di negerinya.

Sebagaimana telah terbukti selama 1400 tahun lamanya, Negeri yang bersistem Islam menjadi mercusuar peradaban dunia. Masa keemasan dan kegemilangan yang membuat takjub orang-orang Brat masa tersebut telah menjadi bukti coretan sejarah bahwa negeri yang menerapkan sistem Islam akan merdeka, tumbuh dan tangguh.

Semisal di masa kekhilafahan masa Umar bin Al-Khattab ra, di saat pandemi, bahwa beliau memberikan solusi pandemi dengan menyandarkan pada syariah Islam dan mengikuti bagaimana pesan dari Nabi saw. dengan melakukan lockdown,  juga menjamin kebutuhan rakyat saat terkena wabah tersebut. Atas izin Allah Swt pandemi cepat terselesaikan.

Demikian pula, SDA (sumber daya alam) dikelola sesuai syariah Islam dan SDM (sumber daya manusia) didukung dengan meningkatkan keimanan dan memberikan pelatihan atau pembelajaran atau pendidikan gratis untuk mengasah kemampuan dan keahlian mereka.

Negeri ini sangat membutuhkan penerapan syariah Islam secara utuh dan sistemik untuk merdeka, tangguh dan tumbuh secara hakiki tidak semu, namun semua hal tersebut tidak akan bisa terwujudkan jika negeri ini mengadopsi sistem Islam ialah khilafah Islamiyyah, agar negeri ini bisa menjadi negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, menebarkan berkah dan kebaikan untuk seluruh alam. Bukankah kita merindukan negeri seperti ini?

Wallahu 'alam bishawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak