Benarkah Utang Menjadi Solusi Permasalahan Negeri?



Oleh Qonitaat Shalihah

 (Aktivis Dakwah Islam)


Saat masa pandemi tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga sektor ekonomi. Sebagaimana dilansir oleh Tempo.com (1/8/2021), Rektor Universitas Paramadina Didik Rachbini mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki masalah berat di masa pandemi ini. Ia menduga APBN dapat memicu krisis ekonomi. "Kalau dulu lewat nilai tukar, sekarang lewat APBN. Karena APBN-nya sangat berat," ujar Didik dalam webinar, Ahad, 1 Agustus 2021.


Karena krisis yang berkepanjangan saat ini, sulit nya melakukan akses di masa pandemi mengakibatkan sulitnya melakukan kegiatan untuk meningkatkan pendapat ekonomi. Alhasil krisis pun terjadi ekonomi yang merosot.


Hal ini membuat kebingungan para penguasa untuk meningkatkannya. Pada sistem kapitalis solusi yang bisa mereka gunakan yaitu dengan cara utang untuk menutupi kekurangan nya anggaran negara saat ini. 


Bisakah utang ini dijadikan solusi untuk meningkatkan APBN? Tentu saja tidak, karena negara kita yang sudah memiliki banyak utang akan menambah utang dan membuat negara kebingungan lagi nantinya untuk membayarnya, parahnya lagi utang ini memiliki bunga dan itu termasuk riba.


Utang yang dulu saja itu belum bisa dilunasi bahkan negara hanya bisa membayar bunganya saja. Begitu miris dengan melihat kondisi kita saat ini, kasus pandemi yang kini kian meningkat dan banyak rakyat juga kelaparan solusi yang tidak bisa terlihat apakah itu betul-betul solusi untuk menyelesaikan permasalahan umat saat ini. 


Negara ini bahkan bisa tergadaikan dengan negara asing yang memberikan pinjaman utang aset-aset negara bisa terjual satu demi satu untuk menutupi utang. Begitu buruk dampak apabila negara memiliki utang, seharusnya sudah cukup kita memiliki utang dan segara melunasinya. 


Negara yang kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusianya pun juga banyak. Namun sayang bukan negara yang mengelola semua kekayaan sumber daya yang dimilikinya semua itu malah dikelola asing bahkan pekerjanya pun juga dari warga asing. 


Rakyat sendiri kesusahan mencari lapangan pekerjaan dan persaingan yang begitu besar dalam dunia industri namun ternyata masih harus bersaing dengan para tenaga kerja asing.


Seharusnya apabila negara itu sendiri yang mengelola maka akan lebih banyak pendapatan yang mereka dapatkan dan membuka lapangan pekerjaan untuk rakyat. Semuanya akan dikembalikan kepada rakyat untuk kesejahteraan mereka. 


Begitulah sistem kapitalis memang tidak terlihat benar-benar mengurusi rakyat mereka hanya mementingkan para orang-orang kapital. Lalu bagaimanakah dengan sistem Islam dalam menyelesaikan permasalahan ini? 


Pada sistem Islam semua anggaran pendapatan negara akan disimpan dalam baitul maal, semua akan dikelola dengan baik. Penghasilan yang di dapat adalah dari pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki negara yang dikelola oleh negara itu sendiri tanpa bantuan para asing maupun orang-orang yang hanya perkaya diri nya sendiri, dan jika memang ada krisis yang benar-benar terjadi pada ekonomi di dalam negara Islam (daulah Islam). 


Maka, solusinya bukan utang, tapi mengumpulkan semua anggaran yang dimiliki negara. Mereka akan mengambil pajak tapi pajak ini hanya diambil dari mereka yang benar-benar memiliki kecukupan harta bagi yang tidak maka tidak akan dikenakan pajak, dan pajak ini tidak diambil secara terus menerus tapi hanya kebutuhan mendesak saja. 


Negara yang dapat mengelola sumber daya yang mereka miliki dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam maka mereka tidak akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah dan bahkan akan dengan sangat mudah terselesaikan. 


Karena mereka memahami bahwa hanya Allah Swt. yang mengetahui apa yang kita butuh kan dan batas kadar yang harus kita gunakan sehingga tidak ada yang namanya banyak nya kemiskinan dan hanya memperkaya orang-orang tertentu. 


Demikianlah gambaran sistem Islam ketika diterapkan dalam kehidupan nyatanya betul-betul mereka melaksanakan kehidupan ini dengan atas perintah Allah Swt. dan mencontoh sebagaimana kepemimpinan Rasulullah saw. dan para sahabat. Dengan menyandarkan segala sesuatunya kepada syariat Islam dan menerapkannya secara kafah. Hal itu hanya bisa didapatkan yaitu dengan sistem Islam saja. Wallahu a'am bishawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak